Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan

(1)

PENGETAHUAN

DAN

SIKAP

LANSIA

TENTANG

PEMANFAATAN

PELAYANAN

POSYANDU

LANSIA

DI

KELURAHAN

PASAR

TELUK

DALAM

KABUPATEN

NIAS

SELATAN

SKRIPSI

Oleh

NoperiusTelaumbanua 081121032

FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS

SUMATERA

UTARA


(2)

(3)

(4)

Judul :PengetahuandanSikapLansiaTentangPemanfaatan PelayananPosyanduLansiadiKelurahanPasarTeluk DalamKabupatenNiasSelatan

Nama : NoperiusTelaumbanua

Nim : 081121032

Jurusan : SarjanaKeperawatan(S.Kep) Tahunakademik : 2011/2012

Abstrak

Program pelayanan posyandu lanjut usia adalah sebuah program yang ditetapkanolehpemerintahuntukmeningkatkankesehatanlansiadimasyarakat yang dijalankan oleh puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuandansikaplansiatentangpemanfaatanpelayananposyandulansiadi KelurahanPasarTeluk DalamKabupatenNiasSelatan.Jenispenelitianiniadalah

surveyyangbersifatdeskriptif.PopulasiadalahseluruhlansiadiKelurahanPasar Teluk Dalam. Sampel sebanyak 85 responden yang dipilih secara Purposive

Sampling.Pengumpulandatadilakukanpada14Desember2011sampaidengan 03Januari2012denganmengunakankuesioneryangterdiridaritigabagianyaitu yangpertamamengenaidatademografi,bagiankeduapengetahuanlansiatentang pemanfaatanpelayananposyandulansiadanbagianketigasikaplansiatentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Dari analis data diketahui bahwa 58 orang(68,2%)respondenmemilikitingkatpengetahuancukup,19orang(22,4%) responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 8 orang (9,4%) responden memilikitingkatpengetahuankurangserta55orang(64,7%)respondenmemiliki sikap positif dan 30 orang (35,3%) responden memiliki sikap yang negatif tentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Disarankan kepada Kepada petugaspuskesmasuntuktetapmempertahankanprogramposyandulansiadan memberikan penyuluhan kesehatan serta mensosialisasikan keberadaan dan manfaatpelayananposyandulansia,kepadakaderdankepalalingkunganlebih berperan aktif dalam mengimbau masyarakat khususnya lansia agar tetap mengikutikegiatanposyandulansia,danjugadiharapkanuntukkepadaanggota keluargaagarmendampingilansiamengikutisetiapkegiatanposyandulansia.


(5)

PRAKATA

PujidansyukurpenulisucapkankepadaTuhanYang MahaEsayangtelah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsiiniyangberjudul“PengetahuandanSikapLansiaTentangPemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansiadi Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan”sebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikanpendidikandiFakultas KeperawatanUniversitasSumateraUtara.

Selama proses penulisan Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempataninipenulismengucapkanbanyakterimakasihkepadaberbagaipihak, yaitu:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan UniversitasSumateraUtara.

2. IbuErniyati,SKp,MNSselakuPembantuDekanIFakultasKeperawatan UniversitasSumateraUtara.

3. BapakIsmayadi,S.Kep,Ns.selakudosenpembimbingyangtelahbanyak meluangkan waktu, masukan, arahan dan motivasi yang berharga bagi penulisdalammenyelesaikanskripsiini.

4. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis


(6)

5. BapakIwanRusdi,S.Kp,MNSyangtelahbanyakmemberikannasehat danbimbingankepadapenulisselakudosenpengujiI

6. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep yang telah banyak memberikannasehatdanbimbingankepadapenulisselakudosenpenguji II

7. Bapak Jefri Irmanda, SKM dan Ibu Feryana Harahap, SE yang telah banyakmembantupenulisdalambidangadministrasiakademikberserta pegawailainnya.

8. Seluruhstafpengajaryangtelahbanyakmemberikanilmukepadapenulis 9. Kedua orang tua yang di banggakan dan dicintai penulis, Bapak

S.Telaumbanua dan Ibu R.Ge’e yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan materi, nasehat, doa dan motivasi yang diberikan selamapenulismenjalankankewajibandalammenuntutilmu.

10.Buatabangdanadekpenulis(Erwin,Mulia,Elmoris,Putri,Teguh dan Afdol) dan seluruh keluarga yang telah membantu penulis baik secara morilmaupunmateri.

11.Teman-temansatuangkatan(Naomi,Lasma,Rohaya,Nanda,Shanti,Fitri, Ula)danteman-temanlainyangnamanyatidakbisadisebutsatupersatu yang telah banyak membantu, memberikan dorongan dan persahabatan selamadiFakultasKeperawatanUSU.

12.Semuapihakyangdalamkesempataninitidakdapatdisebutkannamanya satu persatu yang telah banyak membantu penulis baik dalam penyelesaikanproposalini


(7)

Dalampenulisanskripsiinimasihbanyakkekuranganuntukitupenulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dalam memberikaninformasidibidangkesehatanterutamaKeperawatandanmasyarakat, khususnyabagipenelitianselanjutnya.

Medan, Februari 2012


(8)

DAFTARISI

Hal

LEMBARPERSETUJUAN……… i

ABSTRAK………. ii

PRAKATA………. iii

DAFTARISI……….. vi

DAFTARSKEMA……… ix

DAFTARTABEL………..……… x

BAB1. PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latarbelakang……… 1

1.2 PertanyaanPenelitian………. 4

1.3 TujuanPenelitian……… 5

1.4 ManfaatPenelitian……….. 5

BAB2. TINJAUANPUSTAKA………. 7

2.1 Pengetahuan………... 7

2.2.1 DefenisiPengetahuan………. 7

2.2.2 TingakatanPengetahuan……… 8

2.2.3 Faktor-FaktorYang MempengaruhiPengetahuan…. 9 2.2 Sikap……… 11

2.3.1 DefenisiSikap………. 11

2.3.2 KomponenPokokSikap………. 12

2.3.3 TingakatanSikap……… 13

2.3.4 Faktor-FaktorYang MempengaruhiSikap………….. 14

2.3 KonsepLansia……… 16

2.3.1 Defenisilansia……… 16

2.3.2 Batasan-BatasanLanjutUsia………. 17

2.3.3 KarakteristikLansia……… 18

2.3.4 Perubahan-PerubahanpadaLansia………. 19


(9)

2.4 KonsepPosyandulansia……… 23

2.4.1 DefenisiPosyanduLansia……….. 23

2.4.2 DasarHukum……….. 24

2.4.3 ProsesPembentukan……… 24

2.4.4 LokasiPosyandu………. 25

2.4.5 Tujuan PosyanduLansia………. 26

2.4.6 SasaranPosyanduLansia……… 26

2.4.7 IndikatorKeberhasilanPosyanduLansia……… 26

2.4.8 MekanismePelayanan PosyanduLansia……… 27

2.4.9 Bentukpelayananposyandulansia……… 28

BAB3.KERANGKAPENELITIAN……… 31

3.1 KerangkaPenelitian……… 31

3.2 DefenisiOperasional……….. 32

BAB4.METODEPENELITIAN ………. 34

4.1 DesainPenelitian……… 34

4.2 PopulasidanSampel……… 34

4.3.1 PopulasiPenelitian………. 34

4.3.2 SampelPenelitian ……….. 34

4.3 LokasidanWaktuPenelitian……….. 36

4.4 PertimbanganEtik……….. 36

4.5 InstrumenPenelitian……… 37

4.5.1 KuesionerDataDemografi………. 37

4.5.2 KuesionerPengetahuan……… 37

4.5.3 KuesionerSikap……….. 38

4.6 UjiValiditasdanUiReliabilitas……… 39

4.6.1 UjiValiditas……… 39

4.6.2 UjiReliabilitas……… 40

4.7 PengumpulanData………. 40

4.8 AnalisaData………... 41

BAB5.HASILDANPEMBAHASAN……… 42

5.1 HasilPenelitian………..……….. 42

5.1.1 DataDemograf………. 42 5.1.2 PengetahuanLansiaTentangpemanfaatan


(10)

