FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN ADMINISTRASI PEKANTORAN DI SMK NU 01 KENDAL TAHUN PELAJARAN 2012 2013

(1)

DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN

ADMINISTRASI PEKANTORAN DI SMK NU 01

KENDAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Hanif Ardiansyah

NIM 7101408269

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

i

FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN

ADMINISTRASI PEKANTORAN DI SMK NU 01

KENDAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Hanif Ardiansyah

NIM 7101408269

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(3)

ii

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Muhsin, M.Si. Ismiyati, S.Pd. M.Pd.

NIP. 195411011980031002 NIP.198009022005012002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd. NIP. 195604211985032001


(4)

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Penguji

Nina Oktarina, S.Pd., M.Pd. NIP. 197810072003122002

Anggota I Anggota II

Drs. H. Muhsin, M.Si. Ismiyati, S.Pd. M.Pd.

NIP. 195411011980031002 NIP.198009022005012002

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M.Si. NIP. 196603081989011001


(5)

iv

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat serta temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain.

Semarang, Februari 2013

Hanif Ardiansyah NIM.7101408269


(6)

v

Motto

“Suatu pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang dilakukan secara sungguh – sungguh dan dilakukan dengan disiplin yang tinggi”. (Hanif Ardiansyah)

Persembahan


(7)

vi

Segala puji bagi Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK NU 01 Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan pencerahan dan inspirasi kepada umat manusia menuju jalan yang benar.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.

2. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberi izin penelitian.

3. Drs. Muhsin, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

4. Ismiyati, S.Pd. M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

5. Dosen penguji skripsi yang memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 6. Mokh. Izudin, M.Pd, Kepala SMK NU 01 Kendal yang member ijin untuk


(8)

vii

8. Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan doa, dorongan, serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran 2008 dan semua pihak yang telah memberikan dorongan, semangat dan doa untuk penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.

Semarang, Februari 2013


(9)

viii

Siswa Kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK NU 01 Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Muhsin, M.Si. II. Ismiyati, S.Pd. M.Pd.

Kata Kunci : Disiplin Belajar, Faktor Intrinsik, Faktor Ekstrinsik

Disiplin belajar merupakan serangkaian perilaku seseorang yang menunjukan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan, tata tertib norma kehidupan yang berlaku karena didorong adanya kesadaran dari dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan belajar yang diinginkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa

(intrinsik) maupun dari luar siswa (ekstrinsik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK NU 01 Kendal tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 90 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, jadi semua populasi dijadikan sebagai sampel yaitu 90 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis faktor. Analisis ini untuk mereduksi data dari variabel yang banyak menjadi sedikit.

Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat 5 faktor baru yang mempengaruhi disiplin belajar siswa sebesar 66,81% sedangkan sisanya sebesar 33,19% dipengaruhi faktor lain yang tidak ditentukan dalam model ini. Kontribusi dari masing-masing faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa adalah sebagai berikut: (a) lingkungan sekolah memiliki kontribusi sebesar 22,73%, (b) pembelajaran memiliki kontribusi sebesar 13,51%, (c) komunikasi memiliki kontribusi sebesar 11,19%, (d) kondisi udara dan penglihatan memiliki kontribusi sebesar 10,07%, dan (e) motivasi dan pola makan memiliki kontribusi sebesar 9,31%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK NU 01 Kendal adalah lingkungan sekolah sebesar 33,19%, dan faktor dengan kontribusi terkecil adalah motivasi dan pola makan yaitu sebesar 9,31%. Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sekolah perlu menciptakan suasana yang nyaman, tenang, dan kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Perlunya keikutsertaan orangtua dalam aktivitas belajar anaknya, dengan memantau, memberi fasilitas belajar, mendukung, dan memotivasi anaknya dalam meningkatkan disiplin belajar.


(10)

ix

Grade Office Administration Students in SMK NU 01 Kendal in the Academic Year of 2012/2013". Final Project. Economics Education Department. Economics Faculty. Semarang State University. Advisor I: Drs. Muhsin, M.Si. Advisor II: Ismiyati, S.Pd. M.Pd.

Key Words: Study Discipline, Intrinsic Factors, Extrinsic Factors

Study discipline is a human being's behavior set which shows loyalty and obedience to the rules and manners because of the self-awareness to do the objective of the study. There are 2 factors which affect study discipline; they are students themselves (intrinsic) and other factors (extrinsic). The objective of this research is to know the factors which affect the study discipline on XII grade Office Administration students in SMK NU 01 Kendal.

The population of this research were 90 students on XII grade Office

Administration Department students in SMK NU 01 Kendal in the academic year

of 2012/2013. This research was a population research, so all 90 students became the sample. The techniques of data collection were using documentation and questionnaire. Next, the technique of data analysis was using factor analysis which was used to reduce the variables of the data.

The result of factor analysis showed that there were 5 new factors which

affect 60.81% of students’ study dicipline. Whereas, the other factors which did not given by this model affect 33.19% of students' study dicipline. The contribution of each factor was: (a) school atmosphere has 22.73% contribution, (b) learning activities have 13.51% contribution, (c) communication has 11.19% contribution, (d) air condition and eyesight have 10.07% contribution, and (e) motivation and diet have 9.31% contribution.

The conclusion of this research is the factor which dominantly affect XII grade Office Administration students’ study discipline in SMK NU 01 Kendal is the school atmosphere, it contributes up to (33.19%), and the factor which gives the smallest contribution to students' dicipline study is motivation and diet. It is suggested that, schools need to make better activities learning. Next, the parents need to participate and support their children by monitoring, giving learning facilities, and motivating them to improve their study discipline.


