digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Rumusan Masalah
Adapun penjelasan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses terapi behavior dengan tehnik reward dan
punishment dalam meningkatkan disiplin diri pada anak usia
prasekolah kelas TK A RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya? 2. Bagaimana hasil dari proses terapi behavior dengan tehnik reward dan
punishment dalam meningkatkan disiplin diri pada anak usia prasekolah kelas TK A RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Berlandaskan pada penentuan rumusan masalah tersebut, maka yang akan menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses terapi behavior dengan tehnik reward dan punishment dalam meningkatkan disiplin diri pada anak usia
prasekolah kelas TK A RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya 2. Untuk Mengetahui hasil dari proses terapi behavior dengan tehnik
reward dan punishment dalam meningkatkan disiplin diri pada anak usia prasekolah kelas TK A RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan pemikiran pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi mahasiswa yang berkecimpung dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
bidang bimbingan dan konseling islam dalam hal pemberian pendidikan moral kepada anak sejak usia dini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini bagi peneliti memberikan pengalaman
dan menambah khazanah keilmuan pribadi. Penelitian ini akan bermanfaat dan digunakan peneliti sebagai pengaplikasian dari
teori-teori yang telah diperoleh dan bahan pengembangan dalam penulisan karya ilmiyah, serta sebagai langkah awal untuk bisa
menjadi pendidik yang cerdas dan profesional. b. Universitas
Hasil penelitian
ini sebagai
bahan rujukan
dan pengembangan bagi peneliti selanjutnya.
c. Lembaga Pendidikan Memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu dan
mengembangkan lembaga melalui pelaksanaan pengembangan diri yang tepat.
E. Definisi Konsep
Berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan pengertian judul maka didapatkan definisi konsep sebagai berikut:
1. Terapi Behavior
Menurut Gerald Corey, terapi behavior adalah penerapan aneka ragam dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar.
Terapi ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
belajar pada pengubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adaptif. Pendekatan ini telah memberikan sumbangan-sumbangan yang
berarti, baik pada bidang-bidang klinis maupun pendidikan.
7
Terapi behavior berasal dari dua arah konsep yakni Pavlovian dari Ivan Panvlov dan Skinnerian dari B. F. Skinner. Pada mulanya
terapi ini dikembangkan oleh Wolpe untuk menanggulangi neorosis. Neorosis dapat dijelaskan dengan mempelajari perilaku yang tidak
adaptif melalui proses belajar. Dasar teori behavior adalah bahwa perilaku dapat dapat dipahami sebagai hasil kombinasi: 1 belajar
waktu lalu dalam hubungannya dengan keadaan serupa, 2 keadaan motivasional sekarang dan efeknya terhadap kepekaan lingkungan, dan
3 perbedaan-perbedaan biologik baik secara genetik atau karena gangguan fisiologis.
8
Pendekatan tingkah laku atau behavior menekankan pada dimensi kognitif individu dan menawarkan berbagai metode yang
berorientasi pada tindakan action-oriented untuk membantu mengambil langkah yang jelas dalam mengubah perilaku. Terapi
behavior memiliki asumsi dasar bahwa setiap tingkah laku dapat dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku yang
baru, dan manusia memiliki potensi berperilaku baik atau buruk, tepat atau salah. Selain itu, manusia dipandang sebagai individu yang
mampu melakukan refleksi atas tingkah lakunya sendiri, mengatur
7
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan psikoterapi Bandung: Refika Aditama, 2013, hal. 193.
8
Sofyan S. Williis, Konseling Individual Bandung: Alfabeta, 2007, hal. 69.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
serta dapat mengontrol perilakunya, dan dapat belajar tingkah laku baru atau dapat mempengaruhi perilaku orang lain.
9
2. Reward dan Punishment
a. Reward
Dalam kamus bahasa inggris, reward diartikan dengan ganjaran, hadiah atau perhargaan. Reward adalah alat untuk
mendidik anak-anak supaya anak-anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaanya mendapat penghargaan.
10
Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa penghargaan merupakan sesuatu yang diberikan kepada seseorang karena sudah
mendapatkan prestasi dengan yang dikehendaki, yakni mengikuti peraturan sekolah yang telah ditentukan. Penghargaan tidak selalu
bisa dijadikan sebagai motivasi, karena penghargaan untuk pekerjaan tertentu, mungkin tidak akan menarik bagi orang yang
tidak menyukai pekerjaan tersebut.
