ibu digunakan untuk menerangkan perbedaan bunyi-bunyi bahasa, tata bahasa, dan kata-katanya. Tiap unsur yang berbeda dipergunakan sebagai latihan-latihan
dasar secara sistematis Burhan, 2009: 169. Dalam metode ini siswa dapat mengasosiasikan bahasa yang sedang dipelajari dengan bahasa ibunya.
Model pembelajaran bahasa yang paling efektif dalam belajar bahasa adalah kombinasi dari setiap pendekatan dan metode yang ada, tentu saja dengan
menyesuaikan, mempertimbangkan, dan memperhitungkan keadaan sosial- kultural lokal yang berlaku.
2.2.3.7 Materi Pembelajaran Kursus
Materi merupakan aspek utama dalam pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi
pelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap intensitas proses pembelajaran
Sugandi, 2007:29. Materi pembelajaran kursus bahasa Korea ini adalah 1 Pengenalan abjad
Korea. 2 Penulisan abjad Korea. 3 Penghafalan abjad Korea. 4 Pembelajaran tata bahasa Korea. 5 Pelatihan soal-soal. 6 Latihan tes.
2.2.3.8 IntensitasFrekuensi Pembelajaran
Intensitas adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha. Jadi intensitas secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan
oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan. Pembelajaran kursus bahasa Korea dilaksanakan selama 120 jam, pukul 08.00-16.00 pada hari
Senin sampai dengan Jum‟at.
2.2.3.9 Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram
dengan menggunakan tes dalam bentuk tertulis atau lisan, dan nontes dalam bentuk pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
proyek danatau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian
Kelompok Mata Pelajaran. Menurut
Suharsimi 2009:36-39
mengemukakan jenis
evaluasi pembelajaran, diantaranya:
1. Tes Formatif
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
2. Tes Sumatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
Penilaian pada aspek pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui penggunaan pengetahuan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan
kompetensi, sub-kompetensi, dan kriteria unjuk kerja yang sesuai dengan kondisi pekerjaan di lapangan. Tujuan utama penilaian ini adalah untuk meningkatkan
pembelajaran dan pengajaran, selain itu juga untuk memberikan motivasi kepada
siswa, mendiagnosa kemampuan siswa, meningkatkan efektivitas pengajaran, dan sebagainya. Bentuk tes yang umum digunakan dalam mengukur aspek ini adalah
tes lisan dan tertulis, yang dibuat dalam berbagai bentuk yang berbeda, seperti soal pilihan ganda, melengkapi kalimat, menjodohkan, dua pilihan jawaban, isian,
jawaban singkat, dan uraian. Penilaian pada aspek keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mendemontrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam serta keterampilan berbagai macam konteks tugas
dan situasi sesuai dengan kompetensi, sub-kompetensi, dan kriteria unjuk kerja yang sesuai dengan kondisi pekerjaan di lapangan. Guna melakukan penilaian
pada aspek ini setidaknya ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan, yaitu generability, authenticity, multiple foci, teachability, fairness, feasibility,
scorability. Bentuk tes yang umum digunakan dalam mengukur kinerja yang telah dikuasai siswa, dapat berupa: paper and pencil test, identification test, simulation
test, dan work sample test. Penilaian pada aspek sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta
diklat dalam berbagai aspek diantaranya: sikap terhadap mata pelajaran, guru mata pelajaran, proses pembelajaran, materi dari pokok-pokok bahasan yang ada
dansebagainya. Pengukuran terhadap aspek sikap ini dapat dilakukan melalui: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala
sikap. Hasil penilaian sikap perlu dimanfaatkan guna ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran, dan pembinaan
sikap siswa.
Proses penilaian dalam ketiga aspek tersebut dilaksanakan berdasarkan penilaian berbasis kelas, penilaian berkala akhir kompetensi, akhir level
kualifikasi, akhir pendidikan. Siswa dinyatakan kompeten apabila yang bersangkutan telah menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh suatu kompetensi. Hasil dari pelaksanaan penilaian tersebut dirujuk untuk mendapatkan pengakuan sertifikasi
kompetensi berdasarkan bidangnya dan sesuai dengan tuntutan pekerjaan tertentu.
2.2.3.10 Hasil Belajar