43
6. Tidak  mewajibkan  fasilitas  kesehatan  milik  pemerintah  atau  swasta  untuk
bekerjasama dengan BPJS.  Secara hukum kerjasama dimaksud menghendaki adanya kesepakatan diantara para pihak Pasal 23 ayat 1.
7. Ketentuan mengenai unit pengendali mutu dan penanganan pengaduan peserta
diatur dalam Peraturan BPJS Pasal 48.
Tolak  ukur  dikatakan  bahwa  SJSN  telah  berhasil  dilaksanakan  BJPS  dilihat dari jumlah orang yang dijamin. BPJS merencanakan pada tahun 2014 terdapat 70
masyarakat  Indonesia  ikut  dalam  program  SJSN.  Target  lebih  tinggi  yang dicanangkan  oleh  BPJS  lagi  pada  tahun  2017  terdapat  90  lebih  rakyat  Indonesia
sudah  mengikuti  program  SJSN.  Walaupun  dalam  pelaksanaannya  oleh  pemerintah dilakukan secara bertahap hingga tahun 2019 ditargetkan seluruh warga di Indonesia
masuk SJSN. Keberhasilan ini menjadi tanggung jawab bersama bagi seluruh lapisan masyarakat.
2.7  Jaminan Kesehatan Nasional JKN
Menurut  Naskah  Akademik  SJSN,  Program  Jaminan  Kesehatan  Nasional adalah suatu program  pemerintah dan masyarakatrakyat  dengan tujuan memberikan
kepastian  jaminan  kesehatan  yang  menyeluruh  bagi  setiap  rakyat  Indonesia  agar penduduk  Indonesia  dapat  hidup  sehat,  produktif,  dan  sejahtera.  JKN  melibatkan
delapan  kementerian  dan  lembaga  dalam  pelaksanaannya  dan  dikelola  oleh  BPJS Kesehatan.  Tujuan  penyelenggaraan  JKN  ini  adalah  untuk  memberikan  manfaat
Universitas Sumatera Utara
44
pemeliharaan  kesehatan  dan  perlindungan  akan  pemenuhan  kebutuhan  dasar kesehatan UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 19 ayat 2.
JKN  ini  diselenggarakan  secara  nasional  berdasarkan  prinsip  asuransi  sosial dan  prinsip  ekuitas  seperti  yang  ada  pada  UU  No.  40  Tahun  2004  Pasal  19  ayat  1
seperti berikut ini.
1. Prinsip asuransi sosial meliputi:
a. Kegotongroyongan  antara peserta kaya dan miskin,  yang sehat dan sakit,
yang tua dan muda, serta yang beresiko tinggi dan rendah, b.
Kepesertaan bersifat wajib dan tidak selektif, c.
Iuran  berdasarkan  persentase  upahpenghasilan  untuk  peserta  penerima upah  atau  suatu  jumlah  nominal  tertentu  untuk  peserta  yang  tidak
menerima upah, d.
Dikelola  dengan  prinsip  nirlaba,  artinya  pengelolaan  dana  digunakan sebesar-besarnya  untuk  kepentingan  peserta  dan  setiap  surplus  akan
disimpan  sebagai  dana  cadangan  dan  untuk  peningkatan  manfaat  dan kualitas layanan.
2. Prinsip  ekuitas  yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan
kebutuhan  medis  yang  tidak  terkait  dengan  besaran  iuran  yang  telah dibayarkan.  Prinsip  ini  diwujudkan  dengan  pembayaran  iuran  sebesar
prosentase  tertentu  dari  upah  bagi  yang  memiliki  penghasilan  Pasal  17  ayat
Universitas Sumatera Utara
45
1 dan pemerintah membayarkan iuran bagi mereka yang tidak mampu Pasal 17 ayat 4.
Cara menjadi peserta JKN adalah:
1. Pekerja didaftarkan oleh perusahaannya ke BPJS,
2. Mendaftarkan  diri  secara  individu  atau  kelompok  bagi  non-penerima  upah
seperti tukang becak, sopir, dan yang lain, dan 3.
Menjadi  Penerima  Bantuan  Iuran  PBI  bagi  fakir  miskin,  cacat  total,  dan tidak mampu.
Pada prinsipnya, Penerima Bantuan Iuran bagi  yang tidak mampu membayar iuran,  maka  iuran  tersebut  dibayar  pemerintah.  Para  penerima  tersebut  akan
menerima  iuran  sebesar  Rp19.225,-  per  orang  per  bulan.  Peserta  PBI  ini  ditetapkan sendiri  oleh  pemerintah  yang  bagaimana  dikatakan  fakir  miskin  dan  tidak  mampu.
Mereka tidak mendaftarkan dirinya sendiri jadi peserta PBI.
Jaminan  Kesehatan  Nasional  memberikan  manfaat  jaminan  kesehatan  bagi perorangan  dan  menjamin  pelayanan  anggota  keluarga  lainnya.  Manfaat  jaminan
kesehatan  yang  bersifat  pelayanan  kesehatan  perorangan  mencakup  pengobatan hingga  bahan  medis  sesuai  kebutuhan  medis  yang  diperlukan.  Manfaat  Jaminan
Kesehatan Nasional ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
46
1. Peserta JKN mendapat jaminan kesehatan mulai fasilitas primer, sekunder,
hingga  tersier,  baik  milik  pemerintah  ataupun  swasta  yang  bekerja  sama dengan BPJS,
2. Menjamin kesehatan medis mulai dari administrasi pelayanan, pemeriksaan,
pengobatan,  dan  konsultasi  medis  seseorang  sampai  non-medis  seperti akomodasi dan ambulan,
3. Melayani tindakan medis non spesialistik yang bersifat operatif ataupun non-
operatif, lalu pelayanan transfusi darah sesuai kebutuhan medis, 4.
Jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan mencakup pelayanan  peningkatan  kesehatan  promotif  dan  pencegahan  penyakit
preventif  yang  meliputi  pemberian  pelayanan,  penyuluhan  kesehatan perorangan,  imunisasi  dasar,  keluarga  berencana,  dan  skrining  kesehatan;
juga mencakup pelayanan pengobatan kuratif dan pemulihan rehabilitatif yang  meliputi  pemeriksaan  penunjang  diagnostik  laboratorium  tingkat
pertama dan pelayanan rawat inap tingkat pertama sesuai keluhan penyakit. Pelayanan  ini  menggunakan  teknik  layanan  terkendali  mutu  dan  biaya
managed care UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 22 ayat 1,2, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26.
Cara  pendaftaran  jadi  peserta  JKN  bagi  peserta  mandiri  adalah  dengan  cara mendatangi  kantor  BPJS.  Peserta  mengisi  formulir  pendaftaran  dan  menyerahkan
photocopy  KTP,  photocopy  kartu  keluarga,  dan  pas  foto  berwarna  berukuran  3x4 sebanyak  dua  lembar.  Setelah  itu,  peserta  akan  mendapat  nomor  pendaftaran,
Universitas Sumatera Utara
47
kemudian  peserta  melakukan  pembayaran  di  Kantor  Pos,  atau  ATM,  atau  bisa  juga menyetor tunai di bank yang telah ditunjuk BPJS. Setelah selesai semuanya, peserta
dapat mengambil kartu anggota Jaminan Kesehatan Nasional.
Tempat pendaftaran kepesertaan JKN di Sumatera Utara sendiri ada sebanyak lima tempat, antara lain:
1. Medan
: Jl. Karya No.135 Medan 2.
Kabanjahe : Jl. Letnan Rata Perangin-angin No.14 A, Kabanjahe
3. Pematangsiantar  : Jl. Perintis Kemerdekaan No.7, Pematang Siantar
4. Padang Sidempuan : Jl. SM. RajaRaja Ina Siregar Km 5,7
5. Sibolga
: Jl. dr. F. L. Tobing No.5, Sibolga
Awal pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional JKN pada tanggal 1 Januari 2014,  telah  ada  sebanyak  121,6  juta  orang  sebagai  peserta  JKN.  Peserta  JKN  ini
terdiri  dari  peserta  asuransi  kesehatan  sosial  PT  Askes  Pegawai  Negeri  SipilPNS dan  pensiunan  beserta  keluarga,  serta  anggota  dan  pensiunan  TNI-Polri  dan
keluarga;  peserta  jaminan  kesehatan  dari  Jamsostek;  serta  penduduk  miskin  yang tercakup  dalam  Jamkesmas  yang  kemudian  menjadi  Penerima  Bantuan  Iuran  PBI.
Semua BUMN juga telah mendaftarkan pegawainya untuk menjadi peserta JKN. Pelayanan  kesehatan  yang  diberikan  dan  dijamin  oleh  BPJS  Kesehatan
melalui JKN  seperti  dikutip  dari  Koran  Kompas  pada  edisi  “Cukup  Banyak  Klinik dan RS Berpartisipasi” yang sumbernya dari Kementerian Kesehatan adalah:
Universitas Sumatera Utara
48
a. Pelayanan  kesehatan  tingkat  pertamadasar,  yakni  pelayanan  kesehatan  non-
spesialistik 1.
Pelayanan promotif dan preventif. 2.
Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis. 3.
Tindakan medis non-spesialistik, baik operatif maupun non-operatif. 4.
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. 5.
Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis. 6.
Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama. 7.
Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis. b.
Pelayanan kesehatan tingkat dualanjutan i.
Pelayanan kesehatan yang mencakup 1.
Pemeriksaan,  pengobatanm  dan  konsultasi  spesialistik  oleh  dokter spesialis dan sub-spesialis.
2. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis.
3. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
4. Pelayanan alat kesehatan implan.
5. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis.
6. Rehabilitasi medis.
7. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis.
8. Pelayanan kedokteran forensik.
9. Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan.
ii. Rawat inap yang mencakup
1. Perawatan non-intensif.
Universitas Sumatera Utara
49
2. Perawatan inap di ruang intensif.
Sedangkan  pelayanan  kesehatan  yang  tidak  dijamin  oleh  BPJS  Kesehatan melalui JKN adalah:
1. Pelayanan  kesehatan  yang  dilakukan  melalui  prosedur  sebagaimana  diatur
dalam peraturan yang berlaku. 2.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali kasus gawat darurat.
3. Pelayanan  kesehatan  yang  telah  dijamin  oleh  program  jaminan  kecelakaan
kerja  terhadap  penyakit  atau  cedera  akibat  kecelakaan  kerja  atau  hubungan kerja.
4. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
5. Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik danatau estetik.
6. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas memperoleh keturunan.
7. Pelayanan meratakan gigi ortodonsi.
8. Gangguan kesehatanpenyakit akibat ketergantungan obat danatau alkohol.
9. Gangguan  kesehatan  akibat  sengaja  menyakiti  diri  sendiri,  atau  akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri. 10.
Pengobatan  komplementer,  alternatif,  dan  tradisional,  termasuk  akupuntur, sinse,  chiropratic,  yang  belum  dinyatakan  efektif  berdasarkan  penilaian
teknologi kesehatan health technology assessment. 11.
Pengobatan  dan  tindakan  medis  yang  dikategorikan  sebagai  percobaan eksperimen.
Universitas Sumatera Utara
50
12. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu.
13. Perbekalan kesehatan rumah tangga.
14. Pelayanan kesehatan akibat bencana, pada masa tanggap darurat, kejadian luar
biasawabah. 15.
Biaya  pelayanan  lainnya  yang  tidak  ada  hubungan  dengan  manfaat  jaminan kesehatan yang diberikan.
2.8  Persepsi Masyarakat 2.8.1  Pengertian Persepsi