39
4.2.1 Penggelembungan Makna Kosakata Bahasa Indonesia Anak 2 −3 Tahun
Pada umumnya pemerolehan kata dikaitkan dengan konsep
penggelembungan makna. Penggelembungan makna merupakan konsep yang digunakan untuk menentukan makna pada suatu kosakata dengan menerapkannya
pada konsep lain yang sesuai dengan fitur bahasa menurut Dardjowidjojo 2005: 260.
Dalam mengklasifikasi ciri pembeda makna, peneliti harus memiliki acuan yang jelas dan berdasarkan pada pengalaman atau kenyataan yang ada. Ciri
pembeda makna dapat ditambah sesuai dengan kenyataan dan tidak boleh menambah ciri pembeda makna lain jika ciri pembeda makna dimaksud tidak ada
Pateda, 2008: 264. Penelitian ini menggunakan teknik gambar, cara ini digunakan untuk
melihat pemerolehan dan pemahaman anak tentang pemerolehan kosakata, baik kosakata hewan, buah, kegiatan, penyakit, peralatan rumah tangga, peralatan
elektronik, kendaraan, makanan, dan warna. Nomina gambar yang digunakan ada 21 gambar nomina hewan, enam
gambar nomina alat dapur, empat gambar nomina peralatan elektronik, empat gambar nomina buah, lima gambar nomina perabotan, empat nomina kendaraan,
dua nomina penyakit, dua nomina perhiasaan, dan lima verba.
Universitas Sumatera Utara
40
4 Peneliti : “Miss, mau tunjukkan gambar sama Chio”
Sachio : “iya”
Peneliti : “ini gambar apa Chio?” menunjuk gambar cacing
Sachio : “ulal” ular
Peneliti : “ini gambar apa Chio?” menunjuk gambar ulat
Sachio : “ulal” ular
Dari data percakapan 4 diatas kata ular yang mampu diucapkan dan chio hanya mengenal kata ular pada jenis hewan melata yang memiliki ciri
semantis tertentu. Sachio belum mampu membedakan antara bentuk cacing, ulat, dan ular. Ular, cacing, dan ulat memiliki bentuk yang mirip dan persamaan ciri
semantis.
Komponen Makna Leksem
Cacing Ulat
Nomina +
+ Berjalan dengan perut
+ +
Berbahaya buas -
- Berbisa
- -
Reptil -
-
Universitas Sumatera Utara
41
Serangga -
+
5 Peneliti: “Bang, ini apa ya?” menunjuk gambar cacing Michael : “Ual” ‘ular’
Dari percakapan di atas Michael menggelembungkan jenis hewan melata yang berjalan dengan perut adalah ular. Bukan hanya Michael, bandingkan
dengan Cio yang menyebutkan ulat dengan ular. Fitur yang pertama ditangkap anak adalah panjang dan melata.
Komponen Makna Leksem
Ular Cacing
Hewan +
+ Berjalan dengan perut
+ +
Berbahaya buas +
- Berbisa
+ -
Reptil +
- Menyuburkan tanah
- +
Universitas Sumatera Utara
42
6 Peneliti : “Ini gambar apa dek?” menunjuk gambar mobil Jonatan
: “mobil” Peneliti : “Kalau ini gambar apa?” menunjuk gambar bus
Jonatan : “mobil becang” mobil besar Dari percakapan di atas, Jonatan menangkap fitur semantis yang berbeda
antara mobil dan bus sehingga jonatan menggelembungkan semua jenis kendaraan menjadi mobil dan hanya dibedakan menurut ukurannya.
Komponen Makna Leksem
mobil Bus
Nomina +
+ Beroda empat
+ Biasanya mengangkut
penumpang -
+
Kendaraan bermesin +
+ Ukurannya lebih besar
- +
Universitas Sumatera Utara
43
7 Peneliti : “Pernah lihat ini dek?”
Sachio : “ada umah cio ini”
Peneliti : “Ini gambar apa?” menunjukkan kedua gambar
Sachio : “Ini gelas, ini gelas” menunjukkan kedua gambar
Berdasarkan percakapan tersebut, Sachio hanya mengetahui satu makna untuk melambangkan gelas, yaitu sesuatu yang dia pakai untuk minum. Sachio
menggelembungkan cangkir menjadi gelas berdasarkan kegunaanya.
