5
BAB II PENGELOLAHAN KASUS
A. Konsep Dasar Perawatan DiriPersonal Hygiene
1. Definisi Perawatan DiriPersonal Hygie
Perawatan diri adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dalam memenuhi kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri Depkes, 2000. Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri mandi, berpakaian, makan, toileting. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya Potter Perry 2005.
Defisit perawatn diri sering kali disebabkan intoleransi aktivitas, hambatan mobilisasi fisik, nyeri, ansietas, atau gangguan kognitif. Defisit perawatan diri
menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemampuan melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan dan
eliminasi. Jika seseorang tidak dapat melakukan semua perawatan diri, situasi ini
digambarkan sebagai defisit perawatan total Nanda, 2012.
6
2. Jenis-Jenis Perawatan Diri
Jenis-Jenis Perawatan Diri terdiri dari, Nurjannah, 2004 a.
Kurang perawatan diri : Mandi Kebersihan Kurang perawatan diri mandi adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi kebersihan diri. b.
Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian berhias. Kurang perawatan diri mengenakan pakaian adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. c.
Kurang perawatan diri : Makan Kurang perawatan diri makan adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan. d.
Kurang perawatan diri : Toileting Kurang perawatan diri toileting adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Hygiene
Seseorang dalam melakukan hygiene perorangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara individu satu dengan individu lainnya
mempunyai pengetahuan dan cara yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri tersebut. Berikut ini adalah beberapa faktor
yang sangat mempengaruhi praktik hygiene seseorang Potter Perry, 2005.
7
1. Citra tubuh
Citra tubuh atau gambaran diri merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh sesorang seringkali
dapat berubah. Citra tubuh seseorang dapat mempengaruhi cara seseorang dalam mempertahankan hygienenya. Pada individu yang
nampak kurang rapi atau tidak tertarik pada hygiene membutuhkan pendidikan tentang pentingnya hygiene
Kondisi kesehatan seseorang sangat mempengaruhi penampilandan praktik kebersihan diri orang tersebut, untuk itu perawat harus mampu
meningkatkan secara ekstra kebutuhan kebersihan diri pasien. 2.
Kondisi fisik Kondisi fisik dan kesehatan seseorang sangat mempengaruhi
ketangkasan, dan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan kebersihan dirinya, misalnya pasien dengan kanker tahap lanjut. Lanjut
usia, pasien paska operasi, dan lain-lain. Agar kebutuhan kebersihan diri mereka terpenuhi, maka perawat harus mempu mengkaji seberapa
jauh bantuan yang dapat diberikan pada pasien sesuai dengan tingkat fisiknya.
3. Praktik sosial
Prakti hygiene setiap individu sanagt dipengaruhi oleh praktik hygiene dari orang tua meraka sejak merka berada pada masa anak-
anak. Kebiasaan keluarga, jumlah anggota keluarga, ketersediaan air dan sarana prasarana merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kebiasaan perawatan kebersihan tersebut. Pada masa remaja sudah
8
mulai lebih memperhatikan penampilan mereka terutama hygiene mereka, karena pada masa tersebut mereka telah mengalami
ketertarikan pada lawan jenisnya. Selanjutnya dalam kehidupan, teman- teman dan kelompok kerja membentuk harapan orang mengenai
penampilan pribadi mereka perawatan yang dilakukan dalam mempertahankan hygiene yang adekuat.
4. Status ekonomi
Sumber daya ekonomi keluarga sangat mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Sosial ekonomi ini dapat
membentuk penyediaan bahan-bahan yang berguna dalam pelaksanaan praktik hygiene. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
5. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan serta motivasi yang cukup sangat mempengaruhi praktik
hygiene. 6.
Variable kebudayaan Kepercayaan
kebudayaan seseorang
dan nilai
pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Masing-masing budaya mempunyai
cara dalam menerapkan praktik hygien.
9
7. Pilihan pribad
Setiap individu mempunyai dan pilihan yang berbeda-beda tentang waktu akan mandi, keramas, bercukur, dan lain-lainnya, termasuk
produk yang akan digunakan.
4. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri