Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri

73 yang akan membuat kemasan, para tengkulak, dan agen-agen penjualan. Hubungan ini sangat penting karena berkaitan dengan hilir dari suatu barang produksi sebuah industri. Penempatan aglomerasi industri harus memperhatikan banyak hal, diantaranya adalah modal, teknologi, bahan baku, transportasi, tenaga kerja, manajemen, pasar dan infrastruktur. Transportasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendirikan industri maupun pemekaran wilayah industri yang erat kaitannya dengan aglomerasi. Keadaan transportasi meliputi jaringan jalan dan sarana transportasi yang memadai sehingga dapat mendukung kelancaran proses produksi dan distribusi. Adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai tentunya akan lebih mempermudah perusahaan untuk mengangkut bahan baku ke pabrik dan mendistribusikannya ke pasar. Oleh karena itu transportasi merupakan alasan utama untuk mendirikan industri di sepanjang jalan, pelabuhan, dan station kereta. Lokasi-lokasi pada daerah ini dapat mengurangi biaya produksi dari segi transportasi. Jika terdapat istilah aglomerasi, yaitu pengelompokan, ada pula istilah deglomerasi, yaitu suatu kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi usaha yang terpisah dari kelompok lokasi perusahaan lain. Pemicu lahirnya perusahaan-perusahaan yang melakukan deglomerasi adalah: - Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat industri - Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak dipakai untuk perumahan dan kantor pemerintah. - Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat. - Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan upah buruh masih rendah.

2. Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri

Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi yang ideal maka sangat dimungkinkan akan munculnya pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang dikenal dengan istilah aglomerasi industri. Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk; Industri berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati sumber bahan mentah. Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan industri. Misalnya bahan mentah, energi, tenaga kerja, pasar, kemudahan dalam perizinan, pajak yang 74 relatif murah, dan penanggulangan limbah merupakan pendukung aglomerasi industri. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penyebab terjadinya aglomerasi industri antara lain: - terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi; - kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu; - adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah; - adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap; - adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk. Di dalam aglomerasi industri dikenal istilah kawasan industri atau sering disebut industrial estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, misalnya: lahan dan lokasi yang strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang lain, misalnya listrik, air, telepon, jalan, dan tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan pengelola kawasan industri. Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri aglomerasi yang disengaja, antara lain: a. untuk mempercepat pertumbuhan industri, b. memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, c. mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan tersebut, dan d. menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan. Misalnya: beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan, Cilegon Banten, Pulogadung Jakarta, Cikarang Bekasi, Cilacap Jateng, Rungkut Surabaya, dan Makassar. Selain kawasan industri, dikenal juga istilah kawasan berikat Bonded zone. Kawasan berikat Bonded zone merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean. Ketentuan tersebut antara lain mengatur lalu lintas pabean dari luar daerah atau dari dalam pabean Indonesia lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan bea cukai atau pungutan negara lainnya, sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor atau ekspor. Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang berasal dari dalam atau luar negeri. Contoh kawasan 75 berikat, yaitu PT Kawasan Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung, dan Batam. Sedikitnya ada empat jenis keterkaitan yang menyebabkan terjadinya industri berikat, yaitu: - keterkaitan produk; - keterkaitan jasa; - keterkaitan proses; - keterkaitan subkontrak. Sebagai contoh industri berikat yaitu industri garmen. Dalam hal ini industri garmen sebagai industri utamanya. Sedangkan di sekitar industri garmen tersebut akan dikelilingi oleh industri-industri lain yang berfungsi sebagai penunjang, misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting, dan asesoris lainnya.

D. Metode Pembelajaran