(11)

x

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian Tentang Belajar ... 8

2.1.1 Pengertian Belajar ... 8

2.1.2 Prinsip – Prinsip Belajar ... ... 9

2.1.3 Ciri – Ciri Belajar ... 13

2.2 Kajian Tentang Disiplin Belajar... 15

2.2.1 Pengertian Disiplin Belajar ... 15


(12)

xi

2.4 Kerangka Berfikir ... 27

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.1.1 Populasi ... 30

3.1.2 Sampel ... 30

3.2 Variabel Penelitian ... 31

3.3 Metode Analisis Instrumen Penelitian ... 37

3.3.1 Validitas Instrumen ... 38

3.3.2 Reliabilitas Instrumen ... 41

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 42

3.4.1. Metode Dokumentasi ... 42

3.4.2. Metode Angket atau kuesioner ... 42

3.5 Metode Analisis Data ... 44

3.5.1 Analisis Faktor ... 44

3.5.2 Analisis Deskriptif Presentase ... 45

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... . 47

4.1. Hasil Penelitian ... 47

4.1.1. Gambaran Umum SMK NU 01 Kendal ... 47

4.1.2. Analisis Faktor ... 49

4.1.3. Analisis Deskriptif Persentase ... 59

4.2. Pembahasan ... 81

BAB 5 PENUTUP ... 91

5.1. Simpulan ... 91

5.2. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(13)

xii

1.1. Rekapitulasi Daftar Hadir Siswa SMK NU 01 Kendal bulan Juli –

September 2012 ... 5

3.1.Jumlah Populasi Penelitian ... 30

3.2.Rangkuman Data Hasil Uji Coba Validitas Instrumen ... 40

3.3.Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen ... 42

3.4.Kriteria Persentase ... 46

4.1.Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK NU 01 Kendal ... 47

4.2.Sarana dan Prasarana SMK NU 01 Kendal ... 48

4.3.Data Siswa SMK NU 01 Kendal 2012/2013 ... 49

4.4.Hasil Analisis faktor ... 59

4.5.Hasil Analisis Deskriptif Lingkungan Sekolah ... 60

4.6.Hasil Analisis Deskriptif Teman Bergaul ... 61

4.7.Hasil Analisis Deskriptif Kesadaran ... 62

4.8.Hasil Analisis Deskriptif Administrasi Sekolah ... 64

4.9.Hasil Analisis Deskriptif tentang Pembelajaran ... 65

4.10. Hasil Analisis Deskriptif Kurikulum ... 66

4.11. Hasil Analisis Deskriptif Tekun Menghadapi Tugas ... 67

4.12. Hasil Analisis Deskriptif Komunikasi ... 68

4.13. Hasil Analisis Deskriptif Hubungan dengan Guru ... 70

4.14. Hasil Analisis Deskriptif Pengetahuan Hafalan ... 71

4.15. Hasil Analisis Deskriptif tentang Kondisi Udara dan Penglihatan ... 72

4.16. Hasil Analisis Deskriptif Kondisi Udara ... 73

4.17. Hasil Analisis Deskriptif Penglihatan ... 75

4.18. Hasil Analisis Deskriptif Motivasi dan Pola Makan ... 76

4.19. Hasil Analisis Deskriptif Dukungan Orangtua ... 77

4.20. Hasil Analisis Deskriptif Pemahaman ... 78


(14)

xiii

Diagram Hal.

4.1.Hasil Analisis Deskriptif Lingkungan Sekolah ... 61

4.2.Hasil Analisis Deskriptif Teman Bergaul ... 62

4.3.Hasil Analisis Deskriptif Kesadaran ... 63

4.4.Hasil Analisis Deskriptif Administrasi Sekolah ... 64

4.5.Hasil Analisis Deskriptif tentang Pembelajaran ... 65

4.6.Hasil Analisis Deskriptif Kurikulum ... 67

4.7.Hasil Analisis Deskriptif Tekun Menghadapi Tugas ... 68

4.8.Hasil Analisis Deskriptif Komunikasi ... 69

4.9.Hasil Analisis Deskriptif Hubungan dengan Guru ... 70

4.10. Hasil Analisis Deskriptif Pengetahuan Hafalan ... 72

4.11. Hasil Analisis Deskriptif tentang Kondisi Udara dan Penglihatan ... 73

4.12. Hasil Analisis Deskriptif Kondisi Udara ... 74

4.13. Hasil Analisis Deskriptif Penglihatan ... 75

4.14. Hasil Analisis Deskriptif Motivasi dan Pola Makan ... 77

4.15. Hasil Analisis Deskriptif Dukungan Orangtua ... 78

4.16. Hasil Analisis Deskriptif Pemahaman ... 79


(15)

xiv


(16)

xv

1 Data Siswa Kelas XII Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal

Tahun Ajaran 2012/2013 ... 95

2 Rekapitulasi Presensi Siswa Kelas XII Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal Tahun Ajaran 2012/2013 ... 97

3 Kisi kisi Angket Uji Coba ... 98

4 Angket Uji Coba Penelitian ... 101

5 Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 110

6 Kisi Kisi Angket Penelitian ... 112

7 Angket Penelitian ... 115

8 Analisis Faktor Tahap 1 ... 119

9 Analisis Faktor Tahap 2 ... 146

10 Analisis Faktor Tahap 3 ... 150

11 Analisis Faktor Tahap 4 ... 153

12 Analisis Faktor Tahap 5 ... 156

13 Analisis Faktor Tahap 6 ... 159

14 Analisis Faktor Tahap 7 ... 162

15 Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Fakultas Ekonomi UNNES ... 164

16 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SMK NU 01 Kendal .. 165

17 Deskriptif Persentase Per Indikator ... 173

18 ... 179


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kehidupan masyarakat telah membawa pengaruh bagi dunia pendidikan agar segera melakukan berbagai upaya penyesuaian untuk mampu menyiapkan siswa dalam menghadapi berbagai tantangan. Usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dewasa ini mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan sarana prasarana pendidikan, profesionalisme tenaga pendidik, maupun peningkatan mutu siswa. Salah satu bentuk peningkatan mutu siswa yaitu ditetapkannya batas minimal kelulusan Ujian Akhir Nasional (UAN) yang terus meningkat tiap tahunnya. Menurut Republika edisi 11 Maret 2012, siswa harus mencapai angka minimal 5,5 untuk semua mata pelajaran agar dapat lulus ujian. Adanya hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu siswa.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan tidak akan terlaksana tanpa adanya proses belajar yang berkesinambungan, dengan proses belajar seseorang akan berupaya, bersikap dan


(18)

bertindak lebih baik. Hal ini selaras dengan pendapat Rifa’i (2011:82) yang menyimpulkan bahwa:

Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar memegang peranan penting dalam proses psikologis.

Seorang siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik dimungkinkan mempunyai disiplin belajar yang baik pula. Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang siswa yaitu belajar secara terarah dan teratur. Pada akhirnya siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya.

Disiplin belajar merupakan salah satu sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh siswa. Tu’u (2004:93) menyatakan pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukung oleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga karena perilaku yang baik.

