Pendekatan dan Jenis Penelitian

65 Kediri dan Tulungagung yang mana di kedua kota itu penulis telah menemukan tokoh yang hidup di tengah keramaian kota dengan tetap melakoni kariernya, namun tetap bisa melakoni kehidupan Sufistik.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama. Selain peneliti sendiri juga ada bantuan orang lain untuk mengecek keabsahan data yang telah didapat. Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada hasil pengamatan peneliti. Sehingga peran manusia sebagai instrument peneliti menjadi suatu keharusan. Bahkan dalam penelitian kualitatif, posisi peneliti menjadi instrument kunci the key Instrumen. 75 Peneliti meminta bantuan Dosen Psikologi di IAIN Tulungagung yaitu Dra. Hj. Uswah Wardiana untuk validasi ahli. Beliau mengkoreksi guide interview tentang kepribadian dan memvalidasi hasil interpretasi tes kepribadian.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di dua kota yaitu Kediri dan Tulungagung. Sebelum menjelaskan lokasi dan waktu penelitian, Peneliti akan menjelaskan alasan memilih dua Majelis tasawuf yaitu Nurul Haromain dan Penyiar Sholawat Wahidiyah, penjelasannya adalah sebagai berikut: 75 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 66 1. Majelis dzikir Nurul Haromain awal mulanya adalah pesantren yang didirikan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki dengan menunjuk murid beliau yaitu KH. Ihya’ Ulumuddin sebagai pengasuhnya. Alasan peneliti memilih majelis ini, karena banyak diminati oleh kalangan masyarakat kota seperti para kaum akademisi mahasiswadosenguru, para pengusaha, para pejabat, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan prinsip inklusivisme yang dianut oleh majelis ini. Prinsipnya tidak mengekor pada aliran atau ormas tertentu. Bagi pesantren atau majelis ini semua perbedaan selama itu masih dalam wilayah khilafiyyah pasti bisa ditemukan jalan keluarnya. Sehingga majelis ini berkembang sampai di 36 Kota di Indonesia. 76 2. Penyiar Sholawat Wahidiyah adalah lembaga khidmah perjuangan Wahidiyah yang didirikan oleh KH. Abdul Madjid Ma’roef sekaligus sebagai Muallifpenyusun Shalawat Wahidiyah. Lembaga PSW ini berpusat di Ponpes At-Tahdzib, Ngoro-Jombang. Bukan termasuk Wahidiyah yang ada di Kedunglo-Kediri. Ada perbedaan karakter pemikiran yang sangat mendasar dan didasari oleh berbagai peristiwa. Untuk lebih mengetahuinya mungkin Peneliti selanjutnya bisa mencoba untuk meneliti tentang perbedaan Wahidiyah yang berpusat di Jombang dengan yang berpusat di Kedunglo-Kediri. Alasan Peneliti memilih Wahidiyah adalah ciri khasnya yang terbuka untuk semua 76 Muhammad, Nurul Haromain, Keunikan Dunia Pesantern, Kabar Pujon, http:kabarpujon.blogspot.com200803nurul-haromain.htm diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 15.30