berdekatan ke daerah basal pangkal. Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah ke arah
datangnya sinar matahari Atmadja et al, 1995. Umumnya Eucheuma cottonii tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu
reef. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap dengan variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati Aslan 1998.
Beberapa jenis Eucheuma mempunyai peranan penting dalam dunia perdagangan Internasional yaitu sebagai penghasil ekstrak karaginan. Kadar karaginan dalam
setiap spesies Eucheuma berkisar antara 54-73 tergantung pada jenis dan lokasi tempat tumbuhnya. Jenis ini asal mulanya didapat dari perairan Sabah Malaysia
dan Kepulauan Sulu Filipina. Selanjutnya dikembangkan ke berbagai negara sebagai tanaman budidaya. Lokasi budidaya rumput laut jenis ini di Indonesia
antara lain terdapat di daerah Lombok, Sumba, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Lampung, Kepulauan Seribu, dan Perairan Pelabuhan
Ratu Atmadja 1996. Kandungan proksimat dari Eucheuma cottonii dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1 Komposisi kimia rumput laut kering Eucheuma cottonii
Komponen Jumlah
Protein 0.7
Lemak 0.2
Abu 3.4
Serat pangan tidak larut g100g 58.6
Serat pangan larut g100g 10.7
Mineral Zn mgg 0.01
Mineral Mg mgg 2.88
Mineral Ca mgg 2.8
Mineral K mgg 87.1
Mineral Na mgg 11.93
Sumber : Santoso et al 2003
2.2 Eucheuma spinosum
Rumput laut Eucheuma spinosum pertama kali dipublikasikan pada tahun 1768 oleh Burman dengan nama Fucus denticulatus Burma, kemudian pada tahun
1822 C. Agardh memperkenalkannya dengan nama Sphaerococus isiformis C.Agardh, selanjutnya pada tahun 1847 J. Agardh memperkenalkannya dengan
nama Eucheuma J. Agardh. Dalam beberapa pustaka ditemukan bahwa Eucheuma spinosum
dan Eucheuma muricatum adalah nama untuk satu spesies gangang. Dalam dunia perdagangan Eucheuma spinosum lebih dikenal dari pada Eucheuma
muricatum Istiani et al. 1991. Klasifikasi Eucheuma spinosum menurut Atmaja
et.al 1996 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
Species : Eucheuma spinosum
Atmaja et al. 1996.
Gambar 2. Eucheuma spinosum Eucheuma spinosum
memiliki bentuk thalus bulat teguh dengan ukuran panjang 5-30 cm, transparan berwarna coklat kekuningan sampai merah
keunguan. Permukaan thalusnya tertutup oleh tonjolan berbentuk seperti duri-duri runcing tidak beraturan. Duri tersebut ada yang menonjol seolah-olah seperti
percabangan, dimana percabangan thalus tersebut tumbuh pada bagian yang muda ataupun tua. Eucheuma spinosum tumbuh pada tempat-tempat yang sesuai
dengan persyaratan tumbuhnya, antara lain tumbuh pada perairan yang jernih, dasar perairannya berpasir atau berlumpur dan hidupnya menempel pada karang
yang mati. Persyaratan hidup lainnya yaitu ada arus atau terkena gerakan air. Kadar garamnya antara 28-36. Dari beberapa persyaratan, yang terpenting
adalah Eucheuma spinosum memerlukan sinar matahari untuk dapat melakukan
fotosintesis Aslan 1998. Rumput laut jenis Eucheuma spinosum penghasil iota karaginan. Iota keraginan merupakan polisakarida tersulfatkan dengan kandungan
ester sulfatnya adalah 28-35. Komposisi kimia yang dimiliki rumput laut Eucheuma spinosum
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi kimia rumput laut kering Eucheuma spinosum
komponen Kimia Komposisi
Kadar air 21.90
Protein 5.12
Lemak 0.13
Karbohidrat 13.38
Serat kasar 1.39
Abu 14.21
Mineral : Ca ppm
52.85 Fe ppm
0.180 Cu ppm
0.768 Pb
- Vit B
1
Thiamin mg 100 g 0.21
Vit B
2
Ribolavin mg 100 g 2.26
Vit C mgg 43
Karaginan 65.75
2.3 Struktur dan Sifat Karaginan