58
d. Analisis Collateral Jaminan,
Analisis ini merupakan analisis yang menunjukkan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. e.
Analisis Condition of economy Keadaan ekonomi, dalam penilaian kredit hendaknya dinilai dari kondisi ekonomi sekarang dan untuk
dimasa yang akan datang. Setelah semua persyaratan kredit dilengkapi oleh nasabah , maka petugas
BPR akan menganalisis, jika dikatakan layak maka kredit akan dicairkan sesuai dengan proposal permohonan kredit.
1.4. Monitoring terhadap penggunaan kredit
Monitoring terhadap penggunaan kredit merupakan proses pemantauan dan penilaian yang dilakukan oleh analisis kredit, untuk mengetahui kesesuaian
penggunaan kredit dengan rencana kredit.pengawasan kredit juga dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian pada BPR. Pengawasan yang dilakukan menurut
tujuannya adalah, preventif kontrol yang merupakan pengendalian atau pengawasan yang dilakukan yang dilakukan sebalum pencairan kredit. Misalnya
dnegan melakukan survey ke lapangan mengenai usaha yang dijalankan. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa BPR.BKK cabang
prembun melakukan monitoring kepada debitur kredit untuk mencegah terjadinya risiko dan penunggakan angsuran.
59
1.5. Pengendalian agunan atau jaminan kredit
Agunan kredit diberikan kepada pihak BPR disaat awal pemberian kredit, adapun bentuk agunan yang dapat diterima pihak BPR sebagai jaminan kredit,
antara lain: a.
Jaminan dengan surat-surat berharga. Jaminan ini berupa surat berharga seperti sertifikat tanah, wesel, surat
deposito, BPKB. b.
Jaminan dengan barang-barang Jaminan ini berupa barang, benda bergerak maupun tidak bergerak
misalnya tanah, gedung, bangunan, kendaraan bermotor, mobil.
B. Sistem Pengendalian Kuratif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun
1.1. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet
Dari hasil wawancara dengan pimpinan cabang, kasi pelayanan, admin kredit, anallisis kredit, seksi kredit, dan custumer service, menunjukkan bahwa
BPR telah melakukan identifikasi lebih awal untuk mencegah terjadinya risiko dan pengelolaan kredit yang bermasalah.
Setelah kredit terealisasi maka BPR perlu melakukan identifikasi gejala kredit bermasalah, karena meskipun nasabah akan mengembalikan atau membayar
kewajibannya sesuai dengan kesepakatan namun banyak yang tidak menepati kesepakatan yang telah ditetapkan, hal ini dapat terjadi karena pihak debitur itu
sendiri, maupun dari pihak BPR dalam prosedur dan pengawasan kredit.
60
1.2. Pembinaan terhadap nasabah kredit
Pembinaan terhadap nasabah kredit dilakukan dengan cara kunjungan kepada nasabah untuk memberikan arahan dan pembinaan mengenai pentingnya
kredit dan fungsi kredit, hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya risiko kredit bermasalah.
1.3. Minimalisasi risiko kredit bermasalah
Meminimalkan risiko kredit bermasalah dapat dilakukan dengan: a.
Mengidentifikasi dan menganalisa masalah dan bagaimana cara penyelesaiannya. Apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi
maka akan dilakukan pemutusan hubungan, namun apabila hubungan debitur masih bisa diperbaiki maka akan dilanjutkan.
b. Hubungan yang baik antara pihak bank dengan debitur akan
mempengaruhi dalam proses analisa jika terjadi kredit bermasalah. 1.4.
Penggolongan kredit bermasalah
Penggolongan kredit bermasalah dapat dibedakan sebagai berikut: a.
Kurang lancar Kredit digolongkan kurang lancar apabila terdapat tunggakan
pembayaran pokok atau bunga yang melampauai 90 hari, dan akan diberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu.
b. Diragukan Kredit dapat digolongkan sebagai kredit dalam perhatian khusus jika
nasabah mengalami tunggakan pembayaran pokok atau bunga sampai lebih dari 90 hari, dan diberikan surat peringatan 1.
61
c. Dalam Perhatian Khusus DPK
Kredit digolongkan diragukan apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampaui 180 hari-270 hari. Diberikan surat
peringatan 2. d.
Kredit Macet Kredit digolongkan macet apabila terdapat tunggakan pembayaran
pokok atau bunga yang melampaui 270 hari dan diberikan surat peringatan 3.
1.5. Penyitaan atau penghapusan agunan