Bentuk Media Penyaring Buatan

16

2.4. Bentuk Media Penyaring Buatan

Sistem pengolahan limbah dengan media penyaring buatan yang berbasiskan tumbuhan air, secara umum berdasarkan aliran air yang digunakan dapat digolongkan dalam dua bentuk yaitu, aliran horisontal dan aliran vertikal. Dalam sistem aliran horisontal, air memasuki rawa dari satu titik mengalir dalam rawa buatan kemudian keluar dari titik di ujung rawa, seperti disajikan pada Gambar 4. Sedangkan dalam lahan rawa buatan secara vertikal, air mengalir secara vertikal dari atas ke arah bawah atau dapat juga dibuat dari bawah keatas dan keluar di titik ujung rawa, seperti disajikan pada Gambar 5 Brix, 1993. Gambar 4. Desain lahan rawa buatan aliran horisontal Brix, 1993 Gambar 5. Desain lahan rawa buatan aliran vertikal Brix, 1993 Sistem pengolahan limbah dengan lahan rawa buatan yang berbasiskan tumbuhan air, dapat juga dikelompokkan berdasarkan bentuk kehidupan tumbuhan air yang mendominasi lahan tersebut, 1 seperti tumbuhan air yang mengapung di permukaan air, 2 tumbuhan air yang akarnya terdapat di dalam tanah pada dasar kolam, sedangkan bagian tanaman lainnya muncul kepermukaan, dan 3 tumbuhan air yang berada di dasar 17 perairan. Dalam pengolahan limbah dengan rawa buatan berbasiskan tumbuhan air dapat dilakukan dengan satu jenis tumbuhan saja atau kombinasi diantara tumbuhan tersebut Brix, 1993. Agar pengolahan limbah cair lebih efektif dengan lahan rawa buatan yang berbasiskan tumbuhan air, maka lahan basah harus didesain sedemikian rupa menyerupai lahan rawa alami. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal yang sangat menentukan dalam pemanfaatan lahan rawa buatan ini yaitu, 1 substrat yang digunakan seperti tanah, pasir, kerikil, dan bahan lainnya dengan memperhatikan berbagai tingkat konduktivitas hidrologisnya, 2 tumbuhan air yang dapat hidup dalam kondisi anaerob pada media yang jenuh air atau tergenang air, 3 genangan air baik yang berada di dalam substrat maupun di atas substrat, 4 pupulasi organisme aerob dan anaerob Hammer dan Bastian, 1989. Substrat yang umum digunakan adalah kerikil bersih dengan ukuran tertentu. Batuan sungai yang berbentuk bulat lebih banyak digunakan, hal ini untuk menghindari substrat mengeras. Pasir atau campuran kerikil merupakan alternatif yang baik, sedangkan batuan kapur tidak baik digunakan karena mudah mengeras. Diameter kerikil yang digunakan bisa berukuran antara 0.5-1,3 cm, bahkan ada juga yang menggunakan ukuran 5.0 cm, tetapi kerikil yang kecil lebih mendukung pertumbuhan tumbuhan. Selain pasir bisa juga digunakan substrat yang mengandung tanah dan lumpur Martin et al., 1993.

2.5. Tumbuhan Air yang Digunakan