PelayananPosyandulansia……….. 43

5.1.3 SikapLansiaTentangpemanfaatan PelayananPosyandulansia……….. 46

5.2 Pembahasan………. 49

5.2.1 PengetahuanLansiaTentangpemanfaatan PelayananPosyandulansia……….. 49

5.2.2 SikapLansiaTentangpemanfaatan PelayananPosyandulansia……….. 51

BAB6.KESIMPULANDANSARAN……….. 56

6.1 Kesimpulan………. 56

6.2 Saran……… 57

DAFTARPUSTAKA DAFTARLAMPIRAN

1. LembarPersetujuanMenjadiResponden 2. InstrumentPenelitian

3. UjiReliabilitasPengetahuanLansiaTentangPemanfaatanPelayanan Posyandulansia

4. UjiReliabilitasSikapLansiaTentangPemanfaatanPelayananPosyandu lansia

5. Crosstabs

6. SuratIzinPenelitiandariF.K EP.USU

7. SuratKeteranganPenelitiandariKelurahanPasarTeluk DalamKabupaten NiasSelatan

8. SuratKeteranganPenelitiandariPuskesmas PlusTeluk DalamKabupaten NiasSelatan


(11)

DAFTARSKEMA

Hal Skema 3.1.Kerangkakonsep pengetahauandansikaplansia tentang


(12)

DAFTARTABEL

Hal Tabel3.1. Kerangka operasional Pengetahuan dan Sikap Lansia

tentangpemanfaatanposyandulansia………. 33 Tabel5.1. Distribusi frekuensi karakteristik data demografi lansia

diKelurahanPasarTeluk DalamKabupatenNiasSelatan……. 42 Table5.2 Distribusi pengetahuan responden tentang pemanfaatan

posyandu lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam KabupatenNiasSelatan……….. 44 Table5.3. Distribusi kuesioner pengetahuan responden tentang

pemanfaatan posyandu lansia di Kelurahan Pasar Teluk

DalamKabupatenNiasSelatan……….. 44 Tabel5.4. Distribusi sikap responden tentang pemanfaatan pelayanan

posyandu lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam KabupatenNiasSelatan……….. 46 Tabel5.5. Distribusi kuesioner sikap responden tentang pemanfaatan

pelayananposyandulansiadiKelurahanPasarTelukDalam


(13)

Judul :PengetahuandanSikapLansiaTentangPemanfaatan PelayananPosyanduLansiadiKelurahanPasarTeluk DalamKabupatenNiasSelatan

Nama : NoperiusTelaumbanua

Nim : 081121032

Jurusan : SarjanaKeperawatan(S.Kep) Tahunakademik : 2011/2012

Abstrak

Program pelayanan posyandu lanjut usia adalah sebuah program yang ditetapkanolehpemerintahuntukmeningkatkankesehatanlansiadimasyarakat yang dijalankan oleh puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuandansikaplansiatentangpemanfaatanpelayananposyandulansiadi KelurahanPasarTeluk DalamKabupatenNiasSelatan.Jenispenelitianiniadalah

surveyyangbersifatdeskriptif.PopulasiadalahseluruhlansiadiKelurahanPasar Teluk Dalam. Sampel sebanyak 85 responden yang dipilih secara Purposive

Sampling.Pengumpulandatadilakukanpada14Desember2011sampaidengan 03Januari2012denganmengunakankuesioneryangterdiridaritigabagianyaitu yangpertamamengenaidatademografi,bagiankeduapengetahuanlansiatentang pemanfaatanpelayananposyandulansiadanbagianketigasikaplansiatentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Dari analis data diketahui bahwa 58 orang(68,2%)respondenmemilikitingkatpengetahuancukup,19orang(22,4%) responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 8 orang (9,4%) responden memilikitingkatpengetahuankurangserta55orang(64,7%)respondenmemiliki sikap positif dan 30 orang (35,3%) responden memiliki sikap yang negatif tentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Disarankan kepada Kepada petugaspuskesmasuntuktetapmempertahankanprogramposyandulansiadan memberikan penyuluhan kesehatan serta mensosialisasikan keberadaan dan manfaatpelayananposyandulansia,kepadakaderdankepalalingkunganlebih berperan aktif dalam mengimbau masyarakat khususnya lansia agar tetap mengikutikegiatanposyandulansia,danjugadiharapkanuntukkepadaanggota keluargaagarmendampingilansiamengikutisetiapkegiatanposyandulansia.


(14)

BAB1 PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang

Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu pemerintahtelahmerumuskanberbagaikebijakanpelayanankesehatanusialanjut ditujukanuntukmeningkatkanderajatkesehatandanmutukehidupanlansiauntuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakatsesuaidengankeberadaannya.Sebagaiwujudnyatapelayanansosial dan kesehatanpadakelompok usialanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayananpadalansiamelaluibeberapajenjang(Erfandi,2008).

Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatantingkatlanjutanadalahRumahSakit.PelayananPosyandulansiaadalah pospelayananterpaduuntukmasyarakatusialanjutdisuatuwilayahtertentuyang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannyamelaluiprogramPuskesmasdenganmelibatkanperanserta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya(Erfandi,2008).

PelayananPosyanduLansiainiberbedadenganposyandubalitayang terdapatsistem5meja,pelayananyangdiselenggarakandalamposyandulansia


(15)

tergantungpadamekanismedankebijakanpelayanankesehatandisuatuwilayah kabupatenmaupunkotapenyelenggara.Adayangmenyelenggarakanposyandu lansiasistem5mejasepertiposyandubalita,adajugahanyamenggunakansistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut Meja I : sebagai tempat pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan,MejaII:Melakukanpencatatanberatbadan,tinggibadan,indeksmassa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasusjugadilakukandimejaIIini,sedangkanpadaMejaIII:melakukankegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi (Erfandi,2008).

Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang diantaranya seperti tercantum dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19 dan Peraturan Menteri DalamNegeriNomor54Tahun2007tentangPenbentukanPosyandu,disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkankualitashidupnyasecaraoptimal.Olehkarenainiberbagaiupaya dilaksanakanuntukmewujudkanmasatuayangsehat,bahagia,berdayagunadan produktifuntukusialanjut(BadanInformasiDaerahPemkotJogja,2007).

BerdasarkandataDinasKesehatanPropinsiSumateraUtaratahun2008, jumlahlansiayangdibinasebesar24.659atau30%dariseluruhpopulasilansia yangjumlahnyamencapai820.990jiwa.Begitujugadengankegiatanpelayanan


(16)

kesehatan lansia di puskesmas yang mencakup pengobatan, pemeriksaan kesehatan,penyuluhankosneling,arisanataupengajiandankunjunganrumahatau

homecarehanyasebesar19,5%(80dari409puskesmas)dan400posyandulansia yangsudahterbentukatausekitar23,2%.

BerdasarkandataPuskesmasPerawatanPlusTeluk Dalam,jumlahlansia dikelurahanPasarTeluk Dalamberjumlah 108orangdanposyandulansiatelah dibentuksebanyak2posyandutetapijumlahkunjunganlansiayangberkunjungdi posyanduyangtelahdibentukyaituberkisarsebanyak50orangpadatahun2010 Sedangkanjumlahlansiayangberkunjungpadatahun2011bulanjuniberkisar sebanyak30orangdanituhanya1posyandu.Haltersebutmenunjukkanbahwa kunjungankeposyandulansiamasihsangatrendahberdasarkanjumlahkunjungan lansia ke posyandu, jumlah lansia yang dibina masih kurang dari target pencapaian cakupan pelayanan kesehatan lansia pada tahun 2010 berdasarkan StandarPelayananMinimal(SPM)yaitusebesar40%.

