berjalan current account Indonesia mulai menunjukkan defisit, karena laju pertumbuhan
ekspor barang dan jasa peningkatannya jauh lebih kecil dari impor barang dan jasa.
Dampak tidak langsung kedua dari krisis keuangan global adalah penurunan permintaan
dan penurunan harga komoditas‐komoditas utama ekspor Indonesia. Dengan indikasi
penurunan volume maupun nilai ekspor ke depan, sementara laju impor belum dapat
diredam secara signifikan, maka dapat terjadi trade deficit yang semakin melebar dalam
jangka menengah ke depan. Untuk itu diversifikasi dan akselerasi pertumbuhan berbagai
komoditas ekspor harus menjadi prioritas, di samping perlunya meredam peningkatan
impor di saat terjadi ketidakpastian global saat ini. Hal ini menjadi krusial mengingat akan
sulit untuk menggalang capital inflow dalam jumlah besar untuk menutup defisit tersebut,
seiring dengan keringnya likuiditas pasar keuangan global.
B. P
EM BAN GUN AN
E
KON OM I
D
AERAH
01. Pembangunan Ekonomi Daerah
Setiap daerah pada umumnya memiliki corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda
dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah
perlu mengenali karakteriristik lokal antara lain tingkat pertumbuhan ekonominya,sarana
dan prasarana fisik yang telah tersedia, kondisi sosial budaya, potensi yang tersedia dan
layak untuk dikembangkan, termasuk juga dalam hal tingkat interaksinya dengan daerah
lain. Melalui
pembangunan ekonomi daerah yang terencana,terarah sejalan dengan potensi lokal
yang dimiliki diharapkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin meningkat
dan segera terwujud. Hal ini nantinya akan dapat dilihat dari indikator perputaran
arus barang,daya beli masyarakat yang semakin meningkat,transaksi keuangan,
dan gairah pasar yang tinggi yang pada akhirnya akan dapat memacu pembangunan
suatu daerah. Hal ini dapat terwujud jika para pemangku kepentingan dapat
menciptakan iklim ekonomi yang kondusif antara lain adanya kebijakan pemerintah daerah
yang berpihak kepada kepentingan pasar,pelaku usaha yang berorientasi pada perbaikan
perekonomian daerah serta dukungan masyarakat.Adanya potensi lokal yang layak
untuk dikembangkan, terciptanya iklim usaha yang kondusif pada akhirnya akan dapat
menarik investor untuk menanamkan modalnya di suatu daerah. Jika hal ini terjadi maka
pembangunan perekonomian secara merata dimasing masing daerah akan dapat tercipta
yang pada akhirnya akan memperkuat stablitas pembangunan perekonomian nasional.
Karena pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian integral dari pembangunan
ekonomi nasional secara menyeluruh.
Jumlah Usaha Berdasarkan Sektor
Sektor Usaha
Perusahaan Prosentase
Mining and Quarries
246.912 1,1
Processing Industries
3.229.471 14,2
Electricity ‐Gas‐Water
14.500 0,1
Construction 164.906
0,7 Trading
and Retail 10.304.447
45,3 Accommodations,
Food and Beverages 3.014.746
13,2 Transportation,
Warehouses, Communication 2.702.544
11,9 Financial
83.609 0,4
Ker angk a Acuan Munas Kadin ke V - -
8 17
Real Estate, Rental Business
808.750 3,6
Education 341.555
1,5 Health
and Social Activities 178.887
0,8 Public
Services, Culture, Entertainment 1.466.754
6,4 Personal
Services 179.707
0,8
Total 22.736.788
100,0
Sumber: Badan Pusat Statistik
02. Usaha Menengah Kecil dan Mikro