Pengecekan Keabsahan Data Prosedur Penelitian

78 d. Menjajaki dan memanfaatkan informasi e. Menyiapkan perlengkapan penelitian f. Memperhatikan etika penelitian. 2. Tahap Lapangan a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri b. Memasuki lapangan c. Berperan serta sambil mengumpulkan data 3. Tahap Penyelesaian Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah kegiatan penulisan laporan penelitian yang dibuat sesuai dengan prosedur yang ditentukan. 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyebab Masyarakat Kota Mendalami Tasawuf 1. Hasil Penelitian

Peneliti telah melakukan penelitian terhadap 2 SubjekResponden yang masing-masing menjalani kehidupan sufistik dan hidup di daerah perkotaan. Subjek I tinggal di Kota Kediri sedangkan Subjek II tinggal di Tulungagung. Kedua Subjek mengikuti majelis dzikir atau pengamalan dan kajian tasawuf dengan kultur, metode dan lembaga yang berbeda. Tentunya dari keduanya mempunyai historis yang berbeda-beda terkait perjalanannya menjalani kehidupan sampai pada akhirnya membawa beliau berdua mendalami tasawuf. Berikut ini peneliti deskripsikan data yang didapat dari kedua Subjek. a. Subjek I MH adalah seorang Trainer, Praktisi Pendidikan dan seorang Pemuka Agama. Beliau adalah seorang Ayah berusia 42 tahun dengan dikarunia 3 orang anak. Keluarga kecil beliau tinggal di perumahan Jalan Wilis Tama I Gang II Kota Kediri, tepatnya di depan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Setiap hari beliau menjalani aktivitasnya sebagai seorang Trainer dan Mentor di Lembaga yang beliau naungi yaitu Spiritual Building Center dan Rumah Motivasi. Tidak jarang beliau juga memenuhi panggilan untuk mengisi ceramah keagamaan. 80 Beliau adalah sosok yang ramah, ceria dan hangat. Terbukti dari beberapa kali Peneliti melakukan interview, beliau selalu menyambut dengan ramah dan berusaha memberikan jawaban sebagai informasi yang Peneliti cari. Dari gerak mata Subjek I yang Peneliti amati tidak ada indikasi jawaban yang dibuat-buat dan benar-banar berusaha memberikan informasi yang sebenarnya. Perhatian penuh beliau terhadap tasawuf sangat terlihat dari pengetahuan dan wawasan beliau yang luas tentang tasawuf. Menurut beliau tasawuf adalah Islam itu sendiri yang mana merupakan sebuah oase sumber yang menyegarkan bagi hati para masyarakat modern. Hal ini dikarenakan masyarakat modern sudah terlalu dalam menyelami kehidupan dunia yang menjemukan sehingga memerlukan oase tersebut. Mereka masyarakat modern yang hidupnya sudah mulai kehilangan makna hidup tentunya sangat membutuhkan tasawuf. Sehingga itulah yang membuat masyarakat modern hari ini berlari menuju pada keinginan untuk bisa memaknai. Makna kerja iu apa, makna hidup itu apa, makna berkeluarga itu apa, pokoknya makna apapun. Sehingga ketika mereka sudah pada puncaknya karir, mereka tidak akan buta arah. Pada intinya pemahaman beliau tentang tasawuf tidak konvensional tasawuf identik dengan alienasi dirizuhud. Beliau memandang bahwa tasawuf termasuk Islam itu diturunkan di bumi sehingga sifatnya harus membumi. Membumi dalam artian tasawuf