keturunan asing melalui proses asimilasi terutama untuk mencegah terjadinya kehidupan ekslusif rasial, serta adanya anjuran supaya WNI keturunan asing yang
masih menggunakan Tionghoa diganti dengan nama Indonesia. Keempat, Instruksi Presiden Kabinet No. 37UIN61967 tentang tempat-tempat yang
disediakan untuk anak-anak WNA Tionghoa di sekolah-sekolah nasional sebanyak 40 dan setiap kelas jumlah murid WNI harus lebih banyak daripada
murid-murid WNA Tionghoa. Kelima, Instruksi Menteri Dalam Negara No. 455.2-3601968 tentang penataan kelenteng-kelenteng di Indonesia. Keenam,
Surat Edaran Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika No. 02SEDitjenPP6K1998 tentang larangan penerbitan dan pencetakan tulisan atau iklan beraksen dan
berbahasa Cina. Soyomukti 2012: 205-210 sendiri membagi berbagai peraturan yang
bersifat diskriminatif terhadap etnis Tionghoa dalam sejarah Indonesia pada berbagai bidang, antara lain sebagai berikut.
a. Bidang Sosial dan Budaya
Bidang ini mengatur tentang peraturan yang berhubungan dengan masalah- masalah sosial serta berbagai masalah yang berkaitan dengan kemanusiaan dan
budaya. Dalam bidang ini terdapat 5 peraturan yang bersifat diskriminatif terhadap etnis Tionghoa, antara lain. Pertama, Keputusan Presidium Kabinet No.
127Kep121966 tentang Peraturan Ganti Nama bagi WNI yang memakai Nama Cina. Kedua, Instruksi Presidium Kabinet No. 49UIN81967 tentang
Pendayagunaan Mass Media Berbahasa Cina. Ketiga, Keppres No. 1231968 tentang Memperpanjang Masa Berlakunya Peraturan Ganti Nama bagi Warga
Negara Indonesia yang Memakai Nama Cina sebagai Termaktub dalam Keputusan Presidium Kabinet No. 127Kep121966. Keempat, Instruksi Menteri
Luar Negeri Republik Indonesia No. 00506704 tentang Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Keputusan Presidium Kabinet No. 127UKEP1966 tentang
Prosedur Ganti Nama bagi Warga Negara Indonesia yang Memakai Nama Cina Berdiam di Luar Negeri. Kelima, Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi
No. 285KPXII78 tentang Larangan dan Mengimpor, Memperdagangkan dan Mengedarkan Segala Jenis Barang Cetakan dalam Huruf, aksara, dan Bahasa
Cina.
b. Bidang Pendidikan
Kebijakan dalam bidang ini berisi berbagai macam peraturan yang berkaitan dengan dunia pendidikan di sekolah dan berbagai proses belajar mengajar.
Peraturan tersebut antara lain. Pertama, Surat Edaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Inspektoral Jenderal No. SE 003B1978 tentang masalah Gedung-
Gedung Bekas Sekolah Asing Cina. Kedua, UU No. 48prp1960.L 1960-55 tentang Pengawasan Pendidikan dan Pengajaran Asing. Ketiga, Surat Menteri
Agama kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. A0581978 tentang Pelaksanaan Pelajaran Agama di Sekolah-Sekolah. Keempat, Surat Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah No. B-37TP-PAPPA1178 tentang Inventarisasi Gedung-Gedung Bekas Sekolah AsingCina. Kelima, Instruksi
Presidium Kabinet No. 37UIN61967 tentang Kebijakan Pokok yang Menyangkut WNI Keturunan Asing.
c. Bidang Agama