dan orang tua siswa. Kecemasan yang tidak terlalu besar dapat mendorong siswa belajar lebih baik, guru mengajar lebih baik, kepala sekolah lebih berusaha agar
siswanya yang lulus banyak, dan orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya. Penjelasan di atas memberi gambaran bahwa sangat besar dampak positif
UAN baik bagi siswa, guru, orang tua siswa, maupun sekolah. Semua unsur memiliki tujuan sama yaitu agar semua siswa dapat melampui standar kelulusan yang
berarti semua unsur memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas lulusan pendidikan. Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila UAN ini tetap
dilaksanakan.
2. Dampak Negatif UAN
Selain menimbulkan dampak positif, UAN juga menimbulkan dampak negatif walaupun hanya sebagian kecil yang merasakannya. Hanya ada sekitar 13 guru
yang menyatakan bahwa UAN itu dapat menimbulkan kelelahan fisik bagi siswa, hanya 17 guru yang menyatakan UAN mengakibatkan stres bagi siswa, dan
hanya 10 guru yang menganggap bahwa UAN itu dapat menimbulkan kebingungan.
Sementara itu kenaikan standar kelulusan menjadi 4,01 juga berdampak negatif bagi siswa. Ada sebesar 54 siswa yang semakin khawatir tidak lulus
dengan adanya kenaikan standar kelulusan itu. Untuk siswa SMK, persentase siswa yang semakin khawatir tidak lulus itu mencapai 65, bahkan untuk siswa SMK di
propinsi yang termasuk kategori rendah kualitas pendidikannya angka itu mencapai 78. Angka yang cukup besar dan perlu mendapat perhatian. Dilihat dari klasifikasi
propinsi, ternyata propinsi berkualifikasi biasa yang memiliki persentase guru terbanyak 76 yang mengatakan kenaikan standar kelulusan menyebabkan
semakin membuat khawatir anak tidak lulus. Kenaikan standar kelulusan juga berdampak negatif terhadap guru. Dengan
adanya kenaikan standar kelulusan maka sebesar 68 guru merasa beban bekerja bertambah, dan sebesar 50 guru merasa tambah cemas. Apabila diperhatikan
klasifikasi propinsinya, ternyata semakin rendah klasifikasi pendidikan suatu propinsi semakin banyak guru yang mengatakan beban bekerja bertambah,
semakin sedikit guru yang mengatakan semakin bertambah cemas, dan semakin banyak guru yang mengatakan waktu istirahat berkurang. Ini berarti bahwa
semakin rendah kualifikasi pendidikan suatu propinsi, semakin besar dia
Ringkasan Laporan Penelitian Dampak Ujian Akhir
12
memerlukan perhatian. Besar kemungkinan, semakin rendah kualifikasi pendidikan suatu propinsi semakin pasrah guru terhadap kelulusan siswa-siswanya.
Dampak negatif akibat kenaikan standar kelulusan juga dijelaskan oleh
kepala sekolah. Menurut 89 kepala sekolah yang menjadi responden ternyata siswa menjadi cemas dengan adanya kenaikan standar kelulusan, sebesar 88
kepala sekolah yang menjadi responden mengatakan bahwa orang tua siswa juga menjadi cemas lantaran standar kelulusan dinaikkan, dan sebesar 54 kepala
sekolah juga merasa cemas akibat standar kelulusan itu dinaikkan.
Apabila diperhatikan klasifikasi tingkat pendidikan propinsi maka dapat dikatakan bahwa semakin rendah kualifikasi pendidikan suatu propinsi, semakin
banyak siswa dan orang tua siswa yang cemas. Sementara itu, tidak ada perbedaan jumlah kepala sekolah yang cemas secara signifikan antara kepala sekolah dari
propinsi yang klasifikasi pendidikannya tinggi, sedang, dan biasa. Namun yang jelas, melalui wawancara dapat diketahui bahwa kepala sekolah juga merasa cemas
terhadap kenaikan standar kelulusan ini.
Uraian di atas menggambarkan bahwa dampak negatif UAN itu sangat kecil, namun dampak negatif akibat kenaikan standar kelulusan lah yang perlu mendapat
perhatian. Ada kemungkinan hal ini dikarenakan waktu sosialisasi kenaikan standar yang sangat pendek, yakni hanya sekitar 1 semester sebelum UAN dilaksanakan.
Ini berarti bahwa kenaikan standar kelulusan perlu disosialisasikan terlebih dulu. Kenaikan standar kelulusan perlu disosialisasikan ke siswa, guru, kasek, dan orang
tua agar mereka dapat menyesuaikan diri sehingga kecemasan yang muncul menjadi relatif kecil. Apabila kenaikan standar kelulusan itu disosialisasikan terlebih
dahulu maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
3. Lain-lain