Dalamkenyataannya,kegiatanposyandulansiayangdiselenggarakanoleh PuskesmasPusTeluk Dalamkurangpopularbiladibandingkandenganposyandu untukbalita.HalinidapatdilihatdarirendahnyakunjunganlansiadiPuskesmas yang telah ditunjuk sebagai pelaksana dari posyandu lansia dan hasil dari 10 lansiayangdiwawancaraiolehpenelitimenemukanbahwa7orangdiantaranya mengatakantidaktahuapaituposyandulansiadan3oranglainnyamengetahui keberadaanposyandulansia.

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan posyandu lansia, Nurhayati (2007) di puskesmas Helvetia Medan menunjukkan bahwa


(17)

pemanfaatanposyandulansiadalamsatutahunterakhiryangterbanyakyaitu7 kalisebanyak62orangdanpalingsedikitmemanfaatkan<5kaliyaitusebanyak 15 orang (12,5%) artinya bahwamasyarakat yang mempunyai keluargalansia menunjukkan bahwa kecenderungan pemanfaatan pelayanan kesehatan di posyandulansiasangatrendah,dankeaktifanlansiadalammengikutikegiatan posyandupunjugasangatrendah.

Hal tersebut disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan lansia itu sendiribahkankeluargasertamasyarakatbelummemahamidanmengetahuiakan adanya kegiatan posyandu lansia serta tujuan dari kegiatan tersebut. Karena kegiatan promosi posyandu lansia di masyarakat masih sebatas informasi dari orang ke orang yang sudah pernah memanfaatkan kegiatan posyandu lansia ataupun informasi yang didapat saat mengunjungi puskesmas sebagai penyelenggarakegiatanposyandulansia.

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitiantentangpengetahuandansikaplansiatentangpemanfaatanpelayanan posyandulansiadiKelurahanPasarTeluk DalamKabupatenNiasSelatan.

1.2.PertanyaanPenelitian

Berdasarkanlatarbelakangdiatasmakapermasalahandalampenelitianini adalahbagaimanaPengetahuandanSikapLansiaTentangPemanfaatanPelayanan PosyanduLansiadiKelurahanPasarTeluk DalamKabupatenNiasSelatan?


(18)

1.3.TujuanPenelitian 1.3.1.TujuanUmum

UntukmengetahuiPengetahuandanSikapLansiaTentangPemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansiadi Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan.

1.3.2.TujuanKhusus

a.Untuk mengetahui Pengetahuan Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan PosyanduLansiadiKelurahanPasarTelukDalamKabupatenNiasSelatan. b.UntukmengetahuiSikapLansiaTentangPemanfaatanPelayananPosyandu

LansiadiKelurahanPasarTeluk DalamKabupatenNiasSelatan. 1.4. ManfaatPenelitian

1.4.1. Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagi petugas puskesmas dan kader kesehatan dalammeninggkatkankualitaspelayanankesehatanlanjutusia

1.4.2. MasyarakatdanLansia

Sebagaibahanmasukanbagimasyarakat,anggotakeluargadanbagilansia tersebut untuk lebih memperhatikan kesehatan lansia dengan memanfaatkan sarana yang telah ada di setiap tempat pelayanan kesehatan yaitu bentuk pelayananposyandulansia.

1.4.3. PendidikanKeperawatan

Hasilpenelitianinidiharapkandapatdigunakansebagaimasukandalam pengembangan matakuliahkeperawatankomunitas sehinggapendidikan dapat


(19)

mempersiapkanmahasiswakeperawatanuntukdapatmemberikanpelayanandan perawatankepadalansiadimasyarakat.

1.4.4. PenelitianKeperawatan

Hasilpenelitiandapatdigunakansebagaibahanmasukandansumberdata bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang terkait tentang programpelayananposyandulansia.


(20)

BAB2

TINJAUANPUSTAKA

2.1. KonsepPengetahuan 2.1.1. DefinisiPengetahuan

MenurutBloom,Pengetahuanadalahmerupakanhasildaritahu,danini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperolehmelaluimatadantelinga.Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan(Notoadmojo, 2003).

Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu (Mubarok, dkk, 2007)

Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada


(21)

kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak.

Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru.

Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief

sistems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari

(Bambang, 2008).

2.1.2. TingakatanPengetahuandidalamDomainKognitif

Pengetahuan yang dicapai di dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan yakni:

a. Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja bahwa untuk mengukur orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,mendefenisikan,menyatakandansebagainya.

b.Comprehension (memahami),Diartikansebagai sesuatuuntuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materitersebutsecarabenar.Orangyangtelahpahamterhadapobejekatau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, memperkirakandansebagainyaterhadapobjekyangdipelajari.


(22)

c. Aplikasi,diartikansebagaikemampuanuntukmenggunakanmateriyangtelah dipelajaripadasituasiataukondisiriilatausebenarnya.Aplikasidisinidapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsipdansebagainyadalamkonteksatausituasiyanglain.

d.Analisis,adalahsuatukemampuanuntukmenjabarkanmateriatausuatuobjek kedalamkomponen-komponen,tetapimasihdalamsuatustrukturorganisasi tersebutdanmasihadakaitannyasatusamalain.Kemampuananalisistersebut dapatdilihatdaripenggunaankatakerja.

e. Sintesis, menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkanbagian-bagiandidalambentuksuatukeseluruhanyangbaru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasiformulasiyangada.Danevaluasi,berkaitandenganuntukmelakukan justifikasiataupenilaianterhadapsuatumateriatauobjek.Penilaian-peniaian itu berdasarkan suatu kriteria tersendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yangtelahada(Soekidjo,2003).

Pengukuranpengetahuandapatdilakukandenganwawancaraatauangket yangmenanyakantentangisimateriyangingindiukurdarisubjekpenilaianatau responden.Kedalamanpengetahuanorangtuayanginginkitaketahuiataukita ukurdapatkitasesuaikandengantingkat-tingkattersebutdiatas.

2.1.3. Faktor-FaktorYangMempengaruhiPengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalahsebagaiberikut:


(23)

a)Umur

Umuradalahvariabelyangselaludiperhatikanpenyelidikanepidemiologinya. Angka angka kesakitan maupun kematian hamper semua keadaan menunjukkanhubungandenganumur.Persoalanyangdihadapiadalahapakah umurdilaporkantetap,apakahpanjangnyaintervaldidalampengelompokkan cukupatautidak.

b) Pendidikan

Mendidikataupendidikadalahduahalyangsalingberhubungan.Darisegi bahasamendidikadalahkatakerja,pendidikkatabenda.Kalaukitamendidik berarti kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan, kegiatan mendidik menunjukkanadanyayangmendidikdisuatupihakyangdididikadalahsuatu kegiatanyangmengandungantaraduamanusiaataulebih.

c) Pengalaman

Sudarmita (2002) mengatakan bahwa pengetahuan dapat terbentuk dari pengalamandaningatanyangdidapatsebelumnya.

Nanda (2005) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kurang pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi (Nanda, 2005).


(24)

2.2. Sikap(attitude) 2.2.1. DefenisiSikap

Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. (Widayatun,T.R, 2009)

Sikapmerupakanreaksiatauresponyangmasihtertutupdariseseorang terhadapsuatustimulasiatauobjek.Daripengertiantersebutdapatdisimpulkan manifestasisikapitutidakdapat dilihattetapihanyadapatditafsirkanterlebih dahuludariperilakuyangtertutup.Sikapsecaranyatamenunujukkankonotasi adanyakesesuaianreaksiterhadapstimulustertentuyangdalamkehidupan sehari-harimerupakanreaksiyangbersifatemosionalterhadapstimulussosial.Newcomb

dalamSoekidjo(2003),salahseorangahlipsikologisosialmenyatakanbahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakanpelaksanaanmotiftertentu.Sikapmerupakankesiapanuntukbereaksi terhadapobjekdilingkungantertentusebagaipenghayatanterhadapobjek.

