Produktivitas Pertanian Index of /enm/images/dokumen

pembangunan daerah mempunyai potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah. Prinsip ‐prinsip manajemen pembangunan yang pro‐bisnis antara lain sebagai berikut. a. Menyediakan Informasi kepada Pengusaha b. Memberikan Kepastian dan Kejelasan Kebijakan c. Mendorong Sektor Jasa dan Perdagangan d. Meningkatkan Daya Saing Pengusaha Daerah e. Membentuk Ruang yang Mendorong Kegiatan Ekonomi

04. Daya Saing

Saat ini peluang munculnya pelaku usaha baru, pengusaha daerah, terbuka luas. Dengan otonomi daerah atau desentralisasi kekuasaan, para pengusaha di daerah seharusnya mampu mendudukan dirinya sebagai mitra yang sejajar dan berperan aktif bersama pengambil keputusan yang berkaitan dengan perekonomian. Untuk membangun kelompok pelaku usaha yang tangguh dan berdaya saing membutuhkan proses dan waktu. Kemunculan pelaku usaha setempat banyak memberi manfaat antara lain karena keuntungan yang diperolehnya akan diinvestasi lagi di daerahnya. Keadaan ini akan mendorong uang yang beredar dan pada gilirannya menggerakkan perputaran roda ekonomi. Asean Free Trade Area AFTA sudah resmi berlaku pada 1 Januari 2002 tetapi masih banyak pengusaha daerah belum mengetahui tentang AFTA. Disamping itu masih ada pengelompokan usaha regional maupun internasional lainnya. Ini menunjukkan informasi yang diberikan masih sangat kurang. Saat ini pelaku usaha di daerah harus secara serius meningkatkan kompetensinya untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Hal ini penting karena dalam pasar yang semakin bebas pemerintah semakin sulit untuk melakukan proteksi tarif dan nontarif, sehingga memiliki daya saing menjadi sangat penting bagi pengusaha daerah. Peningkatan daya saing bukan hanya dalam produk, tetapi dari pengusaha daerah itu sendiri seperti penggunaan teknologi, internet dan kemampuan berbahasa internasional.

05. Produktivitas

Salah satu komponen yang penting dalam ekonomi menghadapi persaingan global adalah produktivitas. Produktivitas pelaku ekonomi kita masih harus ditangani dan ditingkatkan secara sesungguh‐sungguh. Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya memandang dari sisi output, maka produktivitas memandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi input dan sisi output. Keadaan sudah makin mendesak dan saatnya pemerintah segera mengadakan revitalisasi baik kebijakan maupun kelembagan yang mendukung lahirnya perusahaan baru, peningkatan kemampuan desain dan peningkatan produktivitas. KADIN beberapa tahun yang lalu telah berupaya juga membentuk National Productivity Center NPC.

C. K

EKUATAN D ASAR E KON OM I N ASI ON AL

01. Pertanian

Membangun sektor pertanian yang produktif membutuhkan perencanaan yang matang, desain industri yang pro‐pertanian, mekanisme pengelolaan pangan yang integral, dan riset yang kuat nan berkelanjutan. Indonesia memiliki banyak hal yang tidak dimiliki negara lain seperti lahan yang luas, air yang melimpah dan sinar matahari yang cukup Ker angk a Acuan Munas Kadin ke V - - 1 1 17 sehingga Indonesia bisa bangkit menjadi negara pertanian penting dunia. Prestasi Indonesia 24 tahun silam bisa menjadi pengalaman untuk meletakkan kembali pertanian sebagai kunci merengkuh posisi penting di dunia. Satu hal penting dari pertanian Indonesia adalah sedikitnya upaya meningkatkan nilai tambah pada produk pertanian Indonesia. Keadaan ini menyebabkan keuntungan yang didapat tidak bisa dinikmati secara maksimal. Oleh karena itu, sebelum diekspor, industri dalam negeri mesti mengolah hasil tanam sehingga pertanian tak berada jauh dari industri dan sistem pembiayaan karena hubungan selaras di antara ketiganya menentukan keberhasilan pengelolaan pertanian. Anggaran RAPBN 2009 untuk sektor perdesaan dan pertanian terlihat meningkat yaitu Rp. 13,9 triliun, yang terdiri dari Rp. 8,4 triliun anggaran Departemen Pertanian dan Rp. 5,5 triliun melalui anggaran sub fungsi pengairan. Petani juga menikmati berbagai subsidi langsung dan spesifik dalam bentuk subsidi pupuk, subsidi bunga kredit program dan subsidi benih berjumlah Rp. 21,4 triliun atau meningkat 112,9 persen dibandingkan dalam APBN ‐P 2008.

02. Perikanan