Disiplin sangatlah diperlukan bagi setiap orang, dimanapun dan kapanpun. Hal tersebut dikarenakan disiplin menentukan kelancaran seseorang di dalam menggapai tujuannya. Permasalahan disiplin jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, maka disiplin tersebut akan menentukan bagaimana proses

pembelajaran di lingkungan pendidikan berjalan dengan baik. Menurut Rifa’i

(2011:97) mengambil kesimpulan bahwa:

Faktor – faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar siswa adalah kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti


(19)

kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Beberapa faktor eksternal seperti antar lain variasi dan tingkat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar.

Proses pembelajaran siswa terdapat hal-hal yang mempengaruhi disiplin belajar. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar menurut Suradi (2011) dijelaskan sebagai berikut:

Faktor – faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor yang pertama yaitu faktor instrinsik, meliputi faktor psikologi, seperti minat, motivasi, bakat, konsentrasi, dan kemampuan kognitif. Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang diderita. Faktor yang kedua yaitu faktor ekstrinsik meliputi faktor non-sosial, seperti keadaan udara, waktu, tempat dan peralatan maupun media yang dipakai untuk belajar. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan disiplin belajar, artinya faktor-faktor tersebut selain mempengaruhi disiplin belajar siswa, masing-masing faktorpun saling berhubungan satu sama lain. Faktor-faktor yang akan diteliti yaitu berkaitan dengan disiplin belajar siswa kelas XII SMK NU 01 Kendal.

Sebagian besar mata pelajaran di Jurusan Administrasi Perkantoran merupakan pelajaran praktek. Berbagai macam pelajaran tersebut harus dituntaskan siswa sebelum melanjutkan kompetensi yang lebih tinggi, dikarenakan setiap pelajaran satu dengan yang lain masih saling berkaitan dan berkelanjutan.

SMK NU 01 Kendal merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di Kabupaten Kendal. Salah satu jurusan di SMK ini adalah Administrasi Perkantoran dan terbagi dalam 8 kelas, dengan jumlah


(20)

masing-masing 3 kelas untuk kelas X dan XI, serta kelas XII berjumlah 2 kelas. Jurusan Administrasi Perkantoran mempunyai ruang praktek dalam kondisi yang cukup baik untuk digunakan siswa dalam kegiatan belajar. Peralatan di dalam ruang praktek yang digunakan dalam kegiatan administrasi perkantoran juga sudah ada, seperti filling cabinet dan mesin ketik, namun belum mencukupi untuk semua siswa Jurusan Administrasi Perkantoran. Kondisi tersebut menghambat siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran terutama yang berkaitan dengan Administrasi Perkantoran masih monoton, karena sebagian guru belum memanfaatkan media pendukung dalam kegiatan belajar mengajar.

Proses belajar dengan kondisi sekolah, guru dan siswa yang cukup baik, seharusnya mampu mewujudkan disiplin belajar yang baik pula, namun pada observasi awal tidak menunjukkan hasil yang demikian. Hal ini dapat dilihat pada keseharian siswa di sekolah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, sebagian siswa terlihat masih belum mematuhi tata tertib maupun peraturan yang telah dibuat, baik dari cara berpakaian yang kurang sesuai, maupun cara berperilakunya. Proses pembelajaran juga menunjukan siswa kurang begitu memperhatikan saat pembelajaran dilaksanakan, tidak semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Setiap pelajaran juga terkadang terlihat ada siswa yang tidak masuk atau terlambat. Hal tersebut dapat dilihat di tabel berikut:


(21)

Tabel 2.1. Tabel Rekapitulasi Daftar Hadir Siswa SMK NU 01 Kendal bulan Juli - September 2012

No. Kelas Ketidakhadiran Bulan

Juli Agustus September

1 XII AP 1 Sakit 12 13 19

Ijin 5 5 6

Alfa 5 5 12

Terlambat 14 17 15

2 XII AP 2 Sakit 13 26 23

Ijin 12 6 8

Alfa 11 9 10

Terlambat 19 19 15

( Sumber : Daftar Rekap Presensi Siswa Bulan Juli – September 2012)

Tidak sedikit siswa yang kurang menyadari pentingnya disiplin belajar. Peraturan-peraturan juga telah dibuat untuk mengatur tingkah laku siswa, namun melihat berbagai hal di atas, maka penulis tertarik ingin meneliti mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII di SMK NU 01 Kendal. Diharapkan dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengarui disiplin belajar, maka disiplin belajar siswa akan baik, dan pada akhirnya pembelajaran maupun hasil belajar siswa akan lebih baik pula.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian dengan judul

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Siswa Kelas XII

Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK NU 01 Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(22)

1.2.Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK NU 01 Kendal tahun pelajaran 2012/2013?

1.3.Tujuan Penelitian

Meninjau dari permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK NU 01 Kendal tahun pelajaran 2012/2013.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis

1. Bagi Sekolah

Masukan bagi pihak sekolah untuk lebih meningkatkan kualitas hasil belajar siswanya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa.

2. Bagi Guru

Memberikan sumbangan bagi pihak guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa dengan memperhatikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar.

3. Bagi Siswa

Memberikan sumbangan bagi siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memperhatikan informasi tentang faktor-faktor yang


(23)

mempengaruhi displin belajar siswa terutama tentang kondisi dalam diri siswa yang meliputi bakat, minat dan motivasi, serta lingkungan yang mempengaruhi hasil belajarnya.

1.4.2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan penelitian selanjutnya dengan menambah variabel lain yang berhubungan dengan usaha mencapai tujuan pendidikan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan untuk penelitian sejenisnya.


(24)

8

2.1.Kajian Tentang Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap orang, baik disadari maupun tidak selalu melaksanakan aktivitas belajar. Kegiatan harian yang dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali akan selalu diwarnai oleh aktivitas belajar. Belajar membuat manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir. Berikut ini adalah definisi belajar menurut beberapa ahli.

a. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh

seseorang (Rifa’i, 2011:82).

b. Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, and to follow direction (Harold Spears dalam Sardiman, 2011:20). Artinya belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengar, dan mengikuti petunjuk.

c. Belajar merupakan aktvitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan – pelatihan atau pengalaman – pengalaman (Baharuddin, 2008:12).


