belajarnya dengan menemukan jawaban terhadap masalah yang didiskusikan melalui pembentukan kelompok dengan model Numbered Heads Together.
3 Teori Kognitifisme
Teori ini berpendapat bahwa manusia membangun kemampuan kognitifnya melalui tindakan yang termotifasi dengan sendirinya terhadap
lingkungan Thobrni, 2011: 93. Teori ini lebih menekankan kepada proses belajar dari pada hasil belajar. Bagi yang menganut aliran kognivitivistik, belajar tidak
hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori ini, ilmu
pengetahuan dibangun di dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak hanya berjalan terpatah-
patah, terpisas-pisah, tetapi melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh Thobroni, 2011: 95
Ketiga Teori tersebut mendukung model Numbered Heads Together berbantuan media Audio visual karena teori tersebut sangatlah cocok untuk
menerapkan pembelajaran model Numbered Heads Together berbantuan Audio- visual.
2.2. Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang terdapat dalam jurnal penelitian nasional dan internasional tentang model Numbered Heads Together
dan media Audiovisual untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Hasil Penelitian tersebut
antara lain:
1. Penelitian yang dialakukan oleh Esti Mulyaningdyah pada tahun 2013 dengan
judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads
together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Kelas V SDN Kedung Baruk II591 Surabaya
” Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN kedung Baruk II591 Surabaya yang berjumlah 36 siswa
dengan jumlah laki-laki 20 siswa dan perempuan 16 siswa. Lembar observasi untuk mengamatiaktivitas
guru, aktivitas siswa,
dan hasil belajar
siswa selama proses pembelajaran dianalisis dalam persentase untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran. Aktivitas guru mengalami peningkatanselama tiga siklus, pada siklus I yaitu 61,54 pada siklus II meningkat 76,6 dan pada siklus III
menjadi90,38. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa pada siklus I 63, pada siklus II 79,64dan padasiklus III menjadi 88,46. Hasil belajar siswa pun
mengalami peningkatan dari data awal 36,11, siklus I55,56, siklus II 75,86 dan siklus III 86,20. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajarankooperatif tipe
Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas V SDNKedung Baruk II591 Surabaya.
2. Kurnia Wati pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together Bermuatan Media Cerita Ramayana Terhadap Hasil Belajar Pkn Di Sd No 3 Banjar Jawa
” .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 keterampilan guru pada siklus I
memperoleh skor 22 dengan kategori baik, pada siklus II memperoleh skor 29 dengan kategori sangat baik, dan pada siklus III memperoleh skor 34 dengan
kategori sangat baik, 2 aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata
skor 13,85 dengan kategori cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 20,07 dengan kategori baik, dan pada siklus III memperoleh rata-rata skor
27,23 dengan kategori baik 3 persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 26,9 dengan kualifikasi tidak tuntas, pada siklus II sebesar 39,3
dengan kualifikasi tidak tuntas dan pada siklus III sebesar 86,9 dengan kualifikasi tuntas.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Prastiwi pada tahun 2013 dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar”.
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Warujayeng I Tanjunganom Nganjuk dengan jumlah siswa
sebanyak 31 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan dengan pesentase siklus I 73,61, siklus II 77,78,
dan siklus III 87,50. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan persentase siklus I 68,75, siklus II 78,75, dan siklus III 85. Dan hasil
belajar siswa selama proses pembelajaran dengan persentase pada temuan awal 68, siklus I 74, siklus II 77, dan siklus III 87.
4. Penelitian
oleh I Wayan Suwastana pada tahun 2013 yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Melalui Model Kooperatif Numbered Heads
Together Siswa Kelas V SDN No 1 Tonggolobibi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKn”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan
siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 35,71. dan daya serap klasikal 63,57 Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 100 dan daya
serap klasikal 83,57. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai daya serap klasikal minimal
70 dan ketuntasan belajar klasikal minimal 85. Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan
pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together NHT dapat meningkatkan Hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaranPKn di SDN 1Tonggolobibi.
5. Penelitian oleh Suwarto WA pada tahun 2013 dengan judul “Penggunaan
Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Di Kelas III SDN Dadapsari”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, dilihat
dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51; siklus pertama 72,42; dan pada siklus kedua naik menjadi 85,93. Untuk siswa
tuntas belajar nilai ketuntasan 60 pada tes awal 46,51, tes siklus pertama 86,95, dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai
100.Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarga negaraan melalui penggunaan media audio-visual dapat
meningkatkan pemahaman siswa khususnya pada materi aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keterampilan mempergunakan media audio-visual dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar sehubungan dengan pemahaman dan hasil belajar siswa yang akan dicapai.