11
Adapun reward yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa pujian, penghargaan, penghormatan, diberikan hadiah
berupa barang atas perbuatan baik yang telah dikerjakannya, seperti permen, pensil, makanan, dan sebagainya.
b. Punishment
9
Gantina Komalasari, dkk, Teori dan Tehnik Konseling Jakarta: PT Indeks, 2011, hal. 141.
10
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis Bandung: Remaja Karya, 2006, hal. 182.
11
Sardiman, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006, hal. 61.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Punishment adalah penderitaan yang diberikan dengan sengaja oleh pendidik guru sesudah terjadi pelanggaran,
kejahatan atau kesalahan.
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjelaskan ada tiga macam bentuk punishment, yaitu:
• Siksa yang dikenakan kepada orang-orang yang melanggar
undang-undang. •
Keputusan yang dijatuhkan oleh hakim. •
Hasil atau akibat menghukum. Punishment dalam penelitian ini dapat berupa ancaman,
larangan, pengabaian dan pengisolasian, hukuman badan sebagai bentuk hukuman yang diberikan
kepada seseorang karena kesalahan, pelanggaran hukum dan peraturan dalam perbaikan dan
pembinaan umat manusia.
3. Disiplin Diri
Poerwadarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa displin adalah latihan batin atau watak dengan
maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati peraturan dan tata tertib.
Elizabeth B. Hurlock menjelaskan bahwa disiplin berasal dari kata “disciple” yaitu seorang yang belajar secara sukarela mengikuti
seorang pemimpin yakni orang tua dan guru, sedangkan anak sebagai
12
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, hal. 186.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
murid yang belajar dari mereka cara hidup yang bermanfaat terutama bagi diri sendiri.
Menurut bahasa disiplin diri berasal dari dua kata yaitu “discipline” yang berarti kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan,
dan “self” yang artinya kemampuan diri untuk mengendalikan segala perbauatan yang bertentangan dengan akal, moral, dan norma yang
berlaku. Disiplin diri dapat menjauhkan diri dari kemalasan, karena disiplin diri memiliki nilai-nilai penting dan universal sehingga
keberadaannya dapat menguntungkan diri sendiri dan orang lain.
13
Disiplin diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: a. Disiplin dalam mematuhi peraturan sekolah
b. Disiplin dalam waktu, seperti waktu makan, waktu tidur, dan waktu bermain, waktu berangkat sekolah
c. Disiplin ketika didalam kelas saat perbelajaran sedang berlangsung
4. Anak Usia Prasekolah
Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai sadar tentang dirinya sebagai pria
dan wanita, dapat menagtur diri dalam buang air kecil toilet training, dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya mencelakakan
dirinya.
14
Perlu dicamkan bahwa masa prasekolah adalah masa pertumbuhan. Masa-masa ini adalah masa menentukan orang seperti
13
Thomas Gordon, Mengajar Anak Disiplin Diri, hal. 3.
14
Syamsu Yusuf LN., Psikologi Perkembangan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 162.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
apakah anak kita tersebut, dan tehnik apakah yang cocok dalam menghadapinya. Masa prasekolah adalah masa belajar, tetapi bukan
dalam dunia dimensi pensil dan kertas melainkan belajar pada dunia nyata, yaitu dunia tiga dimensi. Dengan kata lain, masa prasekolah
merupakan time for play.
F. Metode Penelitian
Metode adalah cara tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan.
Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisa suatu yang diteliti sampai menyusun suatu
laporan. Jadi, metode penelitian merupakan suatu strategi yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan menganalisanya.
Adapun metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif.
15
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D Bandung: Alfabeta, 2009, hal. 9.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah oleh peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
dapat didefinisikan sebagai peneltian yang diarahkan untuk mengeksplorasi dana tau memotret sistuasi social yang akan diteliti
secara menyeluruh, luas dan mendalam.
16
Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan secara sistematik dan
akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Peneiltian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data
yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif.
17
2. Subjek dan Lokasi Penelitian
a. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjeknya adalah siswa kelas TK A
RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya yang berjumlah 12 orang. b. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih tempat atau lokasi adalah berada di RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya, tepatnya
kelas TK A.
3. Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahapan penelitian ini sebagai berikut :
a. Tahap Pra Lapangan
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, hal. 209.
17
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Yogyakarta:Pustaka Belajar, hal. 7.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tahap ini digunakan untuk menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, memilih dan memanfaatkan
informan, menyiapkan perlengkapan dan persoalan ketika dilapangan.
18
Seperti halnya yang dilakukan oleh peneliti saat akan melakukan penelitian, peneliti memilih RA Darul Hafidhin
Wonocolo Surabaya sebagai tempat penelitian, membuat surat izin untuk diberikan kepada pihak RA Darul Hafidhin Wonocolo
Surabaya, dan menyiapkan perlengkapan untuk penelitian seperti pedoman wawancara, alat tulis, map, buku dan semua yang
berhubungan dengan penelitian dan bertujuan untuk mendapatkan deskripsi data lapangan.
b. Tahap Persiapan Lapangan
Tahap ini adalah tempat dimana peneliti memahami penelitian dengan persiapan diri memasuki lapangan. Kemudian
masuk ke lapangan menjalin keakraban dengan klien serta orang- orang terkait. Pada tahap ini berfokus pada pencarian dan
pengumpulan data di lapangan dan pemberian terapi behavior melalui pendekatan reward dan punishment dalam meningkatkan
disiplin diri anak usia prasekolah.
c. Tahap Analisis Data
Analisis data atau pengkajian data meliputi pengarahan batas waktu penelitian, mencatat data, mengingat data, penyakian
18
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Kosda Karya, 2005, hal. 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, metode atau prosedur analisis dan pengumpulan data.analisis dan laporan
hal ini merupakan tugas terpenting dalam suatu proses penelitian.
4. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data
Penelitian akan kurang valid jika tidak ditemukan jenis data dan sumber datanya. Adapun jenis data pada penelitian ini adalah:
1 Data Primer adalah adalah data yang langsung diambil dari sumber pertama di lapangan. Dimana data-data yang diambil
adalah hasil dari observasi di lapangan, tingkah laku siswa, kegiatan keseharian siswa, dan latar belakang siswa, serta
respon dari siswa yang telah diberikan proses konseling dengan pendekatan reward dan punishment dalam terapi behavior.
2 Data Sekunder, adalah data yang diambil dari sumber kedua sebagai kelengkapan data primer.
19
Diperoleh dari gambaran lokasi penelitian dan keadaan lingkungan siswa.
b. Sumber Data
Untuk mendapat keterangan dan informasi, peneliti mendapatkan informasi dari sumber data, yang dimaksud dengan
19
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial : Format-format Kualitatif dan Kuantitatif,Surabaya : Universitas Airlangga,2001, hal.128.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Adapun yang dijadikan sumber data adalah:
1 Sumber Data Primer, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari konseli yakni dua orang siswa TK Surabaya serta
didapat dari peneliti sebagai konselor. 2 Sumber Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari
perpustakaan yang digunakan untuk mendukung dan
melengkapi data primer dan dari informan, yakni Orang tua, wali kelas, dan guru-guru.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian membutuhkan data-data yang relevan dengan tujuan penelitian. Sedangkan untuk mendapatkan data-data
tersebut perlu menggunakan metode yang sesuai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode
untuk memperoleh data, di antaranya yaitu: 1 Observasi
Observasi adalah pengamatan perilaku klien secara terus menerus dengan cara mendengar, melihat perilaku seseorang dalam
beberapa hal tanpa melakukan manipulasi dan mencatat semua informasi untuk nantinya dijadikan analisis.
20
Peneliti melakukan observasi atau pengamatan tempat dimana akan melakukan penelitian. Yaitu peneliti melakukan
20
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial : Format-format Kualitatif dan Kuantitatif,hal.128.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
observasi ke TK Surabaya dan memilih tempat tersebut untuk penelitian.
Peneliti juga mengamati perilaku subyek penelitian. sementara model observasi yang akan digunakan oleh peneliti
adalah observasi berperan serta participant observation dan sekaligus terstruktur.
2 Wawancara Wawancara adalah suatu cara memperoleh informasi
dengan cara tanya jawab serta bertatap muka dengan orang yang diwawancarai.