Komponen Makna Leksem
gelas cangkir
Nomina +
+ Bertangkai
+ +
Bentuknya Silinder +
- Untuk minum
+ +
Terbuat dari kaca, plastik, keramik
+ +
Ukurannya lebih kecil -
+
Universitas Sumatera Utara
44
8 Peneliti : “Ini gambar apa ya?” menunjuk gambar tas Brayan : “Tas”
Peneliti : “Benar, pintar sekali, Bang.” “Kalau yang disebelahnya, Bang.”
Brayan : “Tas” Bandingkan dengan percakapan Jonatan
Peneliti : “Ini apa, Bang?” menunjuk tas Jonatan : “Tas”
Peneliti : “Ini gambar apa, ya?” Jonatan : “Kopel” ‘koper’
Dari kedua percakapan di atas dapat disimpulkan bahwa Brayan belum mengenal kosakata koper dan menggelembungkan koper menjadi tas.
Komponen Makna Leksem
Koper Tas
Nomina +
+ Disandang
- +
Universitas Sumatera Utara
45
Bentuknya kotak +
Untuk mengangkut barang +
+ Terbuat dari plastic dan kain
+ +
Ukurannya lebih kecil -
+
9 Peneliti: “Ini hewan apa dek?” menunjuk gambar bebek Elisabeth: “ebek” bebek
Peneliti: “Kalau yang ini hewan apa?” menunjuk gambar angsa Elisabeth: “ebek” bebek
Peneliti: “Ini sama-sama gambar bebek ya?” Elisabeth: “iya, ini ebek menunjuk gambar bebek, ini juga ebek
menunjuk gambar angsa Peneliti : “Ini bebek menunjuk gambar bebek, ini angsa menunjuk
gambar angsa Dari hasil percakapan di atas, Elisabeth hanya mampu mengenali satu fitur
yaitu “bebek” dan belum mengenal kosakata “angsa”.
Universitas Sumatera Utara
46
10 Peneliti: “Ini gambar apa, Bang?” Jonatan: “Ini bebek menunjuk gambar bebek, ini ‘aksa’ angsa
menunjuk gambar angsa Peneliti: “Ini gambarnya sama, atau tidak ya dek?”
Jonatan: “Enggak sama.” Dari percakapan di atas kita bisa membandingkan antara Elisabeth dan
Jonatan bahwa Jonatan sudah mampu membedakan angsa dan bebek, sedangkan Elisabeth belum mampu menangkap fitur-fitur semantik yang berbeda antara
bebek dan angsa.
Komponen Makna Leksem
Bebek Angsa
Unggas +
+ Memiliki selaput kaki
+ +
Ukurannya lebih besar -
+ Memakan ikan kecil
- +
Memiliki paruh +
+ Dapat berenang
+ +
Universitas Sumatera Utara
47
11 Peneliti : “Ini gambar apa ya?” menunjuk gambar ayam Chelsa : “Ebek” ‘bebek’
Peneliti : “Ayam” Dari gambar diatas terlihat bahwa Chelsa belum mampu membedakan ciri
semantis antara ayam dan bebek. Chelsa menggelembungkan makna ayam menjadi bebek.
Komponen Makna Leksem
Bebek Ayam
Unggas +
+ Memiliki selaput kaki
+ -
Memiliki sayap +
+ Memiliki paruh tajam
- +
Memiliki paruh lebar +
- Dapat berenang
+ -
Berkokok -
+
Universitas Sumatera Utara
48
12 Peneliti : “Ini gambar apa dek?” menunjuk gambar burung Brayan : “Ayam.”
Peneliti : “Burung, ini gambar burung.” menunjuk gambar burung Dari percakapan tersebut terlihat bahwa Brayan belum mampu
membedakan ciri semantis antara burung dan ayam. Jonatan menggelembungkan burung dengan ayam. Burung memiliki semantis yang hampir sama dengan ayam.
