Penelitian Terdahulu KERANGKA TEORI
59
sehingga memunculkan berbagai majelis dzikir atau sufisme kota, salah satunya majelis Jamaah Muji Rosul Jamuro. Penelitian kualitatif
deskriptif ini dilakukan dengan metode wawancara, dokumentasi dan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 bagaimana latar
belakang berdiri, 2 respon masyarakat dan 3 peran yang dimainkan
Majelis Jamaah Muji Rosul Jamuro dalam upaya deradikalisasi gerakan keagamaan.
Hasil penelitian ini adalah: pertama, Jamuro didirikan tahun 2004 di Surakarta oleh para ulama, kyai, habaib, dan tokoh agama dari
kalangan Nahdliyin sebagai wadah umat Islam Surakarta untuk melestarikan tradisi ulama pendahulu dalam dakwahnya. Beragamnya
gerakan radikal di Surakarta ikut mendorong lahirnya Jamuro dengan harapan dapat membangkitkan kembali spiritualitas di kota yang makin
pudar serta banyaknya gerakan Islam radikal. Kedua, Jamuro dalam kegiatannya berciri khas membaca Maulid Al-Barzanji, di samping
tausyiah dan dzikir. Ketiga, masyarakat dari berbagai kalangan menyambut baik adanya Jamuro, yang memunculkan rintisan majelis
Jamuro kecil, seperti Jimat Jamaah Iman Manteb Ati Tentrem, dan Tomat Tobat Maksiat. Persebarannya makin meluas tidak hanya di eks
karesidenan Surakarta dan sekitarnya, bahkan Semarang. Jamuro dalam konteks deradikalisasi terlihat dalam upayanya membentengi diri dari
banyaknya paham serta gerakan Islam radikal melalui tausyiah yang
60
diharapkan akan mencegah jama’ahnya untuk melakukan kekerasan yang mengatasnamakan agama.
70
Perbedaan dengan skripsi atau penelitian dalam laporan ini adalah: Perbedaan penelitian tersebut di atas dengan skripsi yang Peneliti
laporkan terletak pada permasalahan yang diteliti. Penelitian di atas meneliti tentang jama’ah Muji Rosul atau Jamuro dalam upayanya
deradikalisasi gerakan keagamaan di Surakarta. Penelitian tersebut meneliti secara mendalam tentang profil jama’ah tersebut serta
bagaimana perannya. Sedangkan penelitian atau skripsi yang peneliti laporkan ini tidak meneliti terlalu dalam tentang majelis tasawuf .
Walaupun Subjek atau Responden dalam penelitian ini merupakan jama’ah atau pengikut di dua lembaga tasawuf yang berbeda yaitu Nurul
Haromain dan Penyiar Sholawat Wahidiyah PSW. Namun Peneliti tidak melakukan penelitian terlalu dalam tentanng profil dan karakter dari
dua lembaga tersebut. Peneliti hanya fokus pada perilaku dalam hal ini kepribadian dan aktivitas ritualistik pengikutnya yang hidup di kawasan
perkotaan. 2. Dinamika Kepribadian Anak Jalanan Perempuan Yang Terlibat Pelacuran
Ditinjau dari Teori Alfred Adler Studi Kasus Pada Anak Binaan Yayasan Setara Tahun 2010
Oleh: Nahdliyatul Ulfah, Universitas Negeri Semarang Fakultas Psikologi, Skripsi Tahun 2011
70
Rosidin, 2014, “Sufisme Perkotaan dan Nalar Beragama Inklusif: Studi atas Peran Jamuro dalam Upaya Deradikalisasi Gerakan Keagamaan di Surakarta”, J. Analisa, Juni 2014, Vol
21 No 01 hal. 15-26.
61
Penelitian di atas menyatakan: Anak yang mengalami pelecehan seksual, berasal dari keluarga
miskin, tingkat pendidikan rendah dan mengalami perlakuan pengasuhan yang salah dapat mendorong anak turun ke jalan dan terlibat pelacuran.