Ciri-cirisikapadalahsebagaiberikut:

a. Sikapseseorangtidakdibawasejaklahirmelainkandibentukataudipelajari sepanjangperkembanganorangtersebut.

b.Sikaptidakberdirisendirimelainkansenantiasamengandungrelasiterhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasaberkenaansuatuobjektertentuyangdapatdirumuskandenganjelas.


(25)

c. Sikapdapatberubah-ubaholehkarenaitudipelajariolehsebagianorangtua sebaliknya.

d.Objeksikapdapatmerupakansatuhaltertentutetapidapatjugamerupakan kumpulandarihal-haltersebut.Jadisikapdapatberkenaandengansatuobjek sajatetapijugaberkenaandengansederetanobjek-objekyangserupa.

e. Sikapmempunyaisegi-segimotivasidansegi-segiperasaan.Sifatinilahyang membedakan sikap dengan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuanyangdimilkiseseorang(Soekidjo,2003).

2.2.2.KomponenPokokSikap

MenurutAllport(1945)yangdikutipolehNurasiyah(2007), menjelaskan bahwasikapitumempunyai3komponenpokokyakni;kepercayaan(keyakinan), idedankonsepterhadapsuatuobjek,kehidupanemosionalatauevaluasiterhadap suatuobjek,kecendrunganuntukbertindak (trendtobehave).Ketigakomponen inisecarabersama-samamembentuksikapyangutuh (total attitude).Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegangperananpenting(Soekidjo,2003).

Selanjutnyaciri-cirisikapmenurutWHOadalah:

a. Sikapakanterwujuddidalamsuatutindakantergantungpadasituasisaatitu. b.Sikap akan ikut atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pada

pengalaman oranglain.

c. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyakatausedikitnyapadapengalamanseseorang.


(26)

d.Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangansetiaporangdalammenyelenggarakanhidupbermasyarakat.

2.2.3.BerbagaiTingkatanSikap

Sebagaihalnyadenganpengetahuansikapiniterdiridaribebagaitingkatan yakni:

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikanstimulus yangdiberikanobyek.

b.Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan danmenyelesaikantugasyangdiberikanadalahsuatuindikasidarisikapini, karena dengan suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalahbahwaorangmenerimaidetersebut.

c. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikansuatumasalahadalahsuatuindikasisikaptingkatini.

d.Bertanggungjawab (responsible),betanggungjawabatassegalasesuatuyang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggidalamtingkatansikap(Soekidjo,2003).

Pengukuran sikap dapat dilakukan secaralangsungdan tidak langsung. Secaralangsungdapatditanyakanbagaimanapendapatataupernyataanresponden terhadapsuatuobjek.


(27)

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap antara lain :

a. Pengalaman Pribadi

Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap kedalam individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat berperan. Misal dalam kehidupan masyarakat yang hidup dipedesaan, mereka akan mengikuti apa yang diberikan oleh tokoh masyarakat.

c. Kebudayaan

Dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap. Dalam kehidupan dimasyarakat, sikap masyarakat diwarnai dengan kebudayaan yang ada didaerahnya.

MenurutElly,(2010)budayaadalahbentukjamakdarikatabudidandaya yangberarticinta,karsadanrasa,katabudayasebenarnyaberasaldaribahasa sanskertabudhayah, yaitubentukjamakdaribuddhi yangberartibudiatau akal.Dalambahasa Inggriskatabudayaberasaldarikata culture.Dengan demikian kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kemudianpengertianiniberkembangdalamarticulture,yaitusebagaisegala


(28)

dayadanaktivitasmanusiauntukmengolahdanmengubahalam.Menurut E.B. Taylor dalam Elly (2010) budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yangmeliputipengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,keilmuan,hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusiasebagaianggotakeluarga.Unsur-unsursosio-budayainitersebardan meliputibanyakkegiatansosialmanusia

HerskovitsdalamIqbal(2009)memandangkebudayaansebagaisesuatu yangturuntemurundarisatugenerasikegenerasiyanglain,yangkemudian disebutsebagaisuperorganic.MenurutMalinowskidalamNoorkasiani(2009), bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhanmanusia.Tiapkebutuhanitumenghadirkancorakbudayayangkhas misalnyagunamemenuhikebutuhanmanusiaakankesehatanya,timbulbudaya berupaperlindunganyakniseperangkatbudayadalambentuktertentuseperti lembagakemasyarakatan.Landasaninidapatdiperolehdariilmusosialyang ruanglingkupnyamanusiadalamkontekssosial.

d. Media Massa

Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dengan pemberian informasi melalui media masa mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap


(29)

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh dalam

pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan kkonsep moral dalam diri individu.

f. Faktor Emosional

Sikap yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, sikap yang demikian merupakan sikap sementara dan segera berlalu setelah frustasinya hilang, namun bisa juga menjadi sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. (Azwar, 2009).

2.3.KonsepLansia 2.3.1.DefinisiLansia

MenurutUndang-UndangNomor4Tahun1965yangtermuatdalampasal 1sepertidikutipolehNugroho(2000)adalahbahwaseseorangdapatdinyatakan sebagaiseorangjompoataulanjutusiasetelahyangbersangkutanmencapaiusia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluanhidupnyasehari-haridanmenerimanafkahdarioranglain. Undang-undangNomor13Tahun1998dalamBabIpasal1ayat2dijelaskanbahwalanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Nugroho,2000).


(30)

Keberadaanlansiaditandaidenganumurharapanhidup yangsemakin meningkatdaritahunketahun,haltersebutmembutuhkanupayapemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia,berdayaguna,danproduktif.Penuaanadalahsuatuprosesalamiyang tidak dapat di hindari, berjalan secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnyaakanmenyebabkanperubahananatomis,fisiologis,danbiokimiapada tubuh, sehingga akan memengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.Menjadituaditandaidenganadanyakemunduranbiologisterlihat sebagaigejala-gejalakemunduranfisik.Usialansiadapatdikatakanusiaemas, karenatidaksemuaorangdapatmencapaiusiatersebut,makaorangyangberusia lanjutmemerlukantindakanbaikyangbersifatpromotifmaupunpreventif,agar lansiadapatmenikmatimasausiaemassertamenjadilansiayangbergunadan bahagia(Rosidawati2008).

Soekidjo,(2007)mengatakanlansiaadalahtergantungpadakerangkapada pandang setiap pandang individu . Sedangkan menurut WHO lansia adalah tergantungdarikontekskebutuhanyangtidakdipisah-pisahkan.Daribeberapa pengertiandiatasbelumadakesepakatansiapadisebut golonganlansia,tapi seseorangyangtelahberumur60tahunseringdikatakantelahlansia

2.3.2.Batasan-BatasanLanjutUsia

MenurutRosidawati2008,klasifikasilansiadibagidalamlimabagian antaralain:

a. Pralansia(Prasenilis)adalahseseorangyangberusiaantara45-59tahun b.Lansiaadalahseseorangyangberusia60tahunataulebih


(31)

c. Lansia risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorangyangberusia60tahunataulebihdenganmasalahkesehatan. d.LansiaPotensialadalahlansiayangmasihmampumelakukanpekerjaandan

ataukegiatanyangdapatmenghasilkanbarangdanjasa.

e. Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehinggahidupnyabergantungpadabantuanoranglain.