Komponen Makna Leksem
Burung Ayam
Unggas +
+ Memiliki selaput kaki
+ -
Memiliki sayap +
+ Memiliki paruh tajam
- +
Berkicau +
- Dapat terbang
+ -
Berkokok -
+
Universitas Sumatera Utara
49
13 Peneliti : “ Ini gambar apa ya?” menunjuk gambar kelinci Elisabeth : “Kancil”
Peneliti : “Ini gambar kelinci” Elisabeth menggelembungkan kelinci menjadi kancil. Elisabeth belum
memeroleh kosakata kelinci dan lebih sering mendengar kata kancil dari cerita- cerita anak. Ciri-ciri semantis kancil dan kelinci adalah
Komponen Makna Leksem
Kancil Kelinci
Bertelinga panjang -
+ Memilki empat kaki
+ +
Kemampuan melompat +
+ Kaki depan lebih panjang -
+ Pemakan sayuran
+ +
Hewan dalam cerita anak + -
Universitas Sumatera Utara
50
14 Peneliti : “Gambar apa ini ya?” menunjuk gambar beruang Jonatan : “Ajing” ‘anjing’
Jonatan mengalami penggelembungan makna yang mengidentifikasi beruang dengan anjing. Ciri-ciri semantis kedua binatang ini, yaitu
Komponen Makna Leksem
Beruang Anjing
Mamalia +
+ Bertubuh besar
+ Hidup di kutub
+ Memakan daging
+ +
Berbulu tebal +
Dapat berenang +
+ Mengonggong
- +
Universitas Sumatera Utara
51
15 Peneliti : “Ini gambar apa ya, Chelse?” Chelse : “Lipat”
Peneliti : “Laptop, bukan lipat” “Mama punya laptop?”
Chelse: mengangguk-angguk Chelse belum mampu mengucapkan kata laptop dengan benar, Chelse
mampu mengidentifikasi barang elektronik sebab di lingkungannya telah memiliki barang tersebut. Chelse mengatakan lipat yang berbeda maknanya dari makna
yang ditangkap oleh orang dewasa, tetapi pelafalannya mendekati dengan kosakata yang benar.
16 Peneliti: “Miss, mau tanya, ini gambar apa ya?” menunjuk kedua gambar
Elisabeth: “embel” ember Peneliti: “Yang mana ember, yang ini atau yang ini?” menunjuk
kedua gambar
Universitas Sumatera Utara
52
Elisabeth: “Ni… ni… embel”. Ini… ini… ember. sambil menunjuk- nunjuk gambar
Peneliti: “Pintar kali ya kakaknya, ini ember menunjuk gambar ember. Ini gambar baskom besar menunjuk gambar baskom
Dari percakapan di atas terlihat bahwa, Elisabeth menggelembungkan baskom menjadi ember, sehingga Elisabeth mengatakan baskom menjadi ember.
Baskom dan ember pada gambar di atas memiliki ciri semantis yang sama terutama warna yang sama.
Komponen Makna Leksem
Baskom Ember
Nomina +
+ Peralatan dapur
+ -
Peralatan kamar mandi -
+ Digunakan menampung air
+ +
Memiliki pegangan besi -
+ Terbuat dari bahan plastik
+ +
17 Peneliti : “Jois, ini gambar apa? menunjuk kain pel Jois
: “ada umah” ‘ada di rumah’
Universitas Sumatera Utara
53
Peneliti : “Apa namanya?” Jois : “sapu”
Dari gambar di atas Jois hanya mengenali ciri semantis sapu yang lebih sering dilihatnya di rumah. Kosakata kain pel belum dimiliki oleh Jois, sehingga
Jois menggelembungkan kain pel menjadi sapu.
Komponen Makna Leksem
Kain Pel Sapu
Nomina +
+ Memiliki gagang
+ +
Membersikan debu -
+ Membersihkan air
+ -
Terbuat dari ijuk -
+ Terbuat dari kain
+ -
18 Peneliti : “Ini gambar apa ya?” menunjuk gambar kalung Zahira : “kelabu” ‘kerabu’ sambil memegang lehernya
Peneliti : “Yang dileher itu kalung.” Pada peristiwa tersebut sebenarnya Zahira telah mampu menggambarkan
kegunaan dari benda tersebut, tetapi dalam penyampainya belum mampu mengucapkan secara benar.
