4
1.2. Kerangka Pemikiran
Suatu DAS secara ekologis merupakan suatu ekosistem yang sangat kompleks, yaitu sifatnya ditentukan oleh keadaan geologi, iklim, fauna, flora, tataguna lahan dan
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Subsistem-subsistem yang bersifat
alamiah dan
buatan ini
akan saling
berkaitan, sehingga
dalam perencanaan
pengembangan dan pengelolaan suatu DAS dilihat dari segi manfaatnya perlu diperhatikan adanya keseimbangan antara subsistem-subsistem tersebut.
Subsistem- subsistem dalam DAS akan saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain melalui
faktor-faktor tertentu yang sifat dan ekosistemnya dipengaruhi oleh sumberdaya air. Di suatu DAS ada beberapa faktor lingkungan yang saling berkaitan, yaitu
lingkungan pemukiman, lingkungan produksi, lingkungan industri dan lingkungan perlindungan, selain kondisi-kondisi fisik juga kondisi sosial ekonomi. Lingkungan ini
berfungsi secara simultan, sehingga kualitas air di suatu sungai dan anak sungainya akan dapat mencerminkan tingkat keserasian fungsi-fungsi tersebut. Kuantitas dan kualitas air
pada suatu perairan sungai dapat digunakan sebagai suatu indikator yang merupakan pencerminan pengelolaan dan pengembangan suatu DAS.
Perlu dipemahami bahwa DAS merupakan suatu ekosistem yang didalamnya
terjadi interaksi antar komponen-komponen lingkungan. Upaya yang dilakukan oleh manusia dalam pemanfaatan lahan merupakan sumber perubahan dalam karakteristik
DAS. Penggunaan lahan dalam wilayah DAS jika dikelola dengan baik akan memberikan manfaat bagi manusia dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Tidak dapat
dipungkiri, selama program percepatan ekonomi sebagai tumpuan kelangsungan gerak dinamika roda perekonomian bangsa yang mengandalkan sektor pertanian dan sektor
industri sebagai pilar penyangga, maka perubahan tata lingkungan sulit untuk dihindari. Perubahan tata lingkungan yang terjadi dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran lingkungan seperti lingkungan udara, air, tanah, yang dapat mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan.
Kenyataan yang ada, dan langsung dapat dirasakan adalah turunnya fungsi lingkungan perairan sebagai sumber kehidupan
masyarakat sehari-hari. Meskipun berbagai upaya penanggulangan pencemaran telah dilakukan oleh pemerintah, seperti program pengendalian pencemaran lingkungan
dengan ditetapkannya standar atau kriteria kualitas air yang lebih dikenal sebagai baku
5 mutu lingkungan perairan, dan baku mutu limbah cair kegiatan industri dan sebagainya,
namun pencemaran tetap juga selalu terjadi. Hal ini disebabkan oleh pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke perairan tidak dilakukan dengan baik.
Untuk menanggulangi makin menurunnya kualitas air oleh kegiatan industri, dan kegiatan lain yang membuang limbahnya ke perairan, maka perlu dilakukan alternatif
pengolahan limbah cair hasil kegiatan usaha industri, pertanian, dan perkebunan sebelum limbah cair tersebut dibuang ke perairan dengan melakukan kajian-kajian pemanfaatan
media penyaring vegetasi air lokal. Adapun kerangka pemikiran penelitian ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Sumber Pencemaran
Lingkungan industri
Lingkungan pemukiman
Lingkungan perlindungan
Lingkungan produksi
Identifikasi limbah cair, karakteristik sifat fisika, kimia dan biologi
Analisis limbah cair peraturan- perundangan
Survei iventarisasi tumbuhan air lokasi
Adaptasi tumbuhan air terhadap limbah
Hasil seleksi tumbuhan air Sumber limbah cair
Media penyaring aluvial dan zeolit + tumbuhan air
Fitoremediasi
Rekomendasi
6
1.3. Perumusan Masalah