18 berdasarkan bentuk hidupnya life-form meliputi, 1 tumbuhan riparian, 2 tumbuhan air
terapung bebas di permukaan air, 3 tumbuhan air tenggelam dalam air, 4 tumbuhan air mencuat ke permukaan, akarnya menancap pada sedimen atau tanah di dasar air, dan 5
tumbuhan air yang melayang-layang atau menempel, seperti fitoplankton, epifiton, bentos dan lainnya Rifani, 1998 .
Gambar 6. Tumbuhan air dan bagian rongga batang sebagai aliran udara Perkembangan dan dominasi tumbuhan lahan rawa bersifat spesifik yang
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti air tawar, payau, dan asin, fisiologi lahan, kesuburan tanah dan tingkat kemasaman. Dalam penelitian ini tumbuhan air yang
digunakan, merupakan tumbuhan air yang mudah dibudidayakan serta banyak terdapat di daerah penelitian. Dari hasil seleksi yang dilakukan pada pra-penelitian ditetapkan empat
jenis tumbuhan air yaitu, dua jenis tumbuhan air yang banyak dijumpai dalam wilayah penelitian, dan dua jenis lagi merupakan jenis tumbuhan air yang dibudidayakan oleh
masyarakat sebagai tanaman hias. Keempat jenis tumbuhan air ini dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu tiga tumbuhan yang hidupnya menancap pada tanah, daun dan batangnya muncul dipermukaan air, serta satu tumbuhan mengapung di permukaan air.
Jenis tumbuhan air yang digunakan meliputi :
1. Wlingen Scirpus grossus
Tumbuhan wlingen Scirpus grossus, yang termasuk dalam suku Cyparaceae ini dikenal dengan nama lain seperti, basiang, mansiang, mansiro daun, walingi, wlingian.
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang, tumbuh pada daerah rawa-rawa yang tergenang air tawar, seperti kolam dan sawah, tumbuh baik pada dataran rendah sampai ketinggian
800 m dpl dengan tinggi tanaman antara 0,80 – 2 meter, bentuk batangnya bersegi tiga. Tumbuhan ini sering ditemukan dalam jumlah besar secara berkelompok Heyne, 1987.
19 Tumbuhan
wlingen ini
sebelum digunakan
sebagai bahan
dalam penelitian
dibudidayakan terlebih dahulu, seperti yang terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7.Wlingen Scirpus grossus 2. Melati air
Echinodorus paleafolius Tumbuhan melati air yang termasuk suku Alimataceae banyak tumbuh di daerah
tropis terutama di Amerika Selatan. Tumbuhan ini bisa mencapai tinggi antara 10-60 cm, mempunyai bunga berwarna putih mirip bunga melati. Bunganya tersusun berkelompok
sepanjang tangkai tanaman yang bertekstur lunak. Daunnya berwarna hijau, dapat diperbanyak dengan menggunakan anakan tunas, yang tumbuh pada pangkal batang
tanaman. Tumbuhan melati air ini sebelum digunakan sebagai bahan dalam penelitian dibudidayakan terlebih dahulu, seperti yang terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Melati air Echinodorus paleafolius
3. Genjer Limnocharis flava
Tumbuhan genjer Limnocharis flava, yang termasuk suku Butamaceae merapakan
tumbuhan air yang hidupnya banyak ditemukan di rawa dan sawah, tumbuhan ini berasal dari daerah tropis Amerika, tetapi terdapat juga tumbuh liar di
daerah panas yang lain. Tumbuhan genjer didominasi oleh warna hijau, daunnya berbentuk ovel atau bujur telur, pada saat muda daunnnya bergulung dengan ukuran daun
mencapai 6-28 cm atau 4.5-20 cm. Tumbuhan genjer mempunyai bunga seperti payung
20 yang terdapat di antara daun dan bisasanya berwarna kuning pucat tampa buah Soerjani
et al., 1987; Harada et al., 2002. Di Indonesia tumbuhan genjer ditemukan di Sumatra dan Jawa. Tumbuh di
tempat-tempat becek atau terendam, di parit-parit, kolam air tawar, dan terutama di sawah-sawah yang berair, tumbuh dalam bentuk bergerombol dalam jumlah yang besar.
Tumbuhan genjer ini sebelum digunakan sebagai bahan dalam penelitian dibudidayakan terlebih dahulu, seperti yang terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9 .Genjer Limnocharis flava 4. Kiapu atau apu-apu
Pistia stratiotes Tumbuhan kiapu termasuk dalam suku Araceae, merupakan tumbuhan air yang
mengapung pada permukaan air. Sekarang tumbuhan ini banyak digunakan sebagai tanaman hias. Kiapu ini banyak ditemui pada daerah rawa atau sungai. Tumbuhan ini
berakar serabut dan akar rimpang yang bergantungan dalam air dengan panjang antara 20 – 40 cm, tumbuhan didominasi oleh warna daun yang hijau cerah dengan tekstur tebal
serta berambut halus menyerupai beludru. Kiapu mempunyai akar menyerupai rambut yang tumbuh mengantung tepat dibawah roset daunnya. Perbanyakan kiapu dilakukan
dengan memotong batang kecil yang menjalar. Tumbuhan sebelum digunakan sebagai bahan dalam penelitian dibudidayakan terlebih dahulu, seperti yang terlihat pada
Gambar 10.
Gambar 10. Kiapu atau apu-apu Pistia stratiotes
21
2.6. Jenis Limbah Cair dan Sumbernya