Pendidikan dan Sistem Pengajaran

dalam pondok pesantren ini kebanyakan berwarna kuning dan biasanya kitab tersebut tidak dijilid.

a. Pendidikan dan Sistem Pengajaran

Pendidikan, sistem pengajaran dan kehidupan pesantren merupakan satu hal yang memberikan ciri khas bagi pesantren, dan membedakannya dengan lembaga dan system pendidikan yang lain. Pendidikan pesantren didasari, digerakkan, dan diarahkan oleh nilai- nilai kehidupan yang bersumber pada ajaran Islam. Di pesantren para santri diajarkan berbagai macam ilmu, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan realitas sosial yang biasa dihadapi oleh masyarakat. Ajaran-ajaran tersebut didasarkan pada ajaran Islam seperti yang tertulis dalam Al Qur’an, Al Hadist, dan kitab-kitab kuning yang digunakan sebagai literatur di pesantren. Selain itu, ajaran-ajaran tersebut juga dikaitkan dengan basis kultural pesantren dimana santri selain diajarkan tentang agama Islam juga diajarkan tentang kesederhanaan hidup. Hal ini juga tidak terlepas dari sejarah tentang lahirnya pesantren yang merupakan hasil budaya masyarakat Indonesia dahulu yang masih tradisional dan senantiasa hidup sederhana. Selain itu, agama Islam sendiri juga mengajarkan tentang kesederhanaan hidup seperti hidup sederhana dan tidak berlebih- lebihan dalam segala hal bagi para pemeluknya, sehingga dalam belajar tentang agama Islam masyarakat tetap mempertahankan kesederhanaan tersebut dan masih terwujud dalam kehidupan pesantren saat ini. Sedangkan sistem pengajaran pesantren memiliki watak kemandirian. Hal ini tercermin dari bentuk sistem pengajaran pesantren yang menggunakan metode sorogan dan bandongan. Selain itu, Salah satu ciri tradisi pesantren yang masih kuat dipertahankan di sebagian besar pesantren adalah pengajian kitab salaf. Dalam pengajian kitab salaf ini dapat dilihat watak kemandirian pesantren, yakni dengan menggunakan sistem pengajaran sorogan atau bandongan. Sorogan yakni sistem pengajaran dimana para santri yang sudah berkumpul di aula atau masjid pesantren dengan seorang kyai atau ustad yang mengajar kemudian maju satu per satu pada kyai untuk mengaji, sedangkan santri yang lain nderes atau belajar sendiri sambil menunggu giliran untuk maju mengaji. Sedangkan bandongan adalah seorang kyai ceramah di hadapan para santri, dan santri mendengarkan isi ceramah dan mencatat hal-hal penting sebagai hasil pembelajaran. Dari kedua sistem pengajaran tersebut tampak jelas watak kemandirian yang dituntut pada setiap santri. Mereka tidak dapat bergantung pada yang santri yang lainnya, karena hasil dari pembelajaran yang diterima setiap santri berbeda sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing. Sistem pendidikan dan pengajaran pesantren tersebut juga tercermin dalam kehidupan pesantren, di mana kehidupan di pesantren sangatlah lekat dengan nuansa keagamaan. Setiap pagi, siang, sore hingga malam hari kegiatan-kegiatan yang diajarkan di pesantren selalu berkaitan dengan pendalaman Agama Islam. Ngaji, tadarus, shalat berjamaah adalah beberapa kegiatan rutin di dalamnya. Kehidupan pondok pesantren berlangsung selama 24 jam setiap harinya. Pengaturan waktu dilakukan oleh masing-masing santri, karena biasanya pada jam istirahat atau tidur di malam hari masih terdapat santri yang nderes. Hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaannya, setiap hari di pesantren kegiatannya sangat padat dan santri selalu berkutat dengan berbagai hal yang sarat dengan ajaran Agama Islam. oleh karena itu, banyak santri yang menggunakan waktu tidur untuk belajar, sehingga dikatakan bahwa kehidupan di pesantren berlangsung selama 24 jam setiap harinya.

b. Kehidupan Pesantren