Deskripsi Kondisi Awal Keterampilan Berdeklamasi

atas beberapa macam antara lain, mimik sedih, mimik marahhtegas, mimik gembira, dan sebagainya. Eksperi wajah kelompok kontrol dari prates sampai dengan pascates berdeklamasi tanpa menggunakan metode pemodelan masih kurang. Mereka tidak membedakan antara mimik sedih, senang ataupun bahagia. Eksperi yang dilihatkan kelompok eksperimen pada saat pascates berdeklamasi sangat berbeda jauh pada saat pascates berdeklamasi. Ini disebabkan dalam perlakuan diberikan metode pemodelan. d. Penampilan Peserta didik tidak gugup saat berada di panggung dan juga dapat berkomunikasi dengan baik kepada penonton. Dalam hal ini kelompok kontrol dari prates sampai dengan pascates berdeklamasi tanpa menggunakan metode pemodelan masih kurang. Mereka masih gugup dan tidak bias berkomunikasi yang baik dengan penonton. Penampilan yang dilihatkan kelompok eksperimen pada saat pascates berdeklamasi sangat berbeda jauh pada saat pascates berdeklamasi. Ini disebabkan dalam perlakuan diberikan metode pemodelan. 3. Perbedaan Keterampilan Berdeklamasi Antara Kelompok Eksperimen Dengan Metode Pemodelan dan Kelompok Kontrol Tanpa Metode Pemodelan Perbedaan keterampilan berdeklamasi antar kelompok eksperimen yang menggunakan metode pada kegiatan berdeklamasi dan kelompok kontrol yang tidak menggunkan metode pemodelan pada kegiatan metode pemodelan diketahui dengan rumus uji-t. Uji-t dilakukan sebanyak 4 kali. Pertama, uji-t data pratesketerampilan berdeklamasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua, uji-t data prates dan pascates keterampilan berdeklamasi kelompok eksperimen. Ketiga, uji-t data prates dan pascates keterampilan berdeklamasikelompok kontrol. Keempat, uji-t data poascates keterampilan berdeklamasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Ujit-t data prates keterampilan berdeklamasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan berdeklamasi awal antara kedua kelompok tersebut. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa skot t hitung lebih kecil dari skor t tabel t h : 1,647t t : 2,008 pada taraf signifikansi 5 dan db 50. Dengan demikian, hasil uji-t tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan berdeklamasi yang signifikan antara peserta didik kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji-t prates dan pascates keterampilan berdeklamasi kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berdeklamasi peserta didik kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah perlakuan. Penghitungan menunjukkan bahwa skor t hitung lebih besar dari t tabel t h :4,758t t : 2,008 pada taraf signifikansi 5 dan db 50. Dengan demikian, hasil uji-t tersebut menunjukkan terdapat perbedaan keterampilan berdeklamasi peserta didik kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode pemodelan dalam pembelajaran berdeklamasi. Uji-t data prates dan pascates keterampilan berdeklamasi kelompok kontrol dilakaukan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berdeklamasi peserta didik kelompok kontrol antara sebelum dan sesudah perlakuan tanpa menggunakan metode pemodelan. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa skor t hitung lebih kecil dari skor t tabel t h : 1,443t t : 2,008 pada taraf signifikansi 5 dan db 50. Dengan demikian,

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI PADA SISWA KELAS X 1 SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Pada Siswa Kelas X 1 Sma Muhammadiyah 3 Surakarta Melalui Metode Pembelajaran Scaffolding.

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI PADA SISWA KELAS X 1 SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Pada Siswa Kelas X 1 Sma Muhammadiyah 3 Surakarta Melalui Metode Pembelajaran Scaffolding.

0 3 20

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA.

2 10 182

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS X SMA.

3 20 198

KEEFEKTIFAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GALUR, KULON PROGO YOGYAKARTA.

6 23 223

KEEFEKTIFAN STRATEGI PERTANYAAN MENUJU PARAGRAF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SLEMAN.

0 0 183

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 4 224

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA.

0 0 171

KEEFEKTIFAN METODE ENAM TOPI BERPIKIR DALAM PEMBELAJARAN DISKUSI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SLEMAN.

0 0 190