Universitas Sumatera Utara
54
Komponen Makna Leksem
Kalung Anting
Nomina +
+ Perhiasan wanita
+ -
Digunakan di leher +
- Digunakan di telinga
- +
Bentuknya beragam +
+ Terbuat dari bahan plastik,
perak, dan emas +
+
19 Peneliti: “Ini gambar apa dek?” menunjuk kedua gambar Chilla: “orang cakit” orang sakit
Peneliti: “Kalau ini gambar orang sakit apa ya?” menunjuk gambar sakit flu
Chilla: “Orang hacim, hacim” hacim, hacim menandakan suara yang keluar ketika seseorang sedang flu
Peneliti: “Kalau ini Chilla, gambar orang sakit apa ya?” menunjuk gambar sakit batuk
Chilla: “Hacim, hacim”. Hacim, hacim menandakan suara yang keluar ketika seseorang sedang flu
Universitas Sumatera Utara
55
Dari percakapan diatas, antara peneliti dan Chilla dapat disimpulkan bahwa Chilla belum mampu membedakan fitur semantik antara sakit flu dan
batuk. Chilla menggeneralisasi antara flu dan batuk menjadi tanda-tanda yang sama dengan mengidentifikasi suara yang keluar, yaitu hacim. Chila belum
mengenal kosakata batuk dan flu sehingga hanya mampu mengidentifikasi suara yang sering didengarnya.
20 Peneliti : “Mana gambar kecoak?” Zahira : “Ini… Ini…” sambil menujuk kedua gambar
Peneliti : “Yang pernah Zahira lihat yang mana?” Zahira : “Ini, ini, kakak gigit ini mandi”
‘Ini, ini, kakak pernah digigit waktu mandi’ sambil kembali menujuk kedua gambar
Dari data percakapan di atas menunjukkan bahwa ‘kecoak’ dan ‘jangkrik’ merupakan binatang yang sama. Ciri-ciri semantik yang terdapat pada
kecoak dan jangkrik juga hampir sama dan berasal dari kategori serangga. Zahira
Universitas Sumatera Utara
56
belum mampu menyatakan gambar kecoak dengan tepat. Zahira menyamakan bentuk gambar kecoak dan jangkir.
Komponen Makna Leksem
Jangkrik Kecoak
Mampu terbang +
+ Serangga
+ +
Memiliki antena +
+ Memiliki tiga pasang kaki berbulu
+ +
Biasanya terdapat di dalam rumah -
+ Berwarna kecoklatan
- +
Mampu mengeluarkan suara +
-
21 Peneliti : “Oliva, ini gambar apa ya dek?” menunjuk gambar belalang Olivia : “Gak tau” ‘tidak tahu’
Peneliti : “Kalau ini gambar apa?” menunjuk gambar jangkrik Olivia : “Coak” kecoak
Percakapan di atas menunjukkan bahwa ternyata Olivia belum mampu menyampaikan makna secara tepat. Olivia belum menguasai kosakata jangkrik
Universitas Sumatera Utara
57
dan menggelembungkan jangkrik menjadi kecoak. Ciri semantis dari belalang dan jangkrik adalah
Komponen Makna Leksem
Jangkrik Belalang
Mampu melompat jauh +
+ Serangga
+ +
Memiliki antena +
+ Memiliki tiga pasang kaki berbulu
+ +
Biasanya terdapat di rerumputan +
+ Berwarna kecoklatan
- -
Mampu mengeluarkan suara +
-
22 Peneliti : “Bang, ini hewan apa ya?” Michael : “Ni inga.”
Peneliti : “Yang mana, Bang?” Michael : “Ni, ni” sambil menunjuk keduanya
Michael belum mampu menangkap ciri-ciri yang berbeda antara singa dan harimau, sehingga Michael menggelembungkan singa menjadi harimau.
Universitas Sumatera Utara
58
Komponen Makna Leksem
Singa Harimau
Mamalia +
+ Binatang buas
+ +
Pemakan daging +
+ Memiliki belang
- +
Bulu dikepala lebih panjang +
- Memiliki kumis
+ +
Memiliki taring +
+
23 Peneliti: “Ini gambar apa dik?” menunjuk gambar angkot Elisabeth: “mobil”
Jonatan: “ancot” ‘angkot’ Dari hasil percakapan di atas disimpulkan bahwa Elisabeth hanya mampu
menangkap fitur-fitur semantik yang melekat pada mobil, sedangkan Jonatan sudah mengenal kosakata angkot yang sudah sering didengarnya dari
lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
59
Perbedaan ciri semantis antara angkot dan mobil terlihat pada tabel berikut:
Komponen Makna Leksem
Mobil Angkot
Kendaraan roda empat +
+ Ukurannya sama
+ +
Kendaraan bermesin +
+ Menggangkut penumpang
- +
Sandaran bangku +
-
Peneliti membawa pensil warna kepada anak-anak lalu bertanya dan meminta anak menunjuk warna yang benar.