LanjutusiamenurutKoesoematoSetyonegoroterdiridari3kategori,yaitu

youngold(70–75tahun),old(75–80tahun)danveryold(diatas80tahun). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merumuskan batasan lanjut usia sebagai berikut:

a. Usiapertengahan(middleage)yaituantarausia4559tahun b.Lanjutusia(elderly)yaituantarausia60–74tahun

c. Lanjutusiatua(old)yaituantarausia7590tahun

d.Usiasangattua(veryold)yaitudiatasusia90tahun(Nugroho,2000).

2.3.3.KarakteristikLansia

MenurutBustam,(2007),lansiamemilikikarakteristikuntukmengetahui keberadaanmasalahkesehatanlansiaadalah:

a. Jeniskelamin;lansialebihbanyakpadawanita,terdapatperbedaankebutuhan danmasalahkesehatanyangberbedaantaralansialakidanwanita.

a. Status perkawinan; status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda/ duda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis,


(32)

b.Livingarrangement;misalnyakeadaanpasangan,tinggalsendiriataubersama istri,anakataukeluargalainya

c. Kondisikesehatan d.Keadaanekonomi

2.3.4.Perubahan-PerubahanpadaLansia

Prosesmenuaadalahsuatuprosesmenghilangnyasecaraperlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diterima (Constantinides, 1994 dan Nugroho, 2000). Proses menuamerupakanprosesyangterus-menerus(berlanjut)secaraalami.Dimulai sejaklahirdanumumnyadialamipadasemuamahlukhidup.Menuabukanlah suatupenyakittetapiprosesberkurangnnyadayatahantubuhdalammenghadapi rangsangandaridalammaupunluartubuh(Nugroho,2000).

Bagisebagianbesarorang,prosesmenuaadalahsuatuprosesperubahan klinikalyangdidasarkanpengalamandanobservasiyangdidevenisikandengan: (1)penuaanpadakemikaldenganmanifestasiperubahanstrukturalkristal atau pada makromulekuler, (2). Penuaan ekstraseluler dengan manifestasi progresif padajaringankolagendanjaringanelasticataukekuranganamiloid,(3).Penuaan intraselulerdenganmanifestasiperubahankomponenselnormalatauakumulasi pesubstansidan(4).Penuanpadaorganismedalam(Gilchrest,1998).

Padalansiaseringterjadikomplikasipenyakitataumultiplepenyakit.Hal inidipengaruhibeberapafaktor,terutamaolehperubahan-perubahandalamdiri


(33)

lansiatersebutsecarafisiologis.Lansiaakanlebihsensitifteradappenyakitseperti terhadap nyeri, temperatur, dan penyakit berkemih (Hodkinson, 1982). Perubahan-perubahanyangterjadipadalansiaadalahsebagaiberikut:

a. Perubahan fisik meliputi perubahan pada sel, sitem pernapasan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sitem pengaturan temperature suhu, sistem pencernaan, site genitourinaria, sistem endokrin, sistemkulitdansistemmuskoluskletal.Perubahanyangterjadipadabentuk danfungsimasing-masing(Nugroho,2000).

b.Perubahan-perubahan mental pada lansia berkaitan dengan 2 hal yaitu kenangandanintelegensia.Lansiaakanmengingatkenanganmasaterdahulu namunseringlupapadamasayangbaru,sedangkanintelegensiatidakberubah namunterjadiperubahandalamdayamembayangkan(Nugroho,2000).

c. Perubahan psikososial: pada masa pensiunan, lansia akan mengalami kehilangan financial, kehilangan status, kehingan teman dan kehilangan pekerjaan,kemudian akanmersakanatausadarterhadapkematian,perubahan carahidup;penyakitkronisdanketidakmampuan,sertakehilangankekuatan danketegapanfisikyaituperubahanterhadapkonsepdiridangambarandiri. (Nugroho,2000).

d.Perkembanganspiritual:agamadankepercayaansemakinterintegrasidalam kehidupannya(Maslow,1970dalamNugroho,2000).

e. Perubahanminat:terdapathubunganyangeratantarajumlahkeinginandan minatorangpadaseluruhtingkatusiadankeberhasilanpenyesuaianmereka. Keinginan tertentu mungkin dianggap sebagai tipe keinginan berusia lanjut


(34)

yangpadaumumnyaantaralain:keinginandanminatpribadi,minatuntuk berkreasikeinginansocial,keinginanyangbersifatkeagamaandankeinginan untukmati(Hurlock,1999).

2.3.5. PermasalahanUmumKesehatanLansia a. Mudahjatuh

Jatuhadalahsuatukejadianyangdilaporkanpenderitaatausaksimatayang melihatkejadian,yangmengakibatkanseseorangmendadakterbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaranatauluka.Faktorinstrinsikyangmenyebabkanmudahjatuhantara laingangguanjantungdansirkulasidarah,gangguansisitemanggotagerak, gangguan sistem saraf pusat, gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguanpsikologis,vertigodanpenyakit-penyakitsistemik.Sedangkanfaktor ekstrinsikpenyebabjatuhantaralaincahayaruanganyangkurangterang,lantai licin,tersandungbenda-benda,alaskakikurangpas,talisepatu,kursirodadan turuntangga(Nugroho,2000).

b.Kekacauanmentalakut.Kekacauanmentalpadalansiadapatdisebabkanoleh keracunan, penyakit infeksi dengan demam tinggi, alcohol, penyakit metabolisme,dehidrasi,gangguanfungsiotak,dangangguanfungsihati. c. Mudah lelah, disebabkan oleh faktor psikologis berupa perasaan bosan,

keletihan,dandepresi.Faktororganikyangmenyebabkankelelahanantaralain anemia, kekurangan vitamin, osteomalasia,kelainan metabolisme,gangguan pencernaandankardiovaskuler.


(35)

d.Nyeridada,dapatdisebabkanolehpenyakitjantungkoroner,aneurismeaorta, radangselaputjantungdangangguanpadasistempernafasan.

e. Sesaknafas,terutamasaatmelakukanaktifitas/kerjafisik,dapatdisebabkan olehkelemahanjantung,gangguansistemsalurannafas,beratbadanberlebihan dananemia.

f. Palpitasi/jantung berdebar-debar, dapat disebabkan oleh gangguan irama jantung,keadaanumumbadanyanglemahkarenapenyakitkronis,danfaktor psikologis.

g.Pembengkakan kaki bagian bawah, dapat disebabkan oleh kaki yang lama digantung,gagaljantung,bendunganvena,kekuranganvitaminB1,penyakit hatidanginjal.

h.Nyeripinggangataupunggung,dapatdisebabkanolehgangguansnediatau susunan sendi pada tulang belakang, gangguan pankreas, kelainan ginjal, gangguanpadarahim,kelenjarprostatdanotot-ototbadan.

i. Gangguan penglihatan dan pendengaran, dapat disebabkan oleh presbiop, kelainan lensa mata, glukoma, dan peradangan saraf mata. Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh kelainan degeneratif, misalnya oteosklerosis.

j. Sulittidur,dapatdisebabkanolehfaktorekstrinsiksepertilingkungan yang kurang tenang, dan faktor intrinsic seperti gatal-gatal, nyeri, depresi, kecemasandaniritabilitas.

k.Sukarmenahanbuangairbesar,dapatterjadikarenapenggunaanobat-obatan pencahar,keadaandiare,kelainanususbesardansaluranpencernaan.


(36)

l. Eneuresis, sukar menahan buang air kecil atau sering ngompol dapat sidebabkan oleh penggunaan obat-obatan, radang kandung kemih, kelainan kontrolpadakandungkemih,kelainanpersyarafankandungkemihsertaakibta faktorpsikologis.

m.Beratbadanmenurun,dapatdisebabkanolehnafsumakanmenurun,penyakit kronis, gangguan saluran cerna, dan faktor-faktor sosioekonomis (Nugroho, 2000).

