45
bekas HGB tersebut, maka bangunan dan benda yang ada di atas tanah bekas HGB ini dibongkar oleh pemerintah atas biaya bekas pemegang Hak Guna Bangunan ini
Pasal 37 ayat 4 PP No. 40 Tahun 1996. Dalam hal hapusnya HGB atas tanah Hak Pengelolaan dan atas tanah Hak
Milik pihak lain, maka bekas pemegang HGB ini wajib menyerahkan tanahnya kepada pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik, serta harus dipenuhi
ketentuan yang sudah disepakati dalam perjanjian penggunaan tanah Hak Pengelolaan ini atau atas dasar perjanjian pemberian HGB atas tanah Hak Milik bersangkutan
Pasal 38 PP No. 40 Tahun 1996. Dalam Memori Penjelasan ditegaskan lebih jauh bahwa penyelesaian
penguasaan bekas-bekas HGB atas tanah Hak Pengelolaan dan Hak Milik ini, sesudah hapusnya HGB itu, dilaksanakan sesuai Perjanjian Penggunaan Tanah Hak
Pengelolaan atau Perjanjian Pemberian HGB antara pemegang Hak Milik dan pemegang Hak Guna Bangunan bersangkutan. Jadi syarat-syarat dari perjanjian inilah
yang harus diikuti.
48
4. Asas-Asas Hukum Agraria Nasional
Dengan berlakunya UUPA pada tahun 1960, maka Indonesia memiliki Hukum Agraria Nasional. Di dalam hukum agraria nasional UUPA terdapat
beberapa asas-asas, tetapi dalam penulisan skripsi ini hanya dituangkan asas-asas yang berkaitan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Asas Nasionalitas.
Asas Nasionalitas adalah:
49
asas yang menghendaki bahwa hanya bangsa Indonesia saja yang dapat mempunyai hubungan hukum
sepenuhnya dengan bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Menurut asas ini, hanya bangsa indonesia yang
48
Ibid, hlm. 35
49
Sri Harini Dwiyatmi, Pengantar Hukum Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, hlm. 84
46
dapat mempunyai hak milik, hak guna bangunan, dan hak guna usaha. Orang asing dapat memanfaatkan bumi Indonesia hanya dengan hak
pakai atau hak sewa. Asas ini terdapat dalam Pasal 9 ayat 1 dan 2 dan Pasal 21
UUPA sebagai dasar juridisnya menyatakan bahwa hanya warga negara Indonesia saja yang dapat mempunyai hubungan hukum sepenuhnya
dengan BARA. Dan hanya warga negara Indonesia saja yang dapat memiliki hak milik. Hal ini penting untuk menjaga persatuan bangsa dan
negara khususnya dalam hubungan antara hukum agraria dan HANKAM.
50
2. Asas Keadilan Persamaan.
Persamaan dalam penguasaan atas BARA yang tidak membeda- bedakan jenis kelamin, golongan kaya dan golongan miskin, bahkan tidak
membedakan suku bangsa.
51
Asas ini diatur pada Pasal 9 ayat 2 UUPA. Pasal ini menempatkan subyek hukum baik laki-laki maupun perempuan tidak
dibedakan dalam kesempatan untuk memperoleh kenikmatan atas BARA. Bahkan tidak membedakan golongan, sehingga UUPA tidak menerapkan
diskriminasi karena jenis kelamin maupun golongan karena hal demikian memang bertentangan dengan rasa keadilan bangsa Indonesia ataupun
HAM. Hal demikian perlu ditandaskan sebab perbedaan antara subyek hukum pria atau wanita dalam hukum adat masih dikenal atas
pemilikan sebidang tanah. pengaturan eksplisit demikian tetap dipertahankan agar supaya ketentuan ini menjadi pedoman secara ketat,
sehingga adil dan terkandung pemerataan kesempatan. Demikian pula kesempatan yang sama semua warga negara untuk memiliki dan
50
Sri Harini Dwiyatmi, Hukum Agraria, Fakultas Hukum UKSW, Salatiga, 2008, hlm. 12
51
Sri Harini Dwiyatmi, op.cit, hlm. 84
47
menguasai secara terbuka dan menurut hukum atas tanah-tanah di seluruh wilayah tanpa membatasi berdasarkan tidak saja jenis kelamin juga suku
dan warna kulit.
52
3. Asas Hak Menguasai Negara.
Asas ini menyatakan bahwa sebagai organiasi kekuasaan tertinggi, negara diberi wewenang untuk mengatur peruntukan tanah atau
berkewajiban untuk mengatur penggunaan tanah serta pemberian tanah. Dalam hal ini, negara bukan sebagai pemilik tanah BARA.
53
Konsep negara sebagai pemilik hanya ada pada saat negara indonesia dalam
penjajahan Belanda. Sejak berlakunya UUPA yang lahir tahun 1960 prinsip yang ada sebelumnya ditegaskan dihapus. Yang ada kini prinsip
hak menguasai Negara yang secara tegas dinyatakan dalam Pasal 2 UUPA. Hak menguasai dari negara berasal dari Pasal 33 ayat 3 UUD
1945 sebagai pasal pertama yang mengatur tentang hukum Agraria di Indonesia yang mencakup bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya. Bahwa Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Hak menguasai negara meliputi semua BARA, baik yan sudah dihaki seseorang maupun yang belum
dihaki. Kekuasaan negara mengenai tanah yang sedang dipunyai orang dengan sesuatu hak dibatasi oleh isi dari hak itu. Dan kekuasaan negara
atas tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak oleh seseorang atau pihak lainnya adalah lebih luas dan penuh.
54
52
Sri Harini Dwiyatmi, op.cit, hlm. 14
53
Sri Harini Dwiyatmi, op.cit, hlm. 83-84
54
Sri Harini Dwiyatmi, op,cit. hlm 15-16
48
D. Hak Asasi Manusia dan Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.