(25)

d. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 2011:20).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar di atas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mengadakan perubahan dalam dirinya secara keseluruhan baik berupa pengalaman, ketrampilan, sikap dan tingkah laku sebagai akibat dari latihan serta interaksi dengan lingkungannya.

2.1.2. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar adalah “hal-hal yang sangat penting yang harus ada

dalam suatu proses belajar dan pembelajaran” (Darsono, 2000:26). Prinsip-prinsip tersebut jika diabaikan akan membuat semua hal yang berhubungan dengan proses belajar menjadi terhambat, dan pada akhirnya pencapaian hasil belajar tidak optimal. Prinsip-prinsip belajar diantaranya adalah:

a. Kesiapan Belajar

Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yang tidak kondusif seperti sakit akan mengganggu proses belajar. Demikian pula kondisi psikologis yang kurang baik seperti gelisah, tertekan merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar siswa.

b. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek. Belajar sebagai suatu aktivitas yang kompleks sangat membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar. Siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik jika siswa mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Bahan pelajaran jika tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan yang mengakibatkan siswa malas belajar.


(26)

c. Motivasi

Motivasi siswa dalam belajar terkadang sangat tinggi, terkadang tidak timbul sama sekali. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya dalam mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak kurang baik pula bagi prestasi belajarnya. d. Keaktifan Siswa

Siswa merupakan subjek dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu siswa harus aktif dan tidak boleh pasif. Siswa harus mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dengan bantuan Guru. Siswa harus dipandang sebagai makhluk yang dapat diajar dan mampu belajar. Dengan pandangan ini seyogyanya guru membelajarkan siswa sedemikian rupa, sehingga keaktifan siswa betul-betul terwujud.

e. Mengalami sendiri

Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih bermakna dan pemahaman yang lebih mendalam. Prinsip mengalami sendiri diartikan bahwa siswa tidak hanya tahu secara teoritis, tetapi juga secara praktis. Prinsip ini akan terwujud jika guru harus melakukan pembelajaran yang memungkinkan siswa mengalami sendiri, misalnya dengan metode inquiri, dan eksperimen.

f. Pengulangan

Di dalam mempelajari materi sampai taraf insight siswa perlu membaca, berfikir, mengingat dan yang tidak kalah penting adalah latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi makin mudah diingat. Pengulangan ini dapat terlaksana jika guru dapat mendorong siswa supaya melakukan pengulangan, misalnya dengan memberikan pekerjaan rumah atau tugas.

g. Materi pelajaran yang menantang

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu terhadap suatu persoalan. Rasa ingin tahu akan timbul apabila materi pelajaran yang dihadapi siswa bersifat menantang atau problematis. Oleh karena itu guru hendaknya sering memberikan materi yang problematis untuk merangsang rasa ingin tahu siswa yang pada akhirnya membuat anak aktif belajar.

h. Balikan dan Penguatan

Balikan adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa maupun bagi guru. Dengan balikan siswa mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam suatu hal. Balikan ini juga berharga bagi guru untuk menentukan remedial teaching. Penguatan adalah suatu tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan siswa akan mengulangi perbuatan yang sudah baik.


(27)

i. Perbedaan Individual

Masing-masing siswa mempunyai karakteristik, baik dilihat dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini menuntut adanya perbedaan perlakuan antara siswa yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini seorang guru harus mampu membuat strategi pengajaran terutama dalam hal pemilihan metode yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam belajar (Darsono, 2000:26-29).

Hal senada pendapat lain bahwa prinsip belajar itu adalah sebagai berikut: a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan

kelakuannya.

b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa.

c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/ dasar kebutuhan/ kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.

d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan.

e. Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

f. Belajar dapat melakukan tiga cara, yaitu : 1) Diajar secara langsung

2) Kontrol, kontak, penghayatan, pengamatan langsung (seperti anak belajar berbicara, sopan santun, dan lain-lain)

3) Pengenalan dan atau peniruan

g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, ketrampilan, cara berfikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.

h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.

i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.

j. Belajar sedapat mungkin dirubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri (Sardiman, 2011:24-25).

Hal senada pendapat lain juga tentang prinsip belajar itu adalah sebagai berikut:

a. Peranan Penguatan dan Hukuman 1) Penguatan (reinforcement)

Penguatan merupakan unsur penting di dalam belajar karena penguatan itu akan memperkuat perilaku. Demikian pula penguat


(28)

(reinforces) merupakan peristiwa yang dapat memperkuat respon. Berikut dideskripsikan secara ringkas tentang penguat.

a) Penguatan positif dan negatif

Menyampaikan kata “bagus” setelah siswa merespon pertanyaan

tertentu, atau memperhatikan anak yang bekerja sungguh – sungguh, merupakan stimulus yang dinilai positif, sedangkan apabila suatu peristiwa yang dinilai negatif itu diganti atau tidak diteruskan setelah adanya respon tertentu, maka akan memperkuat respon yang mendahului pergantian peristiwa yang tidak menyenangkan, dengan kata lain penguat yang melepaskan diri dari situasi tidak menyenangkan disebut penguat negatif.

b) Penguatan primer dan sekunder

Penguat primer merupakan penguat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti makanan, air, udara, dan sejenisnya. Pemenuhan kebutuhan fisik itu dapat digunakan untuk memperkuat perilaku, terutama perilaku organisme yang lebih rendah. Penguat sekunder merupakan penguat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan non-fisik, seperti pujian, uang, bintang tanda jasa, dan sejenisnya.

2) Hukuman

Konsekuensi yang tidak memperkuat, atau memperlemah, perilaku disebut hukuman. Hukuman ini dimaksudkan untuk memperlemah atau meniadakan perilaku tertentu dengan cara menggunakan kegiatan yang tidak diinginkan.

b. Kesegaran pemberian penguatan

Penguatan yang diberikan segera setelah perilaku muncul, akan menimbulkan efek terhadap perilaku yang jauh lebih baik, dibandingkan dengan pemberian penguatan yang diulur-ulur waktunya. c. Jadwal pemberian penguatan (schedule of reinforcement)

Penguatan berantara dapat diberikan dengan menggunakan jarak waktu

(time interval) antar penguatan secara bervariasi. Guru menggunakan jadwal jarak waktu (interval schedule) dalam memberikan penguatan. Variasi lain dari jadwal pemberian penguatan dapat berbentuk jadwal perbandingan tetap (fixed-ratio schedule) atau jadwal perbandingan berubah (variable-ratio schedule), dan jadwal jarak waktu tetap (fix ratio schedule) atau jadwal jarak waktu berubah (variable ratio schedule).

d. Peranan stimulus yang mendahului respon 1) Petunjuk

Petunjuk dinamakan stimulus anteseden karena memberikan informasi kepada setiap orang mengenai perilaku apa yang akan memperoleh hadiah dan perilaku apa yang akan mendapatkan hukuman.