2.4.KonsepPosyanduLansia 2.4.1.DefinisiPosyanduLansia

Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan bagi usia lanjut di masyarakat, dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintahdannon-pemerintah,swasta,organisasisosialdanlain-lain,dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif (Soekidjo Notoatmodjo,2007).

Usialanjutataulanjutusiaadalahseseorangyangberusia60tahunatau lebih,yangsecarafisikterlihatberbedadengankelompokumurlainnya(Depkes RI,2003).

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh


(37)

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Dinkes KabupatenMalang,2006).

2.4.2.DasarHukum

Pembinaan usia lanjut di Indonesia dilaksanakan berdasarkan beberapa undang-undang dan peraturan sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan pembinaan.Dasarhukum/ketentuanperundangandanperaturandimaksudadalah: (1)UUNo.10tahun1992tentangperkembangankependudukan,(2)UUNo.36 tahun2009pasal138tantangkesehatanusialanjut,(3)UUNo.13tahun1998 tentangkesejahteraanlanjutusiapasal14,(4)UUNo.22tahun1999tentang pemerintahandaerah,(5)UUNo.25tahun1999tentangperimbangankeuangan pusat dan daerah, (6) peraturan pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi (DepkesRI,2003).

2.4.3.ProsesPembentukanPosyanduLansia

Langkah- langkah yang ditempuh dalam pembinaan kesehatan lansia adalah:

a. Diseminasiinformasipembinaankesehatanlansiakepadastafpuskesmas b.Membuatkesepakatandiantarastafpuskesmastentangpelaksanaanpembinaan

kesehatanlansia.

c. Melakukanbimbingandanpelatihanpembinaankesehatanlansiakepadastaf puskesmas


(38)

d.Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan lansia dan mengintegrasikanyadalamperencanaantahunanpuskesmas:(a)pengumpulan data dasar, (b) membuat peta lokasi lansia dan masalah yang dihadapi, (c)

membuatrencanakegiatanbedasarkanmasalahyangada.

e. Melakukan pendekatan lintas sektoral tingkat kecamatan dan desa/ kelurahan

termasuklembagaswadayamasyarakatdanLKMDuntukmenginformasikandan

menjelaskanperanannyadalampembinaankesehatanlansia

f. Melakukansurveimawasdiribersamatenagakecamatandandesasetempatuntuk

mengenalmasalahyangberkaitandengankesehatanlansia

g.Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan tentang

upayayangdilaksanakan.

h.Membentukkelompokkerjadalampembinaankesehatanlansia.

i. Menjelaskanteknisupayakesehatanlansiayangdiselenggarakanbersamasektor

danlembagaswadayamasyarakatterkait.

j. Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan lansia

dimasyarakatsecaramandiri.(DepartemenKesehatanRI,2005)

2.4.4. LokasiPosyandu

Syaratlokasi/letakyangharusdipenuhimeliputimenurutEffendi(1998):

a. Beradaditempatyangmudahdidatangiolehmasyarakat b.Ditentukanolehmasyarakatitusendiri

c. Dapatmerupakanlokaltersendiri

d.Bilatidakmemungkinkandapatdilaksanakandirumahpenduduk,balairakyat, posRT/RWatauposlainnya.


(39)

2.4.5.Tujuan PosyanduLansia

TujuanumumdariPosyanduLansiaadalahmeningkatkankesejahteraan LansiamelaluikegiatanPosyanduLansiayangmandiridalammasyarakat.Tujuan khususnya, meliputi: (1) meningkatnya kemudahan bagi Lansia dalam mendapatkanpelayanankesehatandasardanrujukan,(2)meningkatnyacakupan dan kualitas pelayanan kesehatan Lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan, (3) berkembangnya Posyandu Lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitasyangbaiksecaraberkesinambungan(DepkesRI,2003).

2.4.6.Sasaran

SasaranpelaksanaanpembinaanPosyandulansia,terbagidua yaitu:(1) sasaranlangsung,yangmeliputipralanjutusia(45-59tahun),usialanjut(60-69 tahun), usia lanjut risiko tinggi (>70 tahun atau 60 tahun atau lebih dengan masalahkesehatan,(2)sasarantidaklangsung,yangmeliputikeluargadimana usialanjutberada,masyarakatdilingkunganusialanjut,organisasisosialyang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut, petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjutdanmasyarakatluas(DepkesRI,2003).

2.4.7.IndikatorKeberhasilanPosyanduLansia

Penilaiankeberhasilanupayapembinaanlansiamelaluikegiatanpelayanan kesehatan di posyandu dilakukan dengan menggunakan data pencatatan dan


(40)

pelaporan,pengamatankhususdanpenelitian.Keberhasilantersebutdapatdilihat dari:

a. Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah organisasimasyarakatlansiadenganberbagaiaktivitaspengembangannya. b.Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah /swasta yang memberikan

pelayanankesehatanbagilansia

c. Berkembangyajenispelayanankesehatanpadalembaga d.Berkembangnyajangkauanpelayanankesehatanbagilansia

e. Penurunanangkakesakitandankematianakibatpenyakitpadalansia(Depkes RI,2003).

2.4.8.MekanismePelayanan PosyanduLansia

Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja dalam pelayananterhadapbalita,menurutDinasKesehatankabupatenMalang(2006) posyandulansiahanyamenggunakansistempelayanan3meja,dengankegiatan sebagaiberikut:

a. MejaI:pendaftaranlansia,pengukurandanpenimbanganberatbadandanatau tinggibadan

b.MejaII:Melakukanpencatatanberatbadan,tinggibadan,indeksmassatubuh (IMT).Pelayanankesehatan seertipengobatansederhanadan rujukankasus jugadilakukandimejaIIini.

c. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukanpelayananpojokgizi(DinkesKabupatenMalang,2006).


(41)

Dan ada juga yang mengunakan system 5 meja dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap Lansia, mekanisme pelaksanaankegiatanyangsebaiknyadigunakanadalahsistim5tahapan(5meja) sebagaiberikut:

a. Tahappertama:pendaftaranLansiasebelumpelaksanaanpelayanan.

b.Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan Lansia, serta penimbanganberatbadandanpengukurantinggibadan.

c. Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan pemeriksaanstatusmental.

d.Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana).

e. Tahapkelima:pemberianpenyuluhandankonseling(DepkesRI,2003).

2.4.9. Bentukpelayananposyandulansia

PelayanankesehatandiPosyanduLansiameliputipemeriksaankesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannyadalamBukuPedomanPemeliharaanKesehatan(BPPK)Lansia atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas. Jenis pelayanankesehatanyangdapatdiberikankepadaLansiadiPosyanduadalah


(42)

a. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian,naikturuntempattidur,buangairbesar/kecildansebagainya. b.Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental

emosional,denganmenggunakanpedomanmetode2menit(lihatKMSUsia Lanjut).

c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggibadandandicatatpadagrafikIndeksMassaTubuh(IMT).

d.Pengukurantekanandarahdenganmenggunakantensimeterdanstetoskopserta penghitungandenyutnadiselamasatumenit.

e. PemeriksaanhemoglobinmenggunakanTalquist,SahliatauCuprisulfat. f. Pemeriksaanadanyaguladalamairsenisebagaideteksiawaladanyapenyakit

gula(diabetesmellitus).

g.Pemeriksaanadanyazat putihtelur(protein)dalamairsenisebagaideteksi awaladanyapenyakitginjal.

h.PelaksanaanrujukankePuskesmasbilamanaadakeluhandanatauditemukan kelainanpadapemeriksaanbutir1hingga7.

i. Penyuluhanbisadilakukandidalammaupundiluarkelompokdalamrangka kunjunganrumahdankonselingkesehatan yangdihadapiolehindividudan ataukolompokusialanjut.

j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kolompok usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan


(43)

masyarakat(PublikHealthNursing).Kegiatanlainyangdapatdilakukansesuai kebutuhandankondisisetempat

k.Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi Lansia, serta menggunakanbahanmakananyangberasaldaridaerahtersebut.

l. Kegiatan olah raga antara lain senam Lansia, gerak jalan santai, dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran. Kecuali kegiatan pelayanan kesehatan seperti uraian di atas, kelompok dapat melakukan kegiatan non kesehatan di bawah bimbingan sector lain, contohnya kegiatan kerohanian, arisan,kegiatanekonomiproduktif,forumdiskusi,penyaluranhobidan lain-lain(DepkesRI,2003).