Subjek mengalami perasaan-perasaan inferior seperti ketidakamanan, merasa tidak berharga dan perasaan terkekang, penggunaan teori
kepribadian Alfred Adler dapat menjelaskan mengenai inferioritas yang subjek alami serta kompensasi yang subjek lakukan dengan berjuang
menjadi superior menuju arah kesempurnaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mengalami perasaan
inferior yang perkuat dari faktor-faktor pendorong pelacuran yaitu tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah serta pelecehan seksual. Kompensasi
dari perasaan-perasaan inferior tersebut dilakukan dengan cara memiliki pacar dengan pengaruh kuat pada komunitas jalanan, minta ditemani pacar
setiap hari, dan menjalani kehidupan bebas. Perasaan inferior juga memicu finalisme semu yang dipersepsi kabur yang dipengaruhi oleh lingkungan
dan diri subjek. Karena hal itu, maka perjuangan menuju superioritas yang terpusat pada diri sendiri private logic dilakukan melalui mengadu
domba laki-laki yang menyukainya dan melakukan hubungan seks dengan banyak orang sexual poligamously. Hal ini berdampak pada minat sosial
rendah yang ditandai dengan hubungan orang tua buruk, hubungan dengan pacar ekstrim sangat baik namun juga kadang sangat sadis, dan tidak ada
afeksi antar teman serta diwarnai oleh gaya hidup subjek seperti alcoholic,
62
obat-obatan psikotropika, perokok, perilaku kriminal, berganti-ganti pasangan dan berbohong mytomania. Akhirnya, dinamika kepribadian ini
mengarahkan pada kenakalan remaja dan bias agama yang tertuju pada pelacuran immorality sexual.
71
Perbedaan dengan skripsi atau penelitian dalam laporan ini adalah: Penelitian di atas meneliti dan mengupas tentang dinamika
kepribadian anak jalanan perempuan yanng terlibat pelacuran. Tentunya perbedaan dengan skripsi yang Peneliti laporkan ini adalah pada aspek
Subjeknya. Jika Nahdliyatul Ulfah mengambil Subjek dari anak jalanan perempuan yang terlibat pelacuran, maka Peneliti mengambil Subjek
penelitian dari pelaku atau pengamal sufismemajelis dzikirmajelis kajian tasawuf yang tinggal di kawasan perkotaan.
Penelitian di atas menggunakan teori Alfred Adler dalam mengupas dinamika kepribadian Subjek. Sedangkan penelitian dengan judul,
“Dinamika Kepribadian dan Aktivitas Ritualistik Pelaku Sufisme Perkotaan” yang dilaporkan ini menggunakan teori psikoanalisa Sigmund
Freud dan perspektik psikologi Islam. 3. Struktur Kepribadian Dalam Perspektif Psikoanalisa Studi Kasus pada
Lesbian Oleh Rohmi Hidayati, Fakultas Psikologi Program S1, Universitas Islam
Negeri UIN Malang, Skripsi Tahun 2007
71
Nahdliyatul Ulfah, Skripsi, Dinamika Kepribadian Anak Jalanan Perempuan Yang Terlibat Pelacuran Ditinjau dari Teori Alfred Adler Studi Kasus Pada Anak Binaan Yayasan
Setara Tahun 2010http:ejournal.unnes.psikologi.ac.idindex.phppsikoarticledownload292235 diakses pada tanggal 20 Januari 2015 jam 09.30
63
Penelitian di atas menyatakan: Dalam pandangan psikoanalisa yang menyebabkan seseorang
menjadi lesbian adalah adanya trauma dimasa lalu yang dalam perkembangan selanjutnya berpengaruh pada kepribadian khususnya
sturktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan superego. Id yang merupakan komponen biologis dan berprinsip pada kesenangan pleasure
principle, ego merupakan komponen psikologis yang
berpirinsip kenyataan, sedangkan superego memiliki fungsi, sifat, komponen, prinsip
kerja, dinamisme, dan mekanisme sendiri. Hasil penelitian menunjukkan adanya struktur kepribadian yang
memiliki fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanisme sendiri. Id, ego, dan superego adakalanya berjalan seimbang
dan adakalanya salah satu bagian mendominasi dalam suatu perilaku. Ketika salah satu dari id, ego, superego mendominasi maka akan
memanifestasikan perilaku yang berbeda pula.
72
Perbedaan dengan skripsi atau penelitian dalam laporan ini adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Rohmi Hidayati sama-sama
menggunakan pendekatan psikoanalisa serta melalui studi kasus. Namun jika Rohmi Hidayati meneliti tentang struktur kepribadian, sedangkan
penelitian yang penulis laporkan ini membahas tentang dinamika kepribadian. Dinamika kepribadian lebih luas pembahasannya dikarenakan
menjelaskan secara deskriptif tentang perubahan secara berkala
72
Rohmi Hidayati, Skripsi,“Struktur Kepribadian Dalam Perspektif Psikoanalisa Studi Kasus pada Lesbian”, Malang: UIN Malang, 2007, hlm. vii
64
kepribadian individu serta bagaimana itu menimbulkan hal positif dan negatif terhadap individu tersebut.
Dari segi Subjek yang diteliti oleh Rohmi Hidayati adalah pelaku lesbian. Sedangkan pada penelitian yang dilaporkan ini peneliti
mengambil Subjek dari kalangan pelaku atau pengamal sufismemajelis dzikirmajelis kajian tasawuf yang tinggal di kawasan perkotaan.
64