Masalah-Masalah Umum Pada Eleminasi Fekal

i. Kerusakan Sensoris dan Motoris Kerusakan pada sistem sensoris dan motoris dapat memengaruhi proses defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam berdefekasi. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh kerusakan pada tulang belakang atau kerusakan saraf lainnya Hidayat, 2006.

6. Masalah-Masalah Umum Pada Eleminasi Fekal

a. Konstipasi Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit. Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya mengedan saat defekasi adalah suatu tanda yang terkait dengan konstipasi. Apabila motilitas usus halus melambat, massa feses lebih lama terpapar pada dinding usus dan sebagian besar kandungan air dalam feses diabsorpsi. Sejumlah kecil air ditinggalkan untuk melunakkan dan melumasi feses. Pengeluaran feses yang kering dan keras dapat menimbulkan nyeri pada rektum Potter Perry, 2005. Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras, atau keluarnya tinja terlalu kering dan keras Hidayat, 2006. Tanda Klinis :  Adanya feses yang keras.  Defekasi kurang dari 3 kali seminggu.  Menurunnya bising usus.  Adanya keluhan pada rektum.  Nyeri saat mengejan dan defekasi.  Adanya perasaan masih ada sisa feses. Universitas Sumatera Utara Kemungkinan Penyebab :  Defek persarafan, kelemahan pelvis, imobilitas karena cedera serebrospinalis, CVA, dan lain-lain.  Pola defekasi yang tidak teratur.  Nyeri saat defekasi karena hemoroid.  Menurunnya peristaltik karena stress psikologis.  Penggunaan obat, seperti penggunaan antasida, laksantif, atau anaestesi.  Proses penuaan usia lanjut b. Impaksi fekal Fekal Impation Impaksi Fekal Fekal Impaction merupakan masa feses yang keras di lipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang aktivitas, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot Hidayat, 2006. Tanda impaksi yang jelas ialah ketidakmampuan untuk mengeluarkan feses selama beberapa hari, walaupun terdapat keinginan berulang untuk melakukan defekasi. Apabila feses diare keluar secara mendadak dan kontinu, impaksi harus dicurigai. Porsi cairan di dalam feses yang terdapat lebih banyak di kolon meresap ke sekitar massa yang mengalami impaksi. Kehilangan nafsu makan anoreksia, distensi dank ram abdomen, serta nyeri di rektum dapat menyertai kondisi impaksi. Perawat, yang mencurigai adanya suatu impaksi, dapat dengan mantap melakukan pemeriksaan secara manual yang dimasukkan ke dalam rektum dan mempalpasi masa yang terinfeksi Potter Perry, 2005. c. Diare Diare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare sering disertai dengan kejang usus, mungkin disertai oleh rasa mual dan muntah Hidayat, 2006. Universitas Sumatera Utara Tanda Klinis :  Adanya pengeluaran feses cair.  Frekuensi lebih dari 3 kali sehari.  Nyerikram abdomen.  Bising usus meningkat. Kemungkinan Penyebab:  Malabsorpsi atau inflamasi, proses infeksi.  Peningkatan peristaltik karena peningkatan metabolisme.  Efek tindakan pembedahan usus.  Efek penggunaan obat seperti antasida, laksansia, antibiotik, dan lain-lain.  Stress psikologis. d. Inkontinensia Fekal Inkontinensia fekal adalah ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan gas dari anus. Kondisi fisik yang merusakkan fungsi atau kontrol sfingter anus dapat menyebabkan inkontinensia. Kondisi yang membuat seringnya defekasi, feses encer, volumenya banyak, dan feses mengandung air juga mempredisposisi individu untuk mengalami inkontinensia. Inkontinensia fekal merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan defekasi normal dengan pengeluaran feses tanpa disadari, atau juga dapat dikenal dengan inkontinensia fekal yang merupakan hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui sfingter akibat kerusakan sfingter Hidayat, 2006. Tanda Klinis:  Pengeluaran feses yang tidak dikehendaki. Universitas Sumatera Utara Kemungkinan Penyebab:  Gangguan sfingter rektal akibat cedera anus, pembedahan, dan lain-lain.  Distensi rektum berlebih.  Kurangnya kontrol sfingter akibat cedera medulla spinalis, CVA, dan lain-lain.  Kerusakan kognitif. e. Kembung Kembung merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung atau usus Hidayat, 2006. Kembung merupakan flatus yang berlebihan di daerah intestinal sehingga menyebabkan distensi intestinal, dapat disebabkan karena konstipasi, penggunaan obat-obatan barbiturate, penurunan ansietas, penurunan aktivitas intestinal, mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek ansietas Tarwoto Wartonah, 2010. f. Hemoroid Hemoroid merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat disebabkan karena konstipasi, peregangan saat defekasi, dan lain-lain.

7. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny. L dengan Prioritas Masalah GangguanKebutuhan Dasar Mobilisasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

0 43 54

Asuhan Keperawatan pada An. K dengan Prioritas Masalah Kekurangan Volume Cairan dan Elektrolit pada Kasus Gastroenteritis di RSUD. dr. Pirngadi Medan

3 109 36

Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit di RSUP Haji Adam Malik Kota Medan

0 45 51

Asuhan Keperawatan pada Nn. K dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi BAB Di RSJ Provsu Medan

0 21 47

Asuhan Keperawatan pada Ny. O dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di RS dr. Pirngadi Medan

0 38 52

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di RSUD.Dr. Pirngadi Medan

15 85 38

Asuhan Keperawatan pada klien Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi pada Kasus Diabetes Mellitus di Lingkungan V Kelurahan HarjoSari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 51

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Efusi Pleura dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

7 104 43

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Kebutuhan Dasar Keselamatan dan Rasa Aman di RSJ Prof. DR. M. Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

3 77 77

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi 1. Definisi Eliminasi Fekal - Asuhan Keperawatan pada An.Y dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi di RS.DR.Pirngadi Medan

0 2 30