03. Pemerataan
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan pokok pembangunan nasional,
sehingga pencapaian target pertumbuhan ekonomi seringkali dijadikan sebuah ukuran
untuk menilai kinerja pemerintah. Namun tujuan pembangunan nasional tidak melulu
tertuju pada pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan nasional akan segera tercapai
jika terjadi pertumbuhan ekonomi di satu sisi dan pemerataan di sisi yang lain.
Pertumbuhan merupakan kinerja pokok perekonomian suatu negara sementara
pemerataan mengacu pada pemerataan kesempatan kerja dan berusaha, dengan kata lain
pemerataan akan terjadi bila masalah pengangguran teratasi dengan baik. Pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan Indonesia adalah pertumbuhan yang berkualitas dimana
pertumbuhan yang terjadi memiliki sensitivitas terhadap pengurangan pengangguran dan
kemiskinan. Bank
Indonesia melaporkan, perekonomian nasional masih menghadapi permasalahan, antara
lain perbedaan pertumbuhan ekonomi antar daerah dan meningkatnya jumlah kota
yang mengalami inflasi di atas inflasi nasional. Beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan
di beberapa daerah relatif rendah antara lain keterbatasan infrastruktur, aturan
daerah yang kurang menarik minat investasi, dan bertumpunya ekonomi daerah pada
sektor primer tertentu, misal pertambangan. Pola
ketimpangan Jawa – luar Jawa juga terlihat dari turunnya dan relatif rendahnya upah riil
buruh tani di Jawa, padahal sebagian terbesar tenaga kerja di sektor pertanian berada di
sektor pertanian di Jawa. Program proteksi harga komoditas pertanian pangan yang dilakukan
pemerintah tak tampak memberikan manfaat bagi petani, melainkan meningkatkan
margin perdagangan saja. Empat
permasalahan utama masalah masih tingginya kesenjangan antar daerah yaitu: a.
Disparitas penyebaran penduduk dan ketenagakerjaan.
b. Disparitas
tingkat kesejahteraan sosial ekonomi. c.
Disparitas pertumbuhan ekonomi antara daerah. Kontribusi wilayah terhadap
pertumbuhan PDB nasional selama 2001‐2007 terbesar berasal dari wilayah Jawa‐
Bali, dengan kontribusi rata‐rata per tahun lebih dari 60, Sumatera 22, Kalimantan
9, Sulawesi dan Indonesia bagian Timur lainnya kurang dari 5.
d. Disparitas
sarana dan prasarana daerah.
04. Hubungan Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha