14
Penggelembungan makna terjadi saat anak diperkenalkan dengan suatu konsep baru dan anak cenderung mengambil salah satu fitur dari konsep tersebut
lalu menerapkannya pada konsep lain yang memiliki konsep tersebut. Contohnya adalah konsep bulan, pada waktu anak diperkenalkan pada kata bulan, dia
mengambil fitur bentuk fisiknya, yakni bulan itu bundar. Fitur itu kemudian diterapkan pada segala macam benda yang bundar. Disamping bentuk ukuran juga
bisa menjadi fitur yang diambil anak Dardjowidjojo, 2003: 262. Penciutan makna terjadi pada saat anak membatasi makna hanya pada
referen yang telah dirujuk sebelumnya. Contohnya adalah konsep bebek yang diperkenalkan pada waktu anak melihat bebek di kolam, maka gambar bebek yang
ada di buku beberapa hari kemudian bukanlah bebek. Bebek yang dipahami anak adalah bebek yang berada di kolam atau air, sedangkan yang berada di lokasi yang
berbeda seperti rumput bukanlah bebek tapi burung Dardjowidjojo, 2003: 263.
2.2.5 Komponen Makna
Komponen makna menganalisis setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna
unsur leksikal tersebut. Analisis ini mengandaikan setiap unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu ciri yang membedakannya dengan unsur lain Pateda,
2008:273. Pikiran pokok yang mendasari analisis ini adalah pengidentifikasian
komponen makna butir-butir leksikal di dalam sebuah medan dengan oposisi atau kontras fungsional. Di dalam analisis ini diasumsikan bahwa butir-butir leksikal di
dalam leksikon setiap bahasa dapat dianalisis sedemikian rupa sehingga
Universitas Sumatera Utara
15
menghasilkan seperangkat komponen makna primer terbatas yang bersifat universal. Maksudnya komponen primer terbatas itu dapat dipergunakan untuk
mendeskripsikan butir-butir leksikal di dalam leksikon semua bahasa Wedhawati, 2002: 40.
Eve Clark, 1973 dalam Dardjowijojo, 2000:247 menjelaskan bahwa tiap kata memiliki seberkas fitur semantik. Untuk kata kambing misalnya, memiliki
fitur semantik [+objek], [+hewan], [+berkaki empat], [+berbulu], [+bertanduk], [+berekor] dan beberapa fitur yang lain. Dalam awal pemerolehan makna, anak
hanya dapat memungut sebagian dari seluruh fitur semantik tersebut. Andaikan fitur yang diambil hanyalah [+objek], [+hewan], dan [+berkaki empat] maka
kambing akan tergelembungkan menjadi lembu, dan kuda. Berdasarkan masukan- masukan berikutnya anak merevisi konsep semula sampai akhirnya datang pada
makna yang sama dengan makna orang dewasa. Lyson, 1977:323-335 dalam Pateda, 2008: 261-269 menjelaskan bahwa
dalam analisis komponen, ada empat unsur yang harus diperhatikan, yaitu komponen makna, fitur, pemarkah, dan ciri pembeda. Komponen makna
adalah kumpulan fitur makna. Fitur adalah variabel makna yang dinilai dalam komponen makna mengandung sejumlah variabel makna yang dapat dinilai.
Permarkah adalah penanda nilai suatu fitur. Ciri pembeda adalah ciri khas nilai fitur suatu leksem atau satuan leksikal pada saat leksem itu dibandingkan dengan
leksem yang lain. Penerapan konsep komponen makna, fitur, pemarkah, dan ciri pembeda dapat dilihat dalam contoh analisis komponen makna kerbau, sapi, dan
kuda.
Universitas Sumatera Utara
16
Dengan melihat matriks seperti ini, peneliti dapat membuat pembatasan acuan. Misalnya, sapi ialah binatang pemakan rumput, berkaki empat, berkuku
lebah dua, bisa menarik pedati, membajak, tidak sebagai tunggangan, dan tidak suka berkubang. Kerbau adalah binatang pemakan rumput, berkaki empat,
berkuku lebah dua, untuk menarik pedati, untuk membajak, suka berkubang, dan tidak sebagai tunggangan. Kuda adalah binatang pemakan, berkaki empat,
berkuku lebah dua, sebagai tunggangan, tidak menarik pedati, tidak untuk membajak, dan tidak suka berkubang.
KOMPONEN MAKNA LEKSEM
SAPI KERBAU
KUDA
Binatang +
+ +
Berkaki empat +
+ +
Pemakan rumput +
+ +
Berkuku lebah dua +
+ +
Untuk menarik pedati +
+ -
Untuk pembajak +
+ -
Sebagai tunggangan -
- +
Suka berkubang -
+ -
Universitas Sumatera Utara
17
2.3 Tinjauan Pustaka