Kualitas Strategi Konsep Dan Dasar Teori

19

2.1.4. Kualitas Strategi

Aliansi Dalam lingkungan bisnis saat ini, peningkatan dalam bisnis bergantung pada hubunganaliansi yang mereka miliki dengan pemasok mereka dan pada mereka melekat standar yang tinggi. Peningkatan ini penting dimana pembeli mempunyai hubungan yang kuat dengan pemasoknya untuk memimpin kompetisi. Kualitas hubunganaliansi yang efektif akan tercipta berkat adanya komitmen dan kepercayaan. Zineldine dan Johnson, 2000. Pembentukan, pengembangan dan pemeliharaan hubungan antara partner dalam pertukaran adalah hal yang kritis untuk mencapai sukses Morgan dan Hunt, 1994. Banyak manfaat bagi perusahaan yang masuk ke dalam hubungan produktif dengan pemasok mereka seperti resiko rendah, akses terhadap teknologi, lebih dapat bekerja sama, peningkatan pengetahuan dan membagi informasi Ellram, 1995. Suplier dan perusahaan hendaknya memahami bagaimana dapat mengembangkan kerjasama dan memeliharanya untuk mencapai hubungan jangka panjang yang memuaskan. Zineldine et al., 1997 ; Childers dan Ruekert, 1982. Dasar tercapainya hubungan jangka pendek yang berkelanjutan adalah mutualisme nilai yang didapat diantara pihak – pihak yang melakukan kerjasama. Walter, Mueller dan Helfert 2000 mendefinisikan nilai atau kualitas aliansi sebagai trade off antara bermacam manfaat dan pengorbanan yang diterima oleh konsumen mengenai semua aspek dari relationship marketing. Dalam hubungan supplier – perusahaan, manfaat dan pengorbanan yang diterima dan diberikan keduanya sangat erat kaitannya dengan berkelanjutannya kerja sama yang bernilai. Keberhasilan suatu aliansi sangat tergantung pada kualitas aliansi. Kualitas aliansi akan dipengaruhi oleh karakteristik kemampuan individu, 20 karakteristik kemampuan manajemen, karakteristik aliansi dan cultural distance. Karakteristik individu akan tercermin dalam kemampuan individu untuk bekerja sama, misalnya kemampuan bernegoisasi dan komunikasi. Kemampuan organisasi tercermin dalam memberikan dukungan terhadap aliansi dan kemampuan menyelaraskan tujuan bersama. Karakteristik aliansi akan tercermin dalam kejelasan rumusan tujuan, information sharing dan umur aliansi. Sedangkan cultural distance akan tercermin dalam perbedaan kultur dari masing – masing anggota yang terlibat dalam aliansi. Kualitas aliansi tersebut mempunyai dua dimensi pengukuran yaitu fitness of uses dan reliability Jae Nam Lee dan Young Gul Kim, 1999. Dimensi pertama mempunyai pengertian bahwa formasi dari aliansi tersebut dapat memenuhi kebutuhan dari kedua belah pihak yaitu dari perspektif pembeli dan dari perspektif pemasok. Dimensi kebutuhan tersebut meliputi business understanding, benefit and risk share, dan harmoni. Sedangkan dimensi yang berkaitan dengan reliability meliputi konflik, komitmen, dan trust kepercayaan. Penelitian yang dilakukan oleh Yli-Renko, Autio, and Sapienza 2001 mengukur kualitas aliansi dengan menggunakan tiga indicator. Indikator pertama berkaitan dengan masing – masing anggota aliansi tidak akan melakukan tindakan yang merugikan anggota yang lain. Indikator kedua berkaitan dengan tidak ada keinginan untuk mengambil keuntungan dari pihak lain walaupun ada kesempatan. Indikator ketiga berkaitan dengan perilaku pelanggan. Indikator tersebut menyatakan komitmen pelanggan untuk selalu menepati janji kepada perusahaan dalam aliansi. Indikator – indikator tersebut sangat berkaitan dengan kepercayaan yang diberikan kepada masing – masing anggota. Secara grafis dimensionalisasi variabel kualitas aliansi tampak dalam gambar di bawah ini. 21 Gambar 4 Variabel Kualitas Strategi Aliansi dan Indikatornya Sumber : Yli-Renko, Autio, Sapienza 2001

2.1.5. Kinerja Bisnis