21
Pada tehnik ini peneliti akan menggunakan wawancara kualitatif, dalam artian peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dengan bebas dan leluasa tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Peneliti melakukan wawancara secara langsung terhadap sumber data sekunder yaitu orangtua, wali kelas dan guru-guru dan
juga sumber data primer. Dari hasil wawancara tersebut peneliti mencatat semua hasil pembicaraan.
3 Dokumentasi Dokumentasi merupakan sebuah teknik pencarian data
mengenai objek penelitian, berupa catatan, buku, transkip atau beberapa karya lainnya.
22
21
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial : Format-format Kualitatif dan Kuantitatif, hal.111.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dokumentasi adalah mencari data-data atau informasi yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah dokumen,
peraturan-peraturan, jurnal, transkip dan catatan harian lainnya.
6. Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif komparatif, yakni dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.
23
Adapun yang dianalisis dalam penelitian ini adalah:
a. Proses pendekatan reward dan punishment pada terapi behavior dalam meningkatkan disiplin diri anak usia prasekolah
b. Hasil akhir proses pendekatan reward dan punishment pada terapi behavior dalam meningkatkan disiplin diri anak usia prasekolah
7. Tehnik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data merupakan faktor yang menentukan dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang valid. Dalam
penelitian ini, peneliti memakai teknik keabsahan data sebagai berikut:
22
Suharmini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Renika Cipta,2010, hal.274.
23
Hadari Nawawi,dkk, Penelitian Terapan Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,1996 hal. 73.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
a. Perpanjangan Pengamatan
Yaitu lamanya waktu keikutsertaan peneliti dalam pengumpulan data serta dalam meningkatkan derajat kepercayaan
data yang dilakukan dalam waktu yang relatif panjang. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan keabsahan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu
singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada penelitian.
Keikutsertaan dimaksudkan
untuk membangun
kepercayaan terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Ketekunan Pengamatan
Bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan pada hal-hal tersebut secara rinci. Ketekunan pengamatan sangat diperlukan dalam sebuah
penelitian agar data yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan dan dapat diuji kebenarannya.
c. Trianggulasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Trianggulasi adalah
penggunaan beberapa
metode dansumber data dalam pengumpulan data untuk menganalisa suatu
fenomena yang saling berkaitan dari perspektif yang berbeda.
24
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pemeriksaan atau
sebagai perbandingan terhadap data itu. Peneliti memeriksa data- data yang diperoleh dengan subjek peneliti, baik melalui
wawancara maupun pengamatan, kemudian data tersebut peneliti bandingkan dengan data yang ada di luar yaitu dari sumber lain,
sehingga keabsahan data bisa dipertanggung jawabkan.
G. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan peneltian ini adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode penelitian yang meliputi Pendekatan dan Jenis Penelitian,
Subjek Penelitian, Jenis Data dan Sumber Data, Tahap-tahap Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data,
Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data, serta dalam bab satu ini berisi tentang, Sistematika Pembahasan
Bab II : Berisi Tinjauan Pustaka yang meliputi: Kajian Teoritik tentang
pengetian Terapi Behavior, Tehnik Reward dan Punishment,
24
Zainul Arifin, Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 164.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pengertian Disiplin Diri, Pengertian Anak Usia Prasekolah, dan juga Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Bab III : Penyajian Data terdiri dari deskriptif umum objek penelitian.
Deskripsi umum objek penelitian membahas tentang: gambaran lokasi penelitian, dekripsi subjek peneltian, deskripsi masalah dan
deskripsi konselor. Sedangkan deskripsi proses penelitian membahas tentang data hasil observasi, hasil wawancara terhadap
klien, dan hasil dokumentasi.
Bab IV : Analisis Data yang mana analisis data mengenai proses
penerapan terapi behavior dengan tehnik reward dan punishment dalam meningkatkan disiplin diri pada anak usia prasekolah kelas
TK A RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya dan hasil proses terapi
behavior dengan tehnik reward dan punishment dalam
meningkatkan disiplin diri pada anak usia prasekolah kelas TK A RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya.
Bab V : Bab ini merupakanakir dari pembahasan yang berisi Kesimpulan
dan Saran yang akan diberikan sesuai dengan pembahasan yang ada.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Terapi Behavior