24 Peneliti : “Coba intan tunjukkan warna pink?” Intan : “Ini” menunjukkan warna biru
Dari percakapan di atas dapat disimpulkan bahwa intan belum mengenal warna pink dengan baik. Bandingkan Bryan yang sudah mampu mengenal warna
dengan baik. 25 Peneliti : “Mana warna pink?”
Brayan : “Ni, miss” menunjukkan waran pink dengan benar Percakapan tersebut membuktikan bahwa perkembangan pemerolehan
bahasa anak-anak berbeda-beda, meskipun umur yang kedua anak sama, tetapi
Universitas Sumatera Utara
60
pemerolehan bahasa Intan dan Brayan berbeda terlihat Intan belum mampu membedakan warna, sedangkan Brayan sudah.
26 Peneliti menunjukkan beberapa pensil warna kepada Zahira, yaitu kuning, biru, pink, dan coklat.
Peneliti: “Zahira, yang mana warna kuning?” Zahira menunjuk warna kuning
Peneliti: “Pintarnya” menunjukkan apresiasi kepada Zahira agar merasa senang
Peneliti: “Mana warna biru?” Zahira: mengambil warna kuning kembali
Peneliti: “Yang benar ini.” sambil menunjuk warna biru Dari percakapan di atas menunjukkan Zahira belum memeroleh kosakata
yang benar tentang berbagai jenis warna. Anak tersebut menggelembungkan kuning menjadi biru, sehingga terjadi penggelembungan makna.
Peneliti memberikan dua benda yang berbeda pada Zahira, yaitu pensil warna dan pensil tulis.
27 Peneliti : “Yang mana pensil tulis?” sambil memegang keduanya Zahira : menunjukkan pensil warna
Peneliti: “Pensil tulis ini” menunjukkan pensil tulis yang benar
Universitas Sumatera Utara
61
Zahira menggelembungkan pensil tulis dengan pensil warna sehingga makna yang dihasilkan tidak sesuai dengan makna sebenarnya.
Pada saat kegiatan mewarnai di kelas, peneliti mewawancarai Chila dan Brayan yang sedang mewarnai. Chila dan Brayan duduk bersampingan.
28 Peneliti : “Chila, lagi apa?” Chila : “Warna” ‘mewarnai’
Peneliti : “Kalau sinaga warna apa?” Chila : “Singa, walna ores” Singa, warna oranye
29 Peneliti : “Bang Brayan, apa warna singanya?” Brayan : “Bilu” ‘biru’
Bandingankan dengan percapakapan Chila. Chila : “Singa warnanya ores bukan biru”
Peneliti : “Yang warna biru itu apa? Chila : “awan”
Dari hasil percakapan tersebut terlihat bahwa Chila telah menguasai jenis- jenis warna dengan benar dan mengidentifikasikan dengan benar pada singa dan
awan. Bandingkan dengan Brayan yang belum mampu menyesuaikan warna singa yang sesuai. Brayan mengalami penggelembungan makna karena belum mampu
menyesuaikan warna dengan tepat.
Universitas Sumatera Utara
62
30 Peneliti: “Zahira, mana gambar nyamuk ya? Zahira: “Ni.” menunjuk lebah
Peneliti: “Ini lebah” Pada percakapan tersebut Zahira belum mampu membedakan ciri semantik
antara nyamuk dan lebah. Zahira menggelembungkan nyamuk menjadi lebah yang berasal dari kategori yang sama.
Mawrine juga memiliki memiliki memerolehan yang sama dengan Zahira yang belum mampu membedakan lebah dan nyamuk.
31 Peneliti: “Yang mana gambar nyamuk, Mawrine?” Mawrine : Menunjuk gambar lebah
Komponen Makna Leksem
Lebah Nyamuk
Serangga +
+ Menghasilkan madu
+ -
Menghisap darah manusia -
+ Mampu terbang
+ +
Hidup berkelompok +
- Memiliki antena
+ +
Universitas Sumatera Utara
63
32 Peneliti: “Mawrine, yang mana gambar belalang?” Mawrine: “Ini” sambil menunjuk gambar kecoak
Dalam percakapan di atas, Mawrine belum mampu menunjukkan dengan tepat gambar belalang. Mawrine belum memeroleh kosakata belalang sehingga
Mawrine menggelembungkan serangga yang memiliki ciri semantis sama dengan kecoak. Dalam aktivitas sehari-hari Mawrine menyebut kecoak dengan ipos.
