Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Data yang dianalisis agar tidak mengakibatkan bias maka dilakukan
cross check
setiap data pada informan kunci maupun data hasil wawancara serta hasil pengamatan, berkaitan hal tersebut Moleong 2011:330
menyatakan: sebagai teknik trianggulasi yaitu, pengecekan keabsahan data mempergunakan informasi di luar data itu sendiri, sedangkan Sugiyono
2011:273 berpendapat bahwa : Trianggulasi dalam pengujian kridibilitas diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik pengumpulan
data, dan waktu. Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa trianggulasi sumber,
menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber atau instrumen. Trianggulasi teknik, menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan cara yang berbeda, misal : data yang diperoleh dari wawancara dicek
dengan pengamatan dan dicocokan dengan dokumen yang ada. Trianggulasi waktu, menguji kredibilitas dengan melakukan pengulangan untuk
mengumpulkan data dalam waktu yang berbeda.
3.6 Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat
berjalan dengan lancar. Cara-cara atau teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Pedoman Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk mengetahui persepsi para dosen mengenai penerapan model
pembelajaran
blended learning
dengan profesionalisme dosen dan kepuasan belajar mahasiswa dalam hubungannya dengan Undang-
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai profesionalisme Guru dan dosen.
Observasi atau pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperanserta dan yang tidak
berperanserta. Pada pengamatan tanpa peranserta pengamat hanya melakukan satu fungsi yaitu mengadakan pengamatan. Pengamat
berperanserta melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang
diamatinya Moleong, 2007:176. Hal yang diobservasikan dalam penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran
blended learning
dengan profesionalisme dosen dan kepuasan belajar mahasiswa dalam
hubungannya dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai profesionalisme Guru dan dosen.
2. Pedoman Wawancara
Instrumen untuk memperoleh keterangan data dalam penelitian secara langsung menggunakan pedoman wawancara.
Nazir 2005:193 mengatakan bahwa : “Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau si pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggnakan alat yang
dinamakan interview guide.” Fungsi wawancara dalam penelitian ini untuk mengadakan
komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian antara lain Para dosen dan mahasiswa DPTE dalam rangka
memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi.
Penelitian ini
menggunakan pedoman
wawancara
terstruktur tentang “penerapan model pembelajaran
blended
Muchamad Arifin, 2015 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI: DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
PROFESIONALISME DOSEN DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
learning
dengan profesionalisme dosen di FPTK UPI Bandung” secara tatap muka langsung dengan para dosen DPTE FPTK UPI
Bandung. Wawancara menggunakan alat perekam
Voice Recorder
secara terencana, artinya pertanyaan disusun dan direncanakan oleh peneliti dan divalidasi oleh pakar. Namun dalam
pelaksanaannya bersifat fleksibel, maksudnya pertanyaan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat wawancara.
3. Kuisioner