(44)

BAB3

KERANGKAPENELITIAN

3.1. KerangkaKonseptual

Kerangka konsep ini pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diamati/diukur melalui penelitian yang akan di lakukan. Namun di masyarakat pelayanan posyandu lansia ini belum populer dan di ketahui oleh masyarakat itu sendiri oleh karena itu, dengan mensintesis konsep pengetahuandansikaplansiatentangpelayananposyandulansia,makadisusunlah kerangkapenelitiansebagaiberikut:

Skema3.1. Kerangka konsep pengetahauan dansikap lansia tentang pemanfaatanposyandulansia

PengetahuanLansia TentangPemanfaatan PelayananPosyandulansia

Baik Cukup Kurang

SikapLansiaTentang PemanfaatanPelayanan

Posyandulansia

Positif Negatif


(45)

3.1. DefinisiOperasional

Untukmenghilangkankesalahpahamantentangistilahyangdipergunakan dalam penelitian ini, maka dibawah ini akan di jelaskan secara operasional beberapaistilahberikut:Definisioperasionalpenelitianterterapadatabel3.1. Tabel3.1. PengetahuandanSikapLansiatentangpemanfaatan posyandu

lansia

No Variabel DefenisiOperasional AlatUkur HasilUkur Skala 1. Pengetahuan Pengetahuanadalah

segalasesuatuyang diketahuiolehlansia tentangsistem pelayananposyandu lansial,antaralain Pemeriksaan aktifitaskegiatan sehari-hari,

Pemeriksaanstatus gizi,Pengukuran tekanandarah, Pelaksanaanrujukan kePuskesmasbila manaadakeluhan, Penyuluhan,

Kuesioner 1. Baik :

apabila responden

mendapat skor8-12

dari12pernyataan 2. Cukup:

Apabilaresponden mendapat skor4-8

dari12pernyataan 3. Kurang:

Apabilaresponden mendapat skor0-4

dari12pernyataan


(46)

Kegiatanolahraga antaralainsenam Lansia,gerakjalan santai,danlain sebagainya

2. Sikap Sikapadalahrespon lansiaterhadap

pemanfaatanpelayanan posyandulansiaantara lainpenerimaan, pemberianrespon, penilaian,organisasi,da n

karakterisasi.

Kuesioner 1. Positif :

Apabilaresponden mendapat skor

21-40dari10 pernyataan 2. Negatif:

Apabilaresponden mendapat skor1-20

dari10pernyataan


(47)

BAB4

METODOLOGIPENELITIAN

4.1.DesainPenelitian

Desainyangdigunakandalampenelitianiniadalahdeskriptifyangbersifat survei yang dapat gambaran mengenai pengetahuan dan sikap lansia tentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam KabupatenNiasSelatan.

4.2.PopulasidanSampel 4.3.1.Populasi

PopulasipadapenelitianiniadalahsemualansiadiKelurahanPasarTeluk DalamKabuapatenNiasSelatandenganjumlah108orangberdasarkandatadari PuskesmasPlusTeluk DalamsejakJanuarisampaidengandesember2011. 4.3.2.Sampel

Sampeladalahsebagiandarijumlahdankarakteristikyangdimilikioleh populasi(Sugiono,2006).Adapunkriteriasampeldalampenelitianiniadalah: a. Umur60tahun.

b.Kooperatifdandapatdiwawancaraiolehpeneliti. c. Bersediamenjadirespondenpenelitian.

d.LansiayangberdomisilidiKelurahanPasarTelukDalamdalamwilayahkerja PuskesmasPlusTelukDalam.


(48)

Untukmenghitungbesarnyasampel,penelitianinimenggunakanrumus Solvinuntukpopulasikecilataulebihkecildari1.000yangdibutuhkandalam ketepatan(accurancy)besarnyasampel(Notoatmodjo,2005).

Keterangan:

N :Besarnyapopulasi

n :Besarsampel

d :Penimpanganterhadappopulasiatauderajatketetapan

yangdiinginkan,biasanya0,05

jadi:


(49)

4.1.LokasidanWaktuPenelitian

PenelitianinidilaksanakandiKelurahanPasarTelukDalamKabupaten NiasSelatan.pada14Desember2011sampaidengan03Januari2012.

4.2. PertimbanganEtik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari Fakultas Keperawatan selanjutnya mengirim surat permohonan untuk mendapatkanijindaripihakKelurahanPasarTeluk DalamdanPuskesmasPlus Teluk DalamKabupatenNiasSelatan.Setelahmendapatkan persetujuanbarulah melakukanpenelitian.

Dalampengumpulandatainiterdapatbeberapahalyangberkaitandengan pertimbanganetik,yaitupenelititerlebihdahulumemberipenjelasankepadacalon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti menyerahkan langsung lembar persetujuan penelitian kepada responden. Responden yang bersedia terlebih dahulu menandatanganilembaranpersetujuan.Respondenyangtidakbersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent, tetapi jika calonrespondentidakbersedia,makacalonrespondenberhakuntukmenolakdan mengundurkandiriselamapenelitimenjelaskancarapengisiankuesionerkepada respondenagarrespondenmengertiuntukmengisinya.Untukmenjagakerahasian responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulandata(kuesioner)yangdiisiolehresponden.Lembartersebuthanya


(50)

diberinomorkodetertentu.Kerahasianinformasiyangdiberikanolehresponden dijaminolehpeneliti(Nursalam,2003).

4.3. InstrumenPenelitian

Instrumen penelitian ini berupa kuisioner yang disusun oleh peneliti didasarkan pada konsep dan tinjauan pustaka. Instrumen terdiri dari 3 (tiga) bagian,yaitu:(1)datademografiresponden(lansia)yangmeliputi:umur,jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan penghasilan, (2) kuisioner tentangpengetahuanLansiaTentangPemanfaatanPelayanan PosyanduLansia, (3)kuisionertentangsikap LansiaTentangPemanfaatanPelayanan Posyandu Lansia.

4.3.1. KuesionerDataDemografi

Instrumen penelitian ini berisi pertanyaan tentang umur, jenis kelamin, tingkatpendidikan,jenispekerjaandanpenghasilan.

4.3.2. Kuisioner Pengetahuan Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan PosyanduLansia

Instrumen penelitian tentang pengetahuan Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia terdiri kuesioner yang telah diberi bobot dari 12 pertanyaan.PenilaianmenggunakanSkalaGutmandengancaramenetapkanbobot jawabanterhadaptiap-tiapitemyaituskorpernyataanpositifadalahbenar(skor1) dansalah(skor0).Skoruntukpernyataannegatifadalahbenar(skor1)dansalah (skor0).Totalskordiperolehterendah0yangtertinggi12semakintinggiskor makasemakinbaikpengetahuanlansia.


