Konsekuensi Penerapan Sistem Belajar Mandiri

Sumber belajar yang efektif adalah sumber belajar yang memberikan peluang kepada siswa memilih dan menentukan sendiri tugasnya dan mempraktekannya. c. Siswa memerlukan umpan balik tentang perkembangan belajarnya. Sumber belajar harus memungkinkan adanya pemberian umpan balik sebagai respon terhadap kegiatan belajar yang telah mereka lakukan.

4. Konsekuensi Penerapan Sistem Belajar Mandiri

Belajar mandiri merupakan kemampuan yang tidak banyak berkaitan dengan pembelajaran “apa” tetapi lebih berkaitan dengan dengan “bagaimana” pembelajaran tersebut dilaksanakan. Penyelenggaraannya menitikberatkan pada penggunaan media dan sistem belajar yang lebih banyak menyerahkan kendali pembelajaran kepada peserta belajar. Namun demikian, penerapan sistem belajar mandiri memiliki konsekuensi yang berbeda. Para ahli menyarankan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan sistem belajar mandiri. Hal-hal tersebut adalah kita harus menyadari bahwa peristiwa belajar yang optimal terjadi dalam kondisi-kondisi tertentu. Peristiwa belajar yang optimal terjadi apabila: a. Siswa merasa menginginkan untuk belajar want to learn. b. Belajar dengan melakukan learning by doing melalui praktek, trial and error, dan lain-lain. c. Belajar dari umpan balik learning from feedback, baik dari orang lain tutor, guru, teman dan dari diri sendiri seeing the result. d. Mendalami sendiri digesting, artinya membuat apa yang mereka pelajari masuk akal dan dapat dirasakan sendiri aplikasinya bagi kehidupannya. e. Sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada at their own pace. f. Siswa mengendalikan sendiri belajarnya feel in control of their learning. g. Sering bersama dengan kolega often with people around, especially fellow-learners. Prinsip dasar belajar mandiri adalah pengakuan tentang potensi dan kemampuan individual tiap siswa. Diharapkan siswa dapat mengerjakan bahan pelajaran sesuai dengan kemampuannya. Siswa di kelas yang sama tidak berarti akan mengerjakan soal latihan yang sama pula. Kembali lagi karena masalah potensi dan kemampuan yang berbeda dari tiap siswa. Maka yang diterapkan adalah belajar perseorangan. Karena mulai belajar dari bagian yang tepat, dalam arti sesuai dengan kemampuannya, dan dibuat secara perseorangan, siswa tidak akan menemui kesulitan belajar. Yang muncul justru perasaan senang belajar matematika. Tidak tertutup kemungkinan untuk merevisi dan mengembangkan bahan pelajaran agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar dan tidak kehilangan semangat belajarnya. Selain itu prestasi antara satu siswa dengan yang lain tidak dibanding-bandingkan, sehingga kalaupun ada yang agak lambat mencapai kemajuan tidak akan merasa kecil hati dan putus asa. Termasuk didalamnya yakni kegiatan pengakuan setiap hasil yang telah dicapai dan menunjukkan jalan agar pada diri setiap siswa timbul rasa percaya diri dan keberanian. Bahan pelajaran meningkat seiring dengan kemampuan penalaran siswa. Cara ini akan membentuk kebiasaan belajar mandiri yang berguna untuk menggali potensi diri-sendiri.

5. Kesiapan Belajar Mandiri