Batasan-Batasan Lanjut Usia Karakteristik Lansia Perubahan-Perubahan pada Lansia

Keberadaan lansia di tandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif. Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat di hindari, berjalan secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan memengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Menjadi tua di tandai dengan adanya kemunduran biologis terlihat sebagai gejala - gejala kemunduran fisik. Usia lansia dapat di katakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar lansia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi lansia yang berguna dan bahagia Rosidawati 2008. Soekidjo, 2007 mengatakan lansia adalah tergantung pada kerangka pada pandang setiap pandang individu . Sedangkan menurut WHO lansia adalah tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak di pisah - pisahkan. Dari beberapa pengertian di atas belum ada kesepakatan siapa di sebut golongan lansia ,tapi seseorang yang telah berumur 60 tahun sering di katakan telah lansia

2.3.2. Batasan-Batasan Lanjut Usia

Menurut Rosidawati 2008, klasifikasi lansia di bagi dalam lima bagian antara lain: a. Pralansia Prasenilis adalah seseorang yang berusia antara 45- 59 tahun b. Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih Universitas Sumatera Utara c. Lansia risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebihseseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. d. Lansia Potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa. e. Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain . Lanjut usia menurut Koesoemato Setyonegoro terdiri dari 3 kategori, yaitu young old 70 – 75 tahun, old 75 – 80 tahun dan very old di atas 80 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia WHO merumuskan batasan lanjut usia sebagai berikut: a. Usia pertengahan middle age yaitu antara usia 45 – 59 tahun b. Lanjut usia elderly yaitu antara usia 60 – 74 tahun c. Lanjut usia tua old yaitu antara usia 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua very old yaitu di atas usia 90 tahun Nugroho, 2000.

2.3.3. Karakteristik Lansia

Menurut Bustam, 2007, lansia memiliki karakteristik untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia adalah: a. Jenis kelamin ; lansia lebih banyak pada wanita, terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki dan wanita. a. Status perkawinan; status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda duda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis, Universitas Sumatera Utara b. Living arrangement; misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama istri, anak atau keluarga lainya c. Kondisi kesehatan d. Keadaan ekonomi

2.3.4. Perubahan-Perubahan pada Lansia

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diterima Constantinides, 1994 dan Nugroho, 2000. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus berlanjut secara alami. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi proses berkurangnnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh Nugroho, 2000. Bagi sebagian besar orang, proses menua adalah suatu proses perubahan klinikal yang didasarkan pengalaman dan observasi yang didevenisikan dengan: 1 penuaan pada kemikal dengan manifestasi perubahan struktural kristal atau pada makromulekuler, 2. Penuaan ekstraseluler dengan manifestasi progresif pada jaringan kolagen dan jaringan elastic atau kekurangan amiloid, 3. Penuaan intraseluler dengan manifestasi perubahan komponen sel normal atau akumulasi pesubstansi dan 4. Penuan pada organisme dalam Gilchrest,1998. Pada lansia sering terjadi komplikasi penyakit atau multiple penyakit. Hal ini di pengaruhi beberapa faktor, terutama oleh perubahan-perubahan dalam diri Universitas Sumatera Utara lansia tersebut secara fisiologis. Lansia akan lebih sensitif teradap penyakit seperti terhadap nyeri, temperatur, dan penyakit berkemih Hodkinson, 1982. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut: a. Perubahan fisik meliputi perubahan pada sel, sitem pernapasan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sitem pengaturan temperature suhu, sistem pencernaan, site genitourinaria, sistem endokrin, sistem kulit dan sistem muskoluskletal. Perubahan yang terjadi pada bentuk dan fungsi masing-masing Nugroho, 2000. b. Perubahan-perubahan mental pada lansia berkaitan dengan 2 hal yaitu kenangan dan intelegensia. Lansia akan mengingat kenangan masa terdahulu namun sering lupa pada masa yang baru, sedangkan intelegensia tidak berubah namun terjadi perubahan dalam daya membayangkan Nugroho, 2000. c. Perubahan psikososial: pada masa pensiunan, lansia akan mengalami kehilangan financial, kehilangan status, kehingan teman dan kehilangan pekerjaan, kemudian akan mersakan atau sadar terhadap kematian, perubahan cara hidup ; penyakit kronis dan ketidakmampuan, serta kehilangan kekuatan dan ketegapan fisik yaitu perubahan terhadap konsep diri dan gambaran diri. Nugroho, 2000. d. Perkembangan spiritual: agama dan kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupannya Maslow, 1970 dalam Nugroho,2000. e. Perubahan minat: terdapat hubungan yang erat antara jumlah keinginan dan minat orang pada seluruh tingkat usia dan keberhasilan penyesuaian mereka. Keinginan tertentu mungkin dianggap sebagai tipe keinginan berusia lanjut Universitas Sumatera Utara yang pada umumnya antara lain: keinginan dan minat pribadi, minat untuk berkreasi keinginan social, keinginan yang bersifat keagamaandan keinginan untuk mati Hurlock, 1999.

2.3.5. Permasalahan Umum Kesehatan Lansia

Dokumen yang terkait

Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

0 42 73

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Lansia Tentang Pemanfaatan Posyandu Lansia Dalam Menunjang Status Gizi Di Puskesmas Petisah Medan Tahun 2009

8 105 87

Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun 2014

0 8 113

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kartasura.

0 2 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TENTANG NYERI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KUSUMA DESA PALUR MOJOLABAN SUKOHARJO.

0 0 8

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DALAM PEMBERIAN PELAYANAN DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAUMAN NGAWI.

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA TERHADAP PEMANFAATAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Keaktifan Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Desa Windan Makamhaji Kartasura.

0 0 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Keaktifan Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Desa Windan Makamhaji Kartasura.

1 2 9

METODOLOGI PENELITIAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Keaktifan Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Desa Windan Makamhaji Kartasura.

1 2 11

Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

0 0 17