12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hukum Ketenagakerjaan
Batasan pengertian Hukum Ketenagakerjaan, yang dulu disebut Hukum Perburuan atau arbeidrechts juga sama dengan pengertian hukum itu
sendiri, yakni masih beragam sesuai dengan sudut pandang masing-masing ahli hukum. Tidak satupun batasan pengertian itu dapat memuaskan karena
masing-masing ahli hukum memiliki alasan sendiri. Mereka melihat hukum ketenagakerjaan dari berbagai sudut pandang berbeda, akibatnya pengertian
yang dibuatnya tentu berbeda antara pendapat yang satu dengan pendapat lainnya Khakim, 2003:4.
Sebagai perbandingan berikut pendapat beberapa ahli tentang hukum ketenagakerjaan:
1. Molenaar dalam Asikin 1993:2 menyebutkan bahwa hukum perburuhan
adalah bagian hukum yang berlaku, yang pokoknya mengatur hubungan antara tenaga kerja dan pengusaha, antara tenaga kerja dan tenaga kerja
serta antara tenaga kerja dan penguasa. 2.
M.G. Levenbach dalam manulang 1995:1 menyebutkan bahwa hukum perburuhan adalah hukum yang berkenaan dengan hubungan kerja, dimana
pekerjaan itu dilakukan dibawah pimpinan dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja itu.
3. N.E.H. van Esvelt dalam manulang 1995:2 menyebutkan bahwa hukum
perburuhan tidak hanya meliputi hubungan kerja dimana pekerjaan
13
13
dilakukan dibawah pimpinan tetapi meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh swapekerja yang melakukan pekerjaan atas dasar tanggung
jawab dan resiko sendiri. 4.
Mok. dalam Kansil 1989:311 menyebutkan bahwa hukum perburuhan adalah hukum yang berkenaan dengan pekerjaan yang dilakukan dibawah
pimpinan orang llain dengan keadaan pennghidupan yang langsung bergandengan denngan pekerjaan itu.
5. Soepomo dalam Manulang 1995:2 menyebutkan bahwa hukum
perburuhan adalah himpunan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang berkenaan dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada orang lain
dengan meneria upah. Mengingat istilah tenaga kerja mengandung pengertian amat luas dan
untuk menghindarkan adanya kesalahan persepsi terhadap penggunaan istilah lain yang kurang sesui dengan tuntutan perkembangan hubungan industrial,
peneliti berpendapat dahwa istilah Hukum Ketenagakerjaan lebih tepat dibanding Hukum Perburuhan.
Berdasarkan uraian diatas bila dicermati, Hukum Ketenagakerjaan memiliki unsur-unsur :
1. Serangkai peraturan yang berbentuk tertulis dan tidak tertulis.
2. Mengatur tentang kejadian hubungan kerja antara Pekerja dan
PengusahaMajikan. 3.
Adanya orang yang bekerja pada dan dibawah orang lain, dengan mendapat upah sebagai balas jasa.
4. Mengatur perlindungan pekerjaburuh meliputi masalah keadaan sakit,
haid, hamil, melahirkan, keberadaan organisasi pekerjaburuh dan sebagainya Khakim, 2003:6.
14
Dengan demikian Perjanjian Kerja Bersama merupakan peraturan tertulis, mengatur hubungan kerja antara Pekerjaorang yang bekerja untuk
orang lain dengan Pengusahaorang yang memberikan pekerjaan orang lain yang meliputi perlindungan pekerjaburuh meliputi masalah keadaan sakit,
haid, hamil, melahirkan, keberadaan organisasi pekerjaburuh dan sebagainya.
B. Serikat Pekerjaserikat buruh