4. Lembar angket dengan kode EKS.3, untuk mengetahui tingkat Kesiapan
Belajar Mandiri beberapa siswa XII Ilmu Alam1 dan 2 secara acak di SMA Negeri 1 Boja Kendal.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi lapangan, angket, tes serta wawancara. Observasi dilakukan
untuk mengamati kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal-hal yang diamati adalah kegiatan yang dilakukan siswa dan guru yang mengarah pada
praktek belajar mandiri. Kegiatan tersebut antara lain: 1 kegiatan penentuan dan pelaksanaan tujuan belajar, 2 kegiatan penentuan dan pelaksanaan
penggunaan strategi dan bahan belajar, dan 3 kegiatan penentuan dan pelaksanaan evaluasi belajar.
Angket digunakan untuk mendeskripsikan bagian dari kepribadian siswa yang mampu dan mau untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan
atau tanpa bantuan pihak lain, dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar dan evaluasi hasil belajar pada pelajaran matematika serta tingkat
kesiapan belajar mandiri siswa Kelas XII Ilmu Alam SMA Negeri 1 Boja Kendal.
1. Bentuk Angket
Metode angket yang digunakan adalah angket langsung, yaitu pertanyaan yang diberikan langsung kepada siswa untuk diminta pendapat
tentang keadaannya sendiri. Angketnya berupa angket tertutup,
maksudnya pertanyaan disusun dengan menyediakan jawaban lengkap sehingga pengisi tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih
Suharsimi Arikunto, 2001: 28-29. Pemakaian bentuk tertutup dalam pembuatan angket mempunyai
kelebihan sebagai berikut. a.
Mudah diisi oleh responden karena lebih efisien dan praktis. b.
Memerlukan waktu yang relatif singkat dalam pengisiannya. c.
Memusatkan responden pada pokok permasalahan. d.
Relatif obyektif. e.
Sangat mudah ditabulasikan dan dianalisis. f.
Memungkinkan perolehan data yang lebih banyak untuk sampel yang lebih besar.
g. Secara psikologis responden tidak merasa terpaksa, dan dapat
menjawab lebih terbuka. Yatim Rianto, 1996:71-75
2. Jenis dan Bentuk Pertanyaan
a. Jenis pertanyaan
1 Pertanyaan mengenai fakta.
2 Pertanyaan mengenai pendapat dan sikap.
3 Pertanyaan-pertanyaan informatif.
b. Bentuk pertanyaan
Bentuk pertanyaan tertutup digunakan sehingga mudah mengarahkan jawaban responden, mudah diolah dan dianalisis.
Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam angket adalah bentuk multiple choice. Di dalam pertanyaan ini disediakan 4 alternatif
jawaban dan responden hanya memilih salah satu diantaranya.
3. Prinsip-prinsip Penyusunan Item Pertanyaan Dalam Angket
John W. Best mengemukakan 10 prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun angket agar mudah dipahami yaitu:
a. Menghindari kata atau istilah yang mudah disalahtafsirkan.
b. Berhati-hati dalam memakai kata sifat atau kata keterangan yang
maknanya belum disepakati. c.
Berhati-hati dalam menggunakan lebih dari satu kata “tidak”. d.
Menghindari alternatif jawaban yang tidak lengkap. e.
Menghindari pertanyaan yang bercabang. f.
Menggarisbawahi kata-kata yang perlu diberi tekanan khusus. g.
Menghindari asumsi-asumsi yang tidak relevan. h.
Menyusun kalimat yang menghasilkan jawaban sempurna. i.
Memberikan kuantifikasi jawaban sempurna. j.
Berhati-hati dalam mengantisipasi jawaban responden. Sedangkan Donald Ary mengajukan saran-saran untuk menyusun
butir-butir angket sebagai berikut. a.
Instrumen disusun dengan mencerminkan mutu yang baik. b.
Instrumen diusahakan tidak menyita waktu. c.
Pertanyaan disusun sehingga dapat dipahami oleh responden.
d. Pertanyaan disusun sehingga tidak menghasilkan jawaban yang
bermakna ganda. e.
Penyusunan kalimat menghindari bias atau prasangka yang mungkin mempengaruhi jawaban responden.
f. Pertanyaan hendaknya tidak menyesatkan akibat dari asumsi yang
tidak dinyatakan. g.
Alternatif jawaban hendaknya lengkap. h.
Menghindari pertanyaan yang menimbulkan rasa jengah, curiga atau permusuhan di pihak responden.
i. Menyusun pertanyaan sehingga jawaban dapat langsung ditabulasikan
dan ditafsirkan. Yatim Rianto, 1996: 72
4. Prosedur Penyusunan Angket