(29)

2) Diskriminasi

Diskriminasi dilakukan dengan cara menggunakan petunjuk, tanda, atau informasi untuk mengetahui kapan suatu perilaku akan memperoleh penguatan.

3) Generalisasi

Generalisasi pada setiap orang tidak dapat berlangsung begitu saja. Biasanya apabila program manajemen perilaku berhasil diperkenalkan di lingkungan tertentu, perilaku seseorang itu tidak secara otomatis akan menjadi baik di lingkungan yang lain (Rifa’i, 2011:120-124).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai prinsip-prinsip belajar, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar yang baik adalah adanya kesiapan dari awal, motivasi yang baik (internal maupun eksternal), keaktifan siswa (di kelas ataupun di rumah), dan adanya pengulangan baik yang diberikan oleh guru maupun inisiatif dari siswa itu sendiri. Prinsip – prinsip belajar harus benar-benar dipahami, hal ini dikarenakan menunjang faktor keberhasilan belajar yang ingin dicapai baik oleh siswa maupun tujuan pembelajaran.

2.1.3. Ciri-ciri Belajar

Proses belajar yang baik sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, untuk mencapai tujuan tersebut, siswa perlu memahami ciri-ciri belajar yang baik. Ciri-ciri belajar yang baik diantaranya adalah:

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. b. Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan

tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.


(30)

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Baharuddin, 2008:15-16).

Hal senada pendapat lain bahwa ciri-ciri belajar yang baik adalah sebagai berikut:

a. Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Hal ini disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.

b. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis.

c. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

d. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.


(31)

e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkan.

f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Misalnya, jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling tampak adalah dalam ketrampilan naik sepeda itu. Ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda, dan sebagainya. Jadi, aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya (Djamarah, 2002:15-17).

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri belajar adalah ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang relatif permanen, perubahan tersebut terjadi secara sadar, bersifat positif dan terarah, dan perubahan tersebut tidak hanya dapat dilihat pada saat proses belajar saja, karena perubahan ini bersifat potensial.

2.2.Kajian Tentang Disiplin Belajar 2.2.1. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Disiplin merupakan titik pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan siswa yang mengakibatkan prestasi yang dicapai


(32)

kurang optimal terutama dalam belajar. Berikut adalah pendapat disiplin menurut para ahli.

a. Disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang

muncul dari dalam hatinya (Rachman dalam bukunya Tu’u, 2004:32).

b. Disiplin adalah satu aspek kehidupan yang mesti wujud dalam masyarakat. Oleh itu ia hendaklah mendapat perhatian berat dari semua pihak sama ada di sekolah atau di luar sekolah (Zainal, 2009:2).

c. Disiplin belajar adalah hal yang sangatlah diperlukan bagi setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan lebih mudah tercapai (Sanjaya, 2005:9).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian disiplin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah serangkaian perilaku seseorang yang menunjukan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan, tata tertib norma kehidupan yang berlaku karena didorong adanya kesadaran dari dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan belajar yang diinginkan.

2.2.2. Pentingnya Disiplin

Perilaku disiplin sangatlah diperlukan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun, begitu juga siswa yang harus disiplin dalam mentaati tata tertib sekolah, ketaatan dalam belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas dan disiplin dalam belajar di rumah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berikut pendapat-pendapat para ahli mengenai pentingnya disiplin.


(33)

a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya akan terganggu optimalisasi potensi dan prestasinya.

b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan kelas menjadi kurang kondisif bagi kegiatan pembelajaran.

c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan demikian anak-anaknya dapat menjadi individu yang teratur, tertib dan disiplin.

d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran akan pentingnya norma, aturan, kepatuhan, dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang

(Tu’u, 2004:37).

Hal senada pendapat lain bahwa pentingnya disiplin adalah sebagai berikut:

a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang. b. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan.

c. Menjadi cara untuk menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukan siswa terhadap lingkungannya.

d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lain.

e. Menjauhkan siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah. f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

g. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

h. Kebiasaan yang baik itu menyebabkan ketenangan jiwa dan

lingkungannya (Rachman dalam Tu’u, 2004:35-36).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai pentingnya disiplin, dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin sangatlah penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Berbagai manfaat disiplin belajar bagi siswa sangatlah terlihat, terutama disiplin yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan siswa meraih kesuksesan dalam belajar.


(34)

2.2.3. Fungsi Disiplin

Disiplin belajar yang diterapkan berulang-ulang akan memberikan kebiasaan yang baik bagi siswa. Berbagai macam fungsi disiplin belajar dapat bermanfaat bagi kehidupan siswa maupun orang-orang disekitarnya. Beberapa fungsi disiplin antara lain:

1. Menata kehidupan bersama

Disiplin mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Hubungan atara satu dengan yang lainnya akan menjadi baik dan lancar dengan adanya disiplin.

2. Membangun kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik akan sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. 3. Melatih kepribadian

Kepribadian yang tertib, teratur, taat, dan patuh perlu dibiasakan serta dilatih.

4. Pemaksaan

Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.

5. Hukuman

Sanksi disiplin berupa hukuman tidak boleh dilihat hanya sebagai cara untuk menakut-nakuti atau untuk mengancam supaya orang tidak berani berbuat salah. Ancaman atau hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhinya.

6. Mencipta lingkungan kondusif

Peraturan sekolah yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan

pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran (Tu’u, 2004:38 -44).


(35)

2.2.4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

Permasalahan disiplin belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau hasil belajarnya. Permasalahan-permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada umumnya berasal dari faktor intern yaitu dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern yang berasal dari luar. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran diri, berfungsi sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terbentuknya disiplin. b. Pengikut dan ketaatan, sebagai langkah penerapan dan praktik atas

peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat.

c. Alat pendidikan, untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan diajarkan.

d. Hukuman, sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan

harapan (Tu’u, 2004:48-49).

