Latar Belakang Masalah Terapi behavior dengan tehnik reward dan punishment dalam meningkatkan disiplin diri pada anak usia prasekolah kelas TK A RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari kegiatan atau aktivitas. Terkadang kegiatan itu dilakukan dengan tepat waktu tapi kadang juga tidak. Kegiatan yang dilaksanakan secara tepat waktu dan terus menerus akan menghasilkan kebiasaan. Kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan secara teratur dan tepat waktu biasanya disebut dengan disiplin. Secara garis besar, islam mewajibkan kepada penganutnya untuk mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah akan memberi ganjaran kepada hamba-Nya yang disiplin dalam mematuhi perintah-Nya berupa ganjaran surga dan memberi hukuman kepada hamba-Nya yang ingkar dengan azab neraka. Berita tentang ganjaran dan hukuman ini banyak dikisahkan dalam Al-Quran agar menjadi motivasi bagi setiap muslim supaya lebih semangat dalam mengerjakan ibadah dan menjauhkan diri dari melakukan larangan-Nya. Sebagaimana dijelaskan pada surah Yunus ayat 2: Artinya: Patutlah menjadi keheranan bagi manusia bahwa kami mewahyukan kepada seorang laki-laki diantara mereka: “Berilah digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id perimgatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang yang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka”. Orang-orang kafir berkata : “Sesungguhnya orang ini Muhammad benar-benar adalah seorang penyihir yang nyata. 2 Reward dan punishment merupakan satu rangkaian yang dihubungkan dengan pembahasan reinforcement dorongan, dukungan yang diperkenalkan oleh Thorndike. Dengan adanya reinforcement, perbuatan atau tingkah laku seorang individu akan dan semakin menguat, sebaliknya dengan tidak adanya reinforcement maka tingkah laku seseorang akan melemah. 3 Reward digunakan sebagai bentuk motivasi untuk hasil atau prestasi yang baik, sedangkan punishment adalah pemberian sesuatu yang tidak menyenangkan karena seseorang tidak melakukan apa yang diharapkan dan pemberian hukuman akan membuat seseorang akan menjadi kapok dan tidak akan mengulangi lagi hal yang serupa. 4 Kedisiplinan adalah kesadaran akan tugas dan tanggung jawab serta kemampuan seseorang untuk patuh atau taat terhadap peraturan yang berlaku. Jadi kedisiplinan amatlah penting sebagai upaya membentuk sikap dan kepribadian anak agar dapat berperilaku bijak dalam menghadapi semua tugas dan tanggung jawabnya. Kata disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti dan konsisten untuk memperoleh pengertian dasar yang menjadi sasaran studi. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Jakarta: J-Art, 2005, hal. 209. 3 Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan;Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hal. 117. 4 Suharsimi Arikunto, Tehnik Belajar yang Efektif Jarkarta: PT Rineka Cipta, 1990, hal. 182. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Disiplin biasanya dipahami dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatih. Pada disiplin diri, pusat pengendalian diri berada didalam diri pribadi individu itu sendiri. 5 Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan kepada anak- anak perilaku moral yang diterima kelompok. Tujuannya adalah memberitahukan kepada anak-anak perilaku mana yang baik dan mana yang buruk dan mendorongnya untuk berperilaku sesuai dengan standar- standar ini. Piaget dan Kohlberg menyatakan bahwa ada tiga unsur penting dalam displin, yaitu: 1 Peraturan dan hukum yang berfungsi sebagai penilaian yang baik; 2 Hukuman punishment untuk pelanggaran peraturan dan hukum; dan 3 Hadiah atau ganjaran reward untuk perilaku yang baik dalam mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku. 6 Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru segala hal apapun yang telah dilihatnya. Orang dewasa yang paling dekat dengan anak adalah orangtua. Keluarga merupakan pendidik pertama dan paling utama dalam kehidupan anak serta mempunyai pengaruh yang sangat besar. Dari orangtualah anak akan mendapatkan pendidikan pertama kalinya serta menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Orang tua mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembentukan perilaku, kepribadian, watak, moral dan pendidikan anak. 5 Thomas Gordon, Mengajar Anak Disiplin Diri Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996, hal. 8. 6 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Jakarta: Erlangga, 1999, hal. 123-124. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun. Pada masa ini, tugas perkembangannya adalah sebagai berikut: 1. Belajar berjalan, 2. Belajar makan makanan padat, 3. Belajar berbicara, belajar buang air kecil dan air besar sendiri, 4. Belajar mengenal perbedaan lawan jenis, membentuk konsep-konsep pengertian sederhana kenyataan sosial dan alarm, dan 5. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudaraorang lain. Setelah mengetahui tugas perkembangan di atas, maka peneliti merasa bahwa perlunya mendisiplinkan diri dimulai pada usia ini. Masa- masa ini adalah masa menentukan orang seperti apakah anak tersebut dan tehnik apakah yang cocok dalam menghadapinya. Langkah yang dianggap tepat oleh peneliti untuk melatih hal tersebut adalah melalui terapi behavior dengan pendekatan reward dan punishment. Sehingga dari permasalahan yang ada, peneliti merasa tergugah untuk mengadakan dan melakukan assesment yang mendalam. Untuk itu peneliti mengambil judul “Terapi Behavior Melalui Pendekatan Reward dan Punishment dalam Meningkatkan Disiplin Diri pada Anak Usia Prasekolah di RA Darul Hafidhin Wonocolo Surabaya” digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Rumusan Masalah