6. Penelitian oleh Ni Wyn Pradnya Mitha pada tahun 2014 dengan judul “
Model Pembelajaran Assure Bernuansa Lingkungan Berbantuan Media Audiovisual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD
Gugus Letkol Wisnu ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, keterampilan
guru siklus I memperoleh skor 30 dengan kategori baik, siklus II memperoleh skor 32 dengan kategori baik, dan siklus III memperoleh skor 40 dengan
kategori sangat baik. Jumlah skor rata-rata aktivitas siswa siklus I mendapatkan 29,32 dengan kategori baik, siklus II mendapatkan 32,39
dengan kategori baik, dan siklus III mendapatkan 34,73 dengan kategori sangat baik. Ketuntasan klasikal siklus I sebesar 68,29, siklus II sebesar
78,05, dan siklus III sebesar 85,37. 7.
Penelitian oleh Wawan Setiawan pada tahun 2013 dengan judul “Penggunaan
Media Audio Visual Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD”.
Meningkatnya aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata persentase keaktifan belajar siswa secara klasikal pada siklus I yaitu 53,84 dan pada
siklus II 76,91, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 23,07. Sementara itu meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 65,42 dan pada siklus II 79,11, terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
sebesar 13,69. Begitu pula dengan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan, pada siklus I 53,84 dan pada
pada siklus II 76,92, terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 23,08.
8. Penelitian oleh Joko Siswanto 2012 dengan judul “
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kontekstual Dengan Media Audio-Visual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa
”. Dari
analisis data akhir menggunakan uji t-satu pihak, didapatkan hasil penelitian
untuk kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen dan kontrol,diperoleh t
hitung
t
tabel
= 4,48 1,99. Sedangkan untuk kemampuan berpikir
kreatif siswa diperoleh t
hitung
t
tabel
= 2,17 1,99. Untuk nilai rata-rata
kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen
= 76,43 dan rata-rata kelompok kontro = 68,33. Sedangkan untuk
kemampuan berpikir kreatif rata-rata kelompok eksperimen
= 73,07 dan kelompok kontrol = 68,49.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran kontekstual menggunakan media audio-visual memberikan
pengaruh lebih baik daripada pembelajaran dengan model pembelajaran
kontekstual menggunakan media lembar kerja siswa terhadap kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa.
9. Penelitian oleh Daniel Paul Baker dari B.S., Louisiana State University pada
tahun 2013 dengan judul “The Effects Of Implementing The Cooperative
Learning Structure, Numbered Heads Together, In Chemistry Classes At A Rural, Low Performing High School Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran
Kooperatif, Numbered Heads Together, di kelas Kimia Pedesaan pada Tingkat Sekolah Rendah” yang meneliti tentang keefektifan penggunaan
model kooperatif Numbered Heads Together. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Numbered Heads Together lebih efektif daripada
pembelajaran individual, survei menunjukkan bahwa dengan menggunakan
model Numbered Heads Together siswa lebih terlibat dalam pembelajaran sehingga hasil belajar meningkat.
10. Elijah Ojowu Ode dari Department of Educational Foundations, Benue State
University, Makurdi, Nigeria pada tahun 2014 dengan judul “Impact Of
Audio-Visual Resources On Teaching And Learning In Some Selected Private Secondary Schools In Makurd
i” Penelitian ini mengadopsi desain survei yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana Audiovisual yang
digunakan dalam mengajar dan belajar dan dampaknya terhadap proses belajar mengajar di beberapa Sekolah Menengah swasta yang dipilih di
Makurdi metropolis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sumber daya audiovisual memiliki dampak yang signifikan terhadap
pengajaran dan pembelajaran di sekolah menengah. Berdasarkan kajian empiris di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Numbered Heads Together dengan media Audio-visual efektif apabila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Kelima penelitian di
dalam kajian empiris tersebut dijadikan sebagai acuan bahwa Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan ini adalah untuk memperkuat penelitian yang sudah ada
sebelumnya. Penelitian ini juga lebih memperjelas bahwa penelitian yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Pembelajaran Numbered
Heads Together dengan Media Audio-visual pada Siswa Kelas IVA SDN Gisikdrono 03 Semarang dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dan
inovasi dalam pembelajaran.
2.3. Kerangka Berpikir