Prinsip pemilihan media pembelajaran berbantuan komputer

68 Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi adalah jenis media pembelajaran berbantuan komputer yang sering digunakan oleh guru di SMP Negeri I Ngawen Gunungkidul adalah media powerpoint. Selain itu jenis media pembelajaran berbantuan komputer yang digunakan oleh guru namun penggunaannya jarang adalah media video, gambar, dan multimedia interaktif. Terdapat tujuh prinsip pemilihan yang disimpulkan oleh peneliti. Prinsip- prinsip tersebut adalah pemilihan media pembelajaran berbantuan komputer berdasarkan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, karakteristik materi, karakteristik media, sarana dan prasarana, kemampuan guru dan prinsip desain pesan pembelajaran

a. Prinsip pemilihan media pembelajaran berbantuan komputer

berdasarkan karakteristik siswa 1 Prinsip pemilihan media pembelajaran berbantuan komputer berdasarkan karakteristik siswa kelas VII mata pelajaran TIK Pemilihan media pembelajaran berbantuan komputer oleh guru biasanya hanya memperhatikan karakteristik siswa secara umum. Seperti usia, usia berkaitan dengan tingkat perkembangan dan pemahaman siswa. Siswa usia 4 tahun dan siswa usia 14 tahun akan beda pemahaman tentang suatu hal. Misalnya pada usia baru mengetahui hal-hal yang bersifat konkret saja namun pada usia 14 tahun siswa sudah mulai bisa memahami suatu hal yang bersifat abstrak. Guru memilih media yang digunakan berdasarkan kemampuan siswa memahami isi yang tekandung dalam media tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh MK bahwa: “…., kemarin kan saya membuat yang kaitannya dengan zat adiktif dan psikotropika, dalam media itu juga ditampilkan gambar-gambar yang 69 berkaitan dengan kehidupan anak sehari-hari, nah penggunaan gambarnya itu disesuaikan dengan pemahaman anak SMP itu seperti apa, bukan menyajikan gambar yang detail dan rumit, sehingga siswa malah tidak dong itu gambar apa”. wawancara. 16 Mei 2016 Terkadang guru tidak menganalisis siswa dalam memilih media diawal namun melihat dampak media yang digunakan terhadap hasil belajar siswa diakhir. Setelah menggunakan media akan terlihat hasil belajar siswa yang dapat menentukan apakah media tersebut efektif atau tidak. Seperti yang dilakukan oleh NF, NF menggunakan media dan metode konfensional dalam menjelaskan materi tentang sejarah komputer. Namun ketika diadakan evaluasi, sebagian besar siswa mendapat nilai rendah. Maka NF menyimpulkan bahwa media tersebut kurang cocok kemudian NF memilih kembali media yang dirasa cocok. Pengamatan. 22 April 2016 Ada indikasi guru menganggap analisis siswa tidak penting dilakukan dalam pemilihan media yang digunakan dan menganggap bahwa karakteristik antara siswa satu dengan yang lain sama. Hal ini menyebabkan tidak semua siswa dapat terfasilitasi dengan baik dan hasil belajarnya pun kurang maksimal. Kemampuan awal dan gaya belajar siswa juga kurang diperhatikan gaya belajar. Ketika ditanya tentang apakah penggunaan media berbeda antara siswa yang memiliki gaya belajar berbeda secara tegas NF menjawab bahwa: “Tidak mbak. Saya tidak membeda-bedakan me dia yang digunakan. Saya juga tidak berfikir sejauh itu”. wawancara.20 Mei 2016 Kurangnya analisis peseta didik ini disebabkan oleh banyaknya siswa di SMP Negeri I Ngawen Gunungkidul, terlihat dari hasil pengamatan dimana setiap jenjang terdapat 7 kelas dan setiap kelas terdapat kurang lebih 32 siswa. Pada 70 tahun ajaran 20152016 jumlah seluruh siswa 648 orang dengan julah laki-laki 342 dan 307 perempuan. Selain itu beragamnya agama yang dianut oleh siswa, jumlah siswa yang beragama muslim adalah 615 siswa, Kristen 13 siswa, katolik 13 siswa dan hindu 8 siswa. Dilihat dari 2 aspek tersebut saja sudah terlihat sangat beragamnya karakteristik siswa. Kurang diperhatikannya karakteristik siswa juga terlihat