Konsep Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir SPPKB

menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan. f Tahap Transfer Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimaksudkan agar agar siswa mampu menstransfer kemampuan berfikir setiap siswa, untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan. Wina Sanjaya, 2008 : 232-234 Berdasarkan karakteristik dari SPPKB serta langkah-langkah SPPKB yang sudah dijelaskan di atas dan dilihat dari uraian pada setiap tahapan maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa : Perencanaan yang harus dipersiapkan dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir antara lain : - Melakukan tahap orientasi - Mempersiapkan pertanyaan sebagai bahan untuk mempermudah melakukan tahap pelacakan pada pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir meliputi : - Tahap pelacakan - Tahap Konfrontasi - Tahap Inkuiri - Tahap akomodasi - Tahap Transfer Untuk tahap evaluasi peneliti akan memakai dari bentuk-bentuk evaluasi yang pada umumnya pernah diterapkan peneliti lain didalam proses pembelajaran dengan menggunakan SPPKB. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir SPPKB memiliki kelebihan maupun kekurangannya: Adapun kelebihan dari Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir SPPKB adalah sebagai berikut: a. Melatih daya pikir siswa dalam penyelesaiaan masalah yang ditemukan dalam kehidupannya. b. Siswa lebih siap menghadapi setiap persoalan yang disajikan oleh guru. c. Siswa diprioritaskan lebih aktif dalam proses pembelajaran. d. Memberikan kebebasan untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan berbagai media yang ada. Adapun kelemahan dari Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir SPPKB adalah sebagai berikut: a. SPPKB yang membutuhkan waktu yang relatif banyak, sehingga jika waktu pelajaran singkat maka tidak akan berjalan dengan lancar. b. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran karena siswa selalu akan diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah yang diajukan. c. Guru atau siswa yang tidak memiliki kesiapan akan SPPKB, akan membuat proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagai mana seharusnya, sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak dapat terpenuhi. d. SPPKB hanya dapat diterapkan dengan baik pada sekolah yang sesuai dengan karakteristik SPPKB itu sendiri.

2.1.4 Konsep Evaluasi

Menurut Norman E. Gronlound evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai siswa Ngalim Purwanto, 2008:3. Seperti yang diungkapkan oleh Oemar hamalik bahwa evaluasi berfungsi menilai unsur-unsur yang relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran, itu sebabnya evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pengajaran Oemar Hamalik, 2001:145. Pada umumnya bentuk bentuk evaluasi yang sering digunakan yaitu bentuk tes dan non tes. - Penilaian Bentuk Tes Suatu bentuk tes dibedakan menjadi dua yaitu tes tertulis dan tes lisan. “Tes tertulis adalah sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang direncanakan oleh guru maupun para evaluator, guna memperoleh informasi tentang para siswa” Sedangkan tes lisan ialah sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada siswanya tanpa melalui media tulis ” Sukardi, 2008:104. - Penilaian Bentuk Non Tes Selain dalam bentuk tes, penilaian juga dapat dilakukan dalam bentuk non tes, diantaranya :

a. Penilaian Unjuk Kerja Performance Assessment

“Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti : praktek dilaboratorium, presentasi, diskusi dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik dari pada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:99 Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrument berikut : 1. Daftar Cek Check-list 2. Skala Penilaian

b. Penilaian Sikap

“Sikap terdiri dari tiga komponen yakni : afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berprilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap”. Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:102 Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : observasi, perilaku pertanyaan langsung dan laporan pribadi.

c. Penilaian Produk Product Assessment

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Teknik penilaian produk biasanya menggunakan cara holistic atau analitik. Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:111

d. Penilaian Portofolio

“Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes bukan nilai atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran”. Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:112

e. Penilaian Diri Self Assessment

“Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor” Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:116 Berdasarkan pengertian dari macam-macam evaluasi menurut para ahli yang telah diuraikan diatas, maka peneliti akan mencoba dua bentuk evaluasi yaitu tes tertulis dengan bentuk uraian dan non tes dalam bentuk unjuk kerja Performance Assessment untuk melihat evaluasi seperti apa yang cocok digunakan dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir SPPKB.

2.1.5 Konsep Pembelajaran IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan “adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial” BSPN,2007:253. Mata pelajaran IPS Terpadu adalah mata pelajaran yang materinya senantiasa berkenaan dengan fenomena dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat dari waktu kewaktu dan dari tempat ketempat baik dalam skala kelompok masyarakat, lokal, nasional, regional, dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut BSPN meliputi aspek sebagai berikut : 1 Manusia, tempat dan lingkungan, 2 Waktu, keberlanjutan dan perubahan, 3 Sistem sosial dan budaya, 4 Prilaku ekonomi dan kesejahteraan BSPN,2007:253 Menurut Maskun 2011:8 IPS sebagai program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Melalui mata pelajaran IPS Terpadu peserta didik diharapkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat, Oleh karena itu mata pelajaran IPS Terpadu dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analitis terhadap kondisi sosial masyarakat yang dinamis. Karakteristik Mata Pelajaraan Ilmu Pengetahuan Sosial: Karekatristik mata pelajraan Ilmu Pengetahuan Sosial SMP MTS menurut Puskur 2006:6 antara lain sebagai berikut: a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewaraganegaraan, sosiologi,bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. b. Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, sosiologi yang dikemassedemikain rupa sehingga menjadi pokok bahsan atau topik tema tertentu. Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisimpliner dan multidisipliner. c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilyahan, adaptasi dan pengelolahan lingkungan, struktur, poses dan masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. d. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena social serta manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan tujuan utama dari Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial. Maka pada hakekatnya tujuan tersebut akan dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS Terpadu disekolah diorganisasikan secara baik. Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan disekolah atau kelompok belajar lainnya yang sederajat.

2.2 Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain: Tabel 1. Penelitian Relevan Tahun Nama Judul Skripsi Kesimpulan 2012 Rohman dari Program Studi Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir SPPKB dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII F Semester Genap di SMP Negeri 3 Gadingrajo TP 2011-2012 Hasil belajar siswa pada materi proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dapat meningkat melalui penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir SPPKB. 2013 I Nyoman Rida dari STKIP Hamzanwadi Selong Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir SPPKB Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Tahun Pelajaran 20122013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir SPPKB dapat

Dokumen yang terkait

Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synergetic Teaching (Pada Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 10 Jember)

0 2 18

Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synergetic Teaching (Pada Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 10 Jember)

0 7 18

Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synergetic Teaching (Pada Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 10 Jember)

0 5 18

“Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1 6 100

Penerapan Pembelajaran Konstruktif dalam Pelajaran PAI Terhadap Kemampuan Analisis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Teknik Active Debate)

0 6 148

Penerapan Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII-3 MTs Negeri Tangerang II Pamulang

0 4 263

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Pelajaran 2013/2014

3 38 62

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lessons dengan Media Flip Chart pada Siswa Kelas IVA SD Negeri 1 Nunggalrejo Tahun Pelajaran 2013/2014

0 9 76

Pengaruh Penerapan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Model Elaborasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

0 6 54

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 57