(51)

BerdasarkanrumusstatisticmenurutSdjuna(1992)adalah:

DimanaPmerupakanpanjangkelasdenganrentang4dan3kategorikelas untuk menilai pengetahuan lansia tentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansiayaitupengetahuanbaik,cukupdankurang,makadidapatpanjangkelas3. Maka pengetahuan lansia tentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansia dikategorikanintervalsebagaiberikut:

1.Baik,apabilarespondenmemilikiskor8-12. 2.Cukup,apabilarespondenmemilikiskor4-8. 3.Kurang,apabilarespondenmemilikiskor0-4.

4.5.3. KuisionerSikapLansiaTentangPemanfaatanPelayanan Posyandu Lansia

Instrumenpenelitiantentangsikaplansiatentangpemanfaatanpelayanan posyandulansiaterdiridari10pertanyaan.Penilaianmenggunakanskalalikert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor pernyataanpositifyaituSangat setuju(skor4),Setuju(skor3),Ragu-ragu(skor 2),Tidaksetuju(skor1),Sangattidaksetuju(skor0).Skoruntukpernyataan negatifSangat setuju(skor0),Setuju(skor1),Ragu-ragu(skor2),Tidaksetuju (skor3),Sangattidaksetuju(skor4).Totalskorsikaptertinggiadalah40dan terendah 0, semakin tinggi skor maka semakin positif sikap lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia Pengukuran sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu.


(52)

Berdasarkanrumusstatistik yangdikutipmenurutSdjuna(1992)adalah:

DimanaP merupakan panjangkelasdengan rentang20 dan 2 kategori kelasuntukmenilaisikaplansiatentangpemanfaatanpelayanan posyandulansia yaitusikappositifdansikapnegatif,makadidapatpanjangkelas20menggunakan P=4dannilaiterendah0sebagaibatasbawahkelasintervalpertama,makasikap lansiatentangpemanfaatanposyandulansiadikategorikansebagaiberikut:1-20 adalahsikapnegatifdan21-40adalahsikappositif.

4.4.UjiValiditasdanUjiReliabilitas 4.4.1. UjiValiditas

Validitasadalahsuatuukuranyangmenunjukkankevalidanatukesahihan suatuinstrument.Suatuinstrumentyangvalidbilamampumengukurapayang diinginkandandapatmengungkapkandatadarivariabelyangditelitisecaratepat. memiliki validitas tinggi. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas tersebut(Arikunto,2006).

Uji validitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui validitas kuesionerpengetahuandansikaplansiatentangpemanfaatanpelayananposyandu lansiaadalahteknikcontentvalidity.Untukmembuktikaninstrumenlebihsahih makaujivaliditasdilakukanolehBapakIwanRusdi,S.Kp,MNSdiDepartemen jiwadankomunitasFakultasKeperawatanUniversitasSumateraUtara.


(53)

4.4.2. UjiReliabilitas

Ujireliabilitasinibertujuanuntukmengetahuiseberapabesarderajatatau kemampuanalatukur,mengukursasaranyangakandiukur.Ujireliabilitasuntuk dilakukanpada20sampelpenelitian.Ujireliabilitasuntukkuesionerpengetahuan lansia menggunakan KR 21. Sedangkan uji reliabilitas kuesioner sikap lansia menggunakanrumusalpha.Berdasarkanhasilujireliabilitasyangdilakukan,nilai reliabilitas kuesioner pengetahuan lansia tentang pemanfaatan pelayanan posyandulansiaadalah0,913,inidikatakanreliablekarenanilaireliabilitasnya> 0,7 sedangkan nilai reliabiltas kuesioner sikap lansia tentang pemanfaatan pelayananposyandulansiaadalah0,964,nilaiinidikatakanreliabilitas>0,6.

4.5. PengumpulanData

Padatahapawalpenelitimengajukansuratpermohonanijinpelaksanaan penelitian pada institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan USU, kemudian mengajukansuratpermohonanijinpelaksanaanpenelitiankepadaPemerintahan setempat,selanjutnyamengajukansuratpermohonanijinpelaksanaanpenelitian kePuskesmasPlusTeluk DalamKabupatenNiasSelatankarenatempatpenelitian merupakanwilayahkerjapuskesmastersebut,setelahmendapatizin,kemudian mengadakanpendekatankepadacalonrespondenuntukmemberikanpenjelasan maksuddantujuanpenelitiansertaprosedurpenelitianberdasarkandatalansia yangdiperolehdarikelurahandanpuskesmas danbekerjasamadengankader posyandulansiauntukmengunjungilansiadengancaradoortodoor,bilapasien bersedia menjadi responden, maka dipersilahkan menandatangani lembaran persetujuan (informed concent) menjadi responden, dan menjelaskan kepada


(54)

respondententangcarapengisiankuesioner,sertamencatatjawabanresponden dandatadikumpulkanbersamakuesionerdarirespondenlain.

4.6. AnalisaData

Analisadatadilakukansetelahsemuadataterkumpulkanmelaluibeberapa tahap di mulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian memberikan kode (coding) untuk memudahkan tabulasi. Selanjutnya memasukkan (entry) data kedalam computer dan dilakukan pengolahan data denganmenggunakanbantuankomputerisasi.

Data dianalisa dengan menggunakan statistic deskripsi. Kemudian data demografi, pengetahuan dan sikap lansia di sajikan dalam bentuk distribusi frekuensidanpresentase.


(55)

BAB5

HASILPENELITIANDANPEMBAHASA

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenaipengetahuandansikaplansiatentangpemanfaatanpelayananposyandu lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan, yang dilaksanakan pada 14 Desember 2011 sampai dengan 03 Januari 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner di rumah masyarakatyangmemilikianggotakeluargalansia.

5.1.HasilPenelitian 5.1.1.DataDemografi

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan,n=85orang

No Variabel Frekuensi Presentase

1 Umur

60-74Tahun 75-90Tahun >90Tahun 2 JenisKelamin

Pria Wanita 3 SukuBangsa

Nias Batak Padang Jawa Tionghoa 4 Agama Islam KristenProtestan KristenKatolik Budha 59 25 1 39 46 54 14 4 2 11 6 47 24 8 69,4 29,4 1,2 45,9 54,1 63,5 16,5 4,7 2,4 12,9 7,1 55,3 28,2 9,4


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

CURRICULUMVITAE

Nama :NoperiusTelaumbanua Tempat/TanggalLahir :Hiliana’a,11Nopember1986 JenisKelamin :Laki-laki

Agama :KristenProtestan StatusPerkawinan :BelumKawin

AlamatRumah :Jl.Pancasilano.1bKelurahanPasarTeluk DalamKecamatanTeluk Dalam

KabupatenNiasSelatan Riwayatpendidikan :

1.1993-1999 :SDNegeri3KecamatanTeluk Dalam 2.1999-2002 :SMPNegeri1KecamatanTeluk Dalam 3.2002-2005 :SMANegeri1KecamatanTeluk Dalam 4.2005-2008 :D-IIIKeperawatanImeldaMedan 5.2008-2012 :FakultasKeperawatanUSUMedan

PengalamanLainnya :

1.2009s/dsekarang :PNSdiKabupatenNiasSelatan


Dokumen yang terkait

Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

0 42 73

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Lansia Tentang Pemanfaatan Posyandu Lansia Dalam Menunjang Status Gizi Di Puskesmas Petisah Medan Tahun 2009

8 105 87

Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun 2014

0 8 113

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kartasura.

0 2 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TENTANG NYERI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KUSUMA DESA PALUR MOJOLABAN SUKOHARJO.

0 0 8

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DALAM PEMBERIAN PELAYANAN DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAUMAN NGAWI.

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA TERHADAP PEMANFAATAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Keaktifan Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Desa Windan Makamhaji Kartasura.

0 0 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Keaktifan Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Desa Windan Makamhaji Kartasura.

1 2 9

METODOLOGI PENELITIAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Keaktifan Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Desa Windan Makamhaji Kartasura.

1 2 11

Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

0 0 17