Hal senada pendapat lain bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut:

a. Teladan

Teladan yang ditunjukkan guru-guru, kepala sekolah maupun atasan sangat berpengaruh terhadap disiplin para siswa. Dalam disiplin belajar, siswa akan lebih mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai teladan daripada dengan apa yang mereka dengar.

b. Lingkungan berdisiplin

Seseorang yang berada di lingkungan berdisiplin tinggi akan membuatnya mempunyai disiplin tinggi pula. Salah satu ciri manusia adalah kemampuannya beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan potensi adaptasi ini, ia dapat mempertahankan hidupnya.

c. Latihan berdisiplin

Disiplin seseorang dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan. Artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan membiasakannya dalam praktik kehidupan sehari-hari akan membentuk


(36)

Hal senada menurut pendapat Suradi (2011) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor eksterinsik

a. Faktor non-sosial, seperti keadaan udara, waktu, tempat dan peralatan maupun media yang dipakai untuk belajar.

Pendapat lain menyatakan bahwa:

Faktor – faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/ kuat, atau tidak terlalu lemah/ gelap, suasana yang sejuk dan senang. Kedua yaitu faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar dan lain sebagainya. Kedua software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku dan lain sebagainya. Faktor materi pelajaran termasuk dalam lingkungan nonsosial yang terakhir. Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru (Baharuddin, 2008:27-28).

Lingkungan nonsosial dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, meliputi keadaan ruang belajar dan peralatan mengajar. Keadaan ruang belajar dijabarkan menjadi kondisi udara yang baik, pencahayaan yang cukup, dan keadaan ruang belajar yang nyaman. Peralatan mengajar dapat dibedakan menjadi keadaan ruang kelas, fasilitas di dalam ruang kelas, kurikulum dan peraturan yang telah dibuat.

b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Pendapat lain menyatakan bahwa: 1) Lingkungan Sosial Sekolah

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang


(37)

simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

2) Lingkungan Sosial Masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

3) Lingkungan Sosial Keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik (Baharuddin, 2008:26-27).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan sosial mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Hubungan yang baik antar lingkungan sosial sekolah yang terdiri dari guru, dengan teman – teman sekelas, serta administrasi mampu memberikan dorongan yang baik bagi siswa untuk belajar lebih giat. Lingkungan sosial masyarakat merupakan lingkungan dimana siswa berinteraksi dengan warga sekitar rumahnya. Siswa harus dapat membatasi diri dari pengaruh lingkungan yang buruk. Lingkungan sosial yang terakhir berasal dari keluarga, peran serta orangtua dalam proses belajar anaknya sangatlah dibutuhkan. Aturan – aturan yang ada di dalam lingkungan keluarga hendaknya dilaksanakan dengan baik guna menjalin hubungan yang baik antar anggota keluarga.

2. Faktor instrinsik

a. Faktor psikologi, seperti minat, motivasi, bakat, konsentrasi, dan kemampuan kognitif.


(38)

Pendapat lain mengatakan bahwa:

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Baharuddin, 2008:24). Seseorang yang tidak mempunyai minat untuk belajar dapat membuat gairah ataupun semangat belajar yang kurang. Munculnya minat belajar yang baik biasanya akan disertai dengan aktivitas belajar yang baik pula.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat yang besar akan mendukung kelancaran proses belajar siswa. Minat belajar siswa dapat ditunjukkan dengan perasaan senang pada suatu pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran, konsentrasi siswa terhadap pelajaran, dan kesadaran siswa untuk belajar.

Motivasi adalah keseluruhan daya gerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2011:75).

Motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Sardiman (2011:89), “motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.

Menurut Sardiman (2011:83) “ciri-ciri motivasi adalah tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat


(39)

terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal”.

“Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan” (Djamarah, 2002:168).

“Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan – kesan yang diperoleh dari masa lampau” (Djamarah, 2002:169). Mengingat di dalam aktivitas belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara mempelajari kembali (review) materi-materi yang telah dipelajari.

Menurut Bloom dalam Purwanto (2008:43-47) kemampuan kognitif dibagi menjadi enam. Rincian ini dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan hafalan (knowledge)

Knowledge adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden atau testee untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai, atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini testee dituntut untuk menyebutkan kembali (recall) atau menghafal saja.

2. Pemahaman (komprehensi)

Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan

tastee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.


(40)

3. Aplikasi (penerapan)

Dalam tingkatan ini, responden dituntut kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam suatu situasi yang baru baginya.

4. Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

Tingkat kemampuan untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen – komponen atau unsur pembentuknya.

5. Sintesis

Sintesis adalah penyatuan unsur – unsur atau bagian – bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Berfikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.

6. Evaluasi (menilai)

Dengan kemampuan ini responden diminta untuk membuat penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.

b. Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang diderita.

Pendapat lain mengatakan bahwa:

Faktor-faktor fisiologi adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama keadaan tonus jasmani keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Cara menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah: (1) Menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh; (2) Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat; (3) Istirahat yang cukup dan sehat kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis.

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga (Baharuddin, 2008:19).

Dalam penelitian ini, kondisi fisiologis dikategorikan menjadi dua, yaitu kondisi fisik dan fungsi jasmani. Kondisi fisik siswa yang baik dapat


(41)

memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar. Kondisi fisik yang dimaksud di atas dapat diperoleh dengan menjaga pola makan, rajin berolahraga, dan dengan istirahat yang cukup. Fungsi jasmani yang diteliti lebih kepada fungsi pancaindera yang digunakan dalam aktivitas belajar, dalam hal ini adalah mata dan telinga.

Hal senada menurut pendapat Zainal (2009:2) menyimpulkan “ada banyak faktor yang menyebabkan siswa melakukan perbuatan – perbuatan tidak disiplin, faktor – faktor ini lazimnya dikelompokkan kepada faktor sekolah dan faktor luar sekolah seperti persekitaran, keluarga, pengaruh rekan sebaya dan lain

sebagainya”.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi disiplin belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik (faktor yang terdapat pada diri siswa) dan faktor ekstrinsik (faktor yang terdapat diluar diri siswa).

