Penelitian Lain yang Relevan

teknik validitas semantis digunakan untuk menganalisis konteks dari makna teks dalam novel La Lenteur karya Milan Kundera. Teknik realibilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah realibilitas intra- rater dan expert-judgement. Teknik intra-rater adalah teknik pembacaan dapat lebih dari sekali hingga kepastian interpretasinya tercapai. Sedangkan teknik expert- judgement berupa diskusi hasil pengamatan antara penulis dengan analis sastra guna menghindari interpretasi yang bersifat subjektif, dalam hal ini dilakukan dengan Ibu Dian Swandayani, M.Hum.

E. Sistematika Penyajian Data Penelitian

Laporan penelitian ini dibagi dalam lima bab. Bab I berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II berisi penjelasan mengenai hakikat sastra dan karya sastra, hakikat novel sebagai karya sastra, penjabaran mengenai narasi dan naratologi, serta penelitian serupa terdahulu. Bab III berisi tentang metode penelitian. Bab IV berisi analisis tata penceritaan, adegan, jeda, penceritaan iteratif, fokalisasi, dan tutur dalam novel La Lenteur karya Milan Kundera. Sementara Bab V berisi kesimpulan dan penutup.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Novel La Lenteur Karya Milan Kundera

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji novel La Lenteur menggunakan teori naratologi, yang khususnya digunakan untuk mendeskripsikan alur cerita dan penceritaan novel La Lenteur karya Milan Kundera; mendeskripsikan letak narator dalam novel La Lenteur karya Milan Kundera; dan mendeskripsikan letak dan fungsi kemelanturan dalam alur penceritaan novel La Lenteur karya Milan Kundera. Hal-hal tersebut akan dideskripsikan dengan penjelasan singkat. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada sub-bab pembahasan. 1. Alur Cerita dan Penceritaan Novel La Lenteur Analisis alur cerita dan penceritaan La Lenteur menunjukkan bahwa, pertama, novel La Lenteur beralur maju. Bagian cerita yang berlatar waktu abad XVIII hanya mengesankan adanya analepsis dan prolepsis, sebab cerita tersebut merupakan imajinasi yang eksistensinya hanya ada di waktu ia dibayangkan. Kedua, alur cerita yang nyata dan yang imajinatif berjalan seiring dan kemudian bersilangan di satu titik. Di titik itu, ada pertemuan antara yang nyata dan imajinatif. Ketiga, keseluruhan cerita La Lenteur adalah imajinasi “aku”. Yang nyata adalah kenyataan dalam imajinasi, yang imajinatif adalah imajinasi dalam imajinasi. 2. Letak Narator dalam Novel La Lenteur Analisis letak narator dalam novel La Lenteur menunjukkan bahwa, pertama, letak pemandang berada pada “aku”; kedua, person dalam novel ini bersifat