Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 5. Hubungan antara nilai presentase dengan tafsiran Persentase Tafsiran Tidak ada 1-25 Sebagian kecil 26-49 Hampir separuhnya 50 Separuhnya 51-75 Sebagian besar 76-99 Hampir seluruhnya 100 Seluruhnya 2. Pengolahan skor jawaban siswa yang diperoleh dari data angket Analisis data angket dilakukan dengan cara berikut: a. Memberikan skor untuk setiap nomor sesuai kriteria berikut ini: 1 Pilihan jawaban “Ya” diberi skor 1 2 Pilihan jawaban “Tidak” diberi skor 0 b. Menjumlahkan skor yang diperoleh dari jawaban seluruh siswa pada setiap pertanyaan c. Menentukan persentase jawaban dari skor yang didapat pada setiap pertanyaan dengan menggunakan persamaan menurut Sudjana dalam Surya 2010 ∑ 100 Keterangan: X in = Persentase jawaban angket-i ∑S = Jumlah skor jawaban S maks = Skor maksimum yang diharapkan d. Menafsirkan persentase angket secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran Koentjaraningrat 1990 pada Tabel 5.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian mengenai penerapan model problem solving pada materi asam-basa, dapat disimpulkan bahwa: 1. Keterampilan siswa dalam memprediksi, hampir separuh siswa berkriteria sangat baik, dan sebagian besar memiliki kriteria baik untuk kelompok tinggi, hampir seluruh siswa berkriteria baik dan sebagian kecil memiliki kriteria sangat baik, cukup dan kurang untuk kelompok sedang, sebagian besar siswa berkriteria baik dan sebagian kecil berkriteria sangat baik, cukup serta kurang untuk kelompok rendah. 2. Keterampilan siswa dalam mengkomunikasikan, seluruh siswa berkriteria sangat baik untuk kelompok tinggi, hampir seluruh siswa berkriteria sangat baik dan sebagian kecil berkriteria baik untuk kelompok sedang, hampir seluruh siswa berkriteria sangat baik dan sebagian kecil berkriteria baik untuk kelompok rendah.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa: 1. Pembelajaran problem solving sebaiknya diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi asam basa karena dapat membuat siswa menjadi aktif dan dapat melatih keterampilan prediksi dan mengkomunikasikan siswa. 2. Agar penerapan pembelajaran problem solving berjalan maksimal, sebaiknya guru lebih memperhatikan pengelolaan waktu. 3. Bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian yang sama, sebaiknya sebelum melakukan penelitian lakukanlah uji validitas dan reabilitas terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian serta melakukan pretest ter- lebih dahulu dan hasilnya digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok tinggi, sedang, dan rendah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2004. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. .. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Basori, H. 2011. Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving pada Pembelajaran Konsep Cahaya untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Volum 5, Nomor 3, 3 November 2011. SPs-UPI Bandung. Bandung. Corebima, A.D. 2006. Keterampilan Proses: Pemberdayaan dan Asesmen. Makalah disajikan dalam Workshop bagi Mahasiswa dan Guru Pelaksana PTK A2 di Batu, Malang, 24 Juni 2006. Di akses tanggal 12 April 2013 dari http:phisiceducation09.blogspot.com201301pengaruh-strategi-think-pair- share-tps. Craswell, J.W. 1997. Research Design Qualitative Quantitative Approaches. Thousand Oaks-London-New. New Delhi. Sage Publications. Dahar, R.W. 1996. Teori – teori Belajar. Erlangga. Jakarta. Depdiknas. 2008. Rambu – Rambu Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar PPKHB. Depdiknas. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. . 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, B.S. dan A. Zein. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI Bandung. Bandung.