2.3. Penelitian yang Relevan

1. Atifah, Nur (2006) dengan judul “Hubungan Tingkat Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi Bagi Siswa Kelas XI IPS Madrasah Aliyah

Negeri Babakan Lebaksiu Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006”, menunjukkan

hasil hubungan disiplin yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa dalam kategori tinggi, terbukti sebanyak 74,5% siswa mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi selebihnya 19,1% dengan kedisiplinan


(42)

sangat tinggi dan 6,4% dalam kategori rendah. Dilihat tingkat pelanggarannya, sebanyak 48,9% siswa tidak melakukan pelanggaran, 23,4% melakukan 1 kali, selabihnya melakukan 2-5 kali pelanggaran. Prestasi belajar sosiologi yang dicapai siswa dalam kategori cukup, terbukti dari 46,8% siswa memperoleh nilai 70-80 dalam kategori cukup, 27,7% siswa memperoleh nilai kurang dari 70 dalam kategori kurang dan 25,5% dengan nilai antara 80-90 dalam kategori baik. Hasil analisis regresi diperoleh nilai Fhitung sebesar 21,18 > Ftabel (4,06) pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 1 dan dk = 45, sehingga Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan dengan prestasi belajar sosiologi yang dicapai siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri Babakan Lebaksiu Tegal.

2. Khafid, Muhammad dan Suroso (2007) dengan judul “Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Ekonomi”, menunjukkan hasil analisis deskriptif persentase dan analisis statistik yang telah dilaksanakan, maka dapat dirumuskan pokok-pokok simpulan hasil penelitian sebagai berikut: (1) Disiplin belajar siswa dalam kategori tinggi dengan presentase 77,25% dan lingkungan keluarga dalam kategori baik dengan presentase 71,02%, (2) Secara simultan disiplin belajar dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 14,8% dan sisanya sebesar 85,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini, dan (3) Pengaruh disiplin belajar terhadap


(43)

hasil belajar siswa adalah sebesar 8,17% sedangkan besarnya pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa adalah 8,76%.

3. Zainal, Khalim. dan Wan Zulkifli Wan Hassan (2009) dengan judul

“Pendekatan Islam dalam Mengangani Masalah Disiplin Tegar dalam Kalangan Pelajar Sekolah” menunjukkan dari 50 siswa Malaysia yang

diteliti, 10 diantaranya mengalami masalah disiplin yang serius. Kesalahan disiplin yang kerap dilakukan oleh 10 siswa tersebut adalah: Menghisap rokok, bergaduh dengan menggunakan senjata berbahaya, vandalism, biadap terhadap guru, datang terlambat ke sekolah, ponteng kelas, dan buli. Analisis faktor yang menyebabkan siswa terus mengulangi tingkah laku tidak berdisiplin di sekolah adalah 80% pengajaran guru terlalu membosankan, 90% guru bersifat perkauman (kedaerahan), 85% kurang puas akan tindakan guru yang selalu menyalahkan siswa, 90% karena pengaruh teman sebaya, 100% karena pengaruh keluarga yang kurang peduli kepada anaknya.

2.4. Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku yang didapat melalui belajar bersifat permanen yang akan bertahan relatif lama. Kegiatan belajar mengajar yang baik berasal dari disiplin belajar yang baik pula, sebaliknya apabila disiplin belajar tidak dioptimalkan maka akan timbul masalah disiplin.

Disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Disiplin


(44)

merupakan titik pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan siswa yang mengakibatkan prestasi yang dicapai kurang optimal terutama dalam belajar. Penelitian ini akan dianalisis dalam beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin belajar berdasarkan teori yang ada dan kondisi dilapangan. Faktor-faktor tersebut antara lain: ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah. “Pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukung oleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga karena

perilaku yang baik” (Tu’u, 2004:93).

Adapun alur atau kerangka berfikir dalam penelitian “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK NU 01 Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:


(45)

Sumber: Suradi (2011) dengan modifikasi

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Disiplin Belajar

2) Perhatian (X2) 3) Konsentrasi (X3) 4) Kesadaran (X4) b. Motivasi

1) Tekun menghadapi tugas (X5) 2) Ulet menghadapi kesulitan (X6) 3) Senang memecahkan soal (X7) c. Kemampuan kognitif

1) Pengetahuan hafalan (X8) 2) Pemahaman (X9)

3) Penerapan atau aplikasi (X10) 4) Analisis (X11)

5) Sintesis (X12) 6) Evaluasi (X13)

2. Faktor Fisiologis

a. Kondisi fisik 1) Pola makan (X14) 2) Olah raga (X15) 3) Waktu istirahat (X16) b. Fungsi jasmani

1) Penglihatan (X17) 2) Pendengaran (X18)

1. Lingkungan Sosial

a. Sekolah

1) Hubungan dengan guru (X19) 2) Administrasi sekolah (X20)

3) Hubungan dengan teman sekolah (X21) b. Masyarakat

1) Teman bergaul (X22)

2) Aktivitas di lingkungan masyarakat (X23) c. Keluarga

1) Hubungan dengan keluarga (X24) 2) Dukungan dari orangtua (X25) 3) Aturan keluarga (X26)

2. Lingkungan Nonsosial

a. Keadaan Ruangan belajar 1) Kondisi udara (X27) 2) Pencahayaan (X28) 3) Sejuk dan tenang (X29) b. Peralatan belajar

1) Gedung sekolah (X30) 2) Alat-alat praktik (X31) 3) Kurikulum (X32) 4) Peraturan sekolah (X33)


(46)

30

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Populasi Penelitian

“Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui” (Gulo, 2004:76). “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi, 2006:130). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa Jurusan Administrasi Perkantoran kelas XII di SMK NU 01 Kendal yang berjumlah 90 siswa.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 XII AP1 3 42 45

2 XII AP2 4 41 45

Jumlah 7 83 90

Sumber: Daftar Nama Siswa Kelas XII-AP Tahun 2012/2013

3.1.2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila

subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jumlah subjek yang besar, dapat diambil antara 15% atau 20-25% atau lebih” (Suharsimi, 2006:133-134).


(47)

Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran yang berjumlah 90 terdiri dari 2 kelas. Berdasarkan penjelasan di atas, jumlah populasi adalah sebanyak 90 siswa, sehingga semua populasi dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 90 siswa.

3.2. Variabel Penelitian

“Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Suharsimi, 2006:118). “Variabel pada analisis faktor tidak dikelompokkan menjadi variabel bebas dan variabel terikat, sebaliknya sebagai penggantinya seluruh set hubungan interdependent antar variabel diteliti” (Supranto, 2004:113).