Komponen Makna Leksem
Kecoak Belalang
Serangga +
+ Berwarna coklat
+ Pembawa penyakit
+ Berwarna hijau
- +
Mampu terbang +
- Mampu melompat
- +
Bersayap +
-
Universitas Sumatera Utara
64
33 Brayan : “Ini kodok” menunjuk gambar belalang Peneliti : “Kalau ini gambar apa, Bang?” menunjuk gambar katak
Brayan : “Gak ahu” ‘tidak tahu’ Percakapan di atas menunjukkan bahwa Brayan menangkap fitur belalang
menjadi katak, sehingga menggelembungkan belalang menjadi katak dan belum mampu mengenal gambar katak dengan jelas. Ciri Semantis katak dan belalang,
yaitu
Komponen Makna Leksem
Katak Belalang
Serangga -
+ Berwarna hijau
+ +
Amfibi +
- Hidup di darat
+ +
Hidup di air +
- Mampu melompat
+ +
Bersayap -
-
Universitas Sumatera Utara
65
34 Peneliti : “Ini buah apa Chio?” Menunjukkan gambar Melon Cio : “Bimbing” ‘belimbing’
Peneliti : “Buka n Cio tapi melon.” Percakapan di atas menunjukkan bahwa Cio menganggap bulan melon
menjadi belimbing. Cio mengalami penggelembungan makna karena mengidentifikasi ciri semantis yang sama antara melon dan belimbing yaitu
warnanya. Ciri semantis melon dan belimbing yaitu
Komponen Makna Leksem
Melon Belimbing
Berbentuk bulat +
- Berbentuk bintang
- +
Berwarna kehijauan Berkeping dua
+ +
35 Peneliti: “Mana jari manis ya, Jo? Jonatan : “Ni” sambil menunjuk jari tengah
Peneliti : “Itu jari tengah, Bang”
Universitas Sumatera Utara
66
Jonatan : Berusaha menunjukkan jari manis Jonatan belum mampu mengenali antara jari tengah dan jari manis, tetapi
setelah ditanya jari jempol, telunjuk, dan kelingking anak tersebut sudah mampu menyebutkannya dengan tepat. Jonatan menggalami penggelembungan karena
masih sulit membedakan jari tengah dan jari manis. Jari tengah [+ lebih panjang]. 36 Peneliti : “Yang mana bahu dek?”
Brayan : “Ini” menunjuk dada Dari percakapan di atas brayan belum mampu menunjukkan dengan benar
antara bahu dan dada.
37 Peneliti : “Kalau ini gambar apa ya, Dek?” Jonatan : “Tor-tor”
38 Peneliti : “Kalau ini gambar apa, Bang?” Brayan: “Esta” ‘Pesta’
Universitas Sumatera Utara
67
Jonatan dan Brayan menanggapi gambar yang sama dengan respon yang berbeda. Jonatan sudah mampu menangkap dengan benar makna gambar tersebut,
yaitu para wanita yang sedang menari. Jonatan berasal suku Batak, sehingga adat- istiadatnya menari disebut tor-tor. Brayan mengidentifikasi gambar dengan orang
yang sedang berpesta, karena menggunakan perhiasan dan pakaian yang dipakai juga berbeda dengan pakaian sehari-hari.
Ciri-Ciri semantis menari adalah [+ pakaian tari], [+perhiasan tari], [gerakan], [+ riasan wajah], [+perempuan], [+laki-laki].
Dari penelitian ini diketahui bahwa penggelembungan makna terjadi disebabkan oleh fitur-fitur semantik banyak memiliki persamaan antara dua
gambar yang dibandingkan. Anak menyampaikan makna suatu kosakata ditentukan juga oleh faktor lingkungan di sekitarnya. Fitur-fitur semantik dapat
dibedakan berdasarkan bentuk, ukuran, warna, aktivitas, dan suara yang dihasilkan dari suatu aktivitas.
Universitas Sumatera Utara
68
4.2.2 Penciutan Makna Kosakata Bahasa Indonesia Anak 2 −3 Tahun