dari observasi kelas VII C pada mata pelajaran TIK yang diampu oleh NF. Pada kelas tersebut ketika pembelajaran berlangsung terlihat ada beberapa siswa yang gaduh dan guru hanya sesekali memperingatkan saja. Guru cenderung acuh terhadap tidak kondusifnya kelas tersebut. Guru memilih untuk melanjutkan pembelajaran. Seharusnya guru menelaah lebih lanjut apa penyebab mereka gaduh, bisa jadi memang karena mereka memiliki karakteristik yang cenderung lebih suka berbicara atau diskusi dibanding hanya mendengarkan. Setelah dikonfirmasi melalui wawancara terhadap NF, NF membiarkan siswa dikarenakan: “ Saya mengajar yang mau mendengarkan saya saja mbak, asal mereka tidak mengganggu siswa yang lain, saya biarkan. Kesel nek kon ngelekke terus mbak, wong mereka sudah besar”. wawancara. 20 Mei 2016 Kurang diperhatikannya karakteristik juga dirasakan oleh siswa. RM mengatakan bahwa guru tidak melibatkan siswa dalam pemilihan media. Media dipilih hanya dari sudut pandang guru saja, siswa tidak diberikan kesempatan untuk memilih media yang akan digunakan. 71 2 Prinsip pemilihan media pembelajaran berbantuan komputer berdasarkan karakteristik siswa kelas VIII mata pelajaran IPA Kedekatan guru dengan siswa dirasa masih kurang. Jika guru dekat dengan siswa secara tidak langsung guru dapat memperhatikan siswa, mencari tahu apa yang siswa inginkan dan sukai sehingga dalam memilih media pembelajaran tidak hanya dari sudut pandang guru namun juga siswa. Namun hal tersebut dirasa belum dilaksanakan oleh guru, terlihat pada pengamatan yang dilakukan peneliti, masih terlihat adanya jarak antara MK dan siswa. Dalam mengajar MK belum luwes berinteraksi dengan siswa. Belum terlihat adanya kedekatan antara MK dengan siswa. Hal tersebut juga dirasakan oleh DS, DS mengatakan bahwa MK adalah guru yang cukup ditakuti karena tegas sehingga kedekatan dengan siswa kurang. “Pak MK galak e mbak, trus tegas jadi ya nggak bisa enak kaya guru lain”. wawancara. 23 Mei 2016 ARN juga kurang memperhatikan karakteristik siswa dalam memilih media. ARN kurang memperhatikan adanya perbedaan karakteristik, kemapuan awal dan gaya belajar yang dimiliki masing-masing siswa. ARN cenderung menggunakan media yang sama agar tidak terjadi kecemburuan antar siswa, seperti yang dikemukakan oleh ARN bahwa: “Materi dan kelasnya juga sama, kalau medianya dibedakan nanti takutnya iren-irenan mbak”. wawancara. 18 Mei 2016 Secara tidak langsung MK memperhatikan karakteristik siswa pada aspek kemampuan awal atau keterampilan yang dimiliki. MK memilih media berdasarkan apakah siswa memiliki kemampuan dasar terhadap media yang akan digunakan seperti misalnya guru memilih untuk menggunakan multimedia 72 interaktif dimana siswa harus berhadapat dengan komputer secara individual, maka guru memperhatikan apakah siswa sudah menguasai program komputer minimal tingkat dasar. Seperti yang dikemukakan oleh MK bahwa : “……, ya ada yang sudah ada yang belum mampu. Tapi rata-rata sudah sih mbak. Jadi biasanya saya menggunakan program ICT EQEP dan SmartEdu itu kelas 2 atau 3 mbak. Karena setidaknya mereka sudah mendapat materi basic penggunaan komputer”. wawancara. 16 Mei 2016 Dari hasil wawancara dan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa guru sebagian besar hanya memperhatikan karakteristik siswa secara umum dalam memilih media. Karakteristik siswa berupa kemampuan awal dan gaya belajar tidak diperhatikan oleh guru dalam pemilihan media pembelajaran. Namun secara tidak langsung ada pula guru yang sudah memperhatikan kemampuan awal dan keterampilan siswa. Tidak dilakukannya analisis karakteristik siswa juga disebabkan oleh banyaknya siswa yang diampu. Guru kurang mendekatkan diri kepada siswa sehingga kurang memahami apa yang dibutuhkan, diinginkan dan disukai siswa.

b. Prinsip pemilihan media pembelajaran berbantuan komputer