1. Kondisi Psikologis a. Minat

1) Perasaan Senang (X1)

Perasaan senang yang dimaksud adalah perasaan senang siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal ketika pelajaran dimulai.

2) Perhatian (X2)

Perhatian yang dimaksud adalah perhatian siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal pada saat pembelajaran. 3) Konsentrasi (X3)

Konsentrasi yang dimaksud adalah konsentrasi siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal pada saat pembelajaran.


(48)

4) Kesadaran (X4)

Kesadaran yang dimaksud adalah rasa sadar untuk belajar, sadar akan pentingnya belajar yang ada pada diri siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

b. Motivasi

1) Tekun Menghadapi Tugas (X5)

Tekun menghadapi tugas yang dimaksud adalah keseriusan siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal didalam mengerjakan tugas.

2) Ulet Menghadapi Kesulitan (X6)

Ulet menghadapi kesulitan yang dimaksud adalah sikap pantang menyerah siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal didalam mengerjakan tugas.

3) Senang Memecahkan Soal (X7)

Senang memecahkan soal yang dimaksud adalah sikap siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal didalam mencari soal – soal untuk belajar.

c. Kemampuan Kognitif 1) Pengetahuan Hafalan (X8)

Pengetahuan hafalan yang dimaksud adalah kemampuan menghafal yang dimiliki siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.


(49)

2) Pemahaman (X9)

Pemahaman yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal dalam memahami materi yang diajarkan.

3) Penerapan atau Aplikasi (X10)

Penerapan atau aplikasi yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal dalam memahami materi yang diajarkan dalam menerapkan materi untuk mengerjakan tugas.

4) Analisis (X11)

Analisis yang dimaksud adalah kemampuan siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal dalam memahami soal - soal.

5) Sintesis (X12)

Sintesis yang dimaksud adalah kemampuan siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal dalam membagi waktu untuk belajar.

6) Evaluasi (X13)

Evaluasi yang dimaksud adalah kemampuan siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal dalam menyimpulkan materi pelajaran.


(50)

2. Kondisi Fisiologis a. Kondisi fisik

1) Pola makan (X14)

Pola makan yang dimaksud adalah pola makan siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

2) Olahraga (X15)

Olahraga yang dimaksud adalah rutinitas olahraga yang dilakukan siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

3) Waktu Istirahat (X16)

Waktu istirahat yang dimaksud adalah waktu yang digunakan untuk beristirahat oleh siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

b. Fungsi Jasmani 1) Penglihatan (X17)

Penglihatan yang dimaksud adalah kemampuan melihat atau kemampuan indera penglihat yang dimiliki siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

2) Pendengaran (X18)

Pendengaran yang dimaksud adalah kemampuan mendengarkan atau kemampuan indera pendengar yang dimiliki siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.


(51)

3. Lingkungan Sosial a. Lingkungan sekolah

1) Hubungan dengan guru (X19)

Hubungan dengan guru yang dimaksud adalah hubungan atau komunikasi antara siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal dengan guru.

2) Administrasi sekolah (X20)

Administrasi yang dimaksud adalah ketepatan siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal dalam menyelesaikan urusan administrasi sekolahnya.

3) Hubungan dengan teman sekolah (X21)

Hubungan dengan teman sekolah yang dimaksud adalah hubungan antara siswa dengan siswa yang lain dalam satu kelas maupun teman yang berbeda kelas di SMK NU 01 Kendal.

b. Lingkungan masyarakat 1) Teman Bergaul (X22)

Teman bergaul yang dimaksud adalah teman bergaul di lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

2) Aktivitas di Lingkungan Masyarakat (X23)

Aktivitas siswa di lingkungan masyarakat yang dimaksud adalah aktivitas siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal di lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal.


(52)

c. Lingkungan keluarga

1) Hubungan dengan Keluarga (X24)

Hubungan dengan keluarga yang dimaksud adalah hubungan antara siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal dengan orangtua dan saudaranya.

2) Dukungan dari Orangtua (X25)

Dukungan orangtua yang dimaksud adalah dukungan dari orangtua siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal agar dapat berprestasi dengan baik.

3) Aturan Keluarga (X26)

Aturan keluarga yang dimaksud adalah aturan yang ada di dalam lingkungan keluarga siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal agar dapat berprestasi dengan baik.

4. Lingkungan non sosial a. Keadaan Ruangan belajar

1) Kondisi udara (X27)

Kondisi udara yang dimaksud adalah kondisi udara saat siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal sedang belajar di kelas.

2) Pencahayaan (X28)

Pencahayaan yang dimaksud adalah banyak sedikitnya pencahayaan yang didapat siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal pada saat belajar di kelas.


(53)

3) Sejuk dan Tenang (X29)

Sejuk dan tenang yang dimaksud adalah suasana sejuk dan tenang yang didapat siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal pada saat belajar di kelas.

b. Peralatan Belajar

1) Gedung Sekolah (X30)

Pencahayaan yang dimaksud adalah banyak sedikitnya pencahayaan yang didapat siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal pada saat belajar di kelas.

2) Alat-alat praktik (X31)

Sejuk dan tenang yang dimaksud adalah suasana sejuk dan tenang yang didapat siswa kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal pada saat belajar di kelas.

3) Kurikulum (X32)

Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum untuk kelas XII Jurusan Administrasi Perkantoran SMK NU 01 Kendal.

4) Peraturan Sekolah (X33)

Peraturan sekolah yang dimaksud adalah tata tertib yang ada di SMK NU 01 Kendal.

3.3. Metode Analisis Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan dalam pengambilan data penelitian. “Instrumen tersebut


(54)

dicobakan pada sampel dimana populasi diambil. Jumlah anggota sampel yang

digunakan adalah 30 orang” (Sugiyono, 2010:177). Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengambilan data angket ujicoba adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

a. Membuat kisi-kisi angket/kuesioner dengan beberapa variabel dan subvariabel yang akan diungkap dengan batasan sesuai dengan judul penelitian.

b. Membuat pernyataan sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat. 2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada 30 siswa Jurusan Administrasi Perkantoran, 15 siswa kelas XII AP1 dan 15 siswa kelas XII AP2 di SMK NU 01 Kendal.

3. Tahap Analisis instrumen a. Validitas Instrumen

“Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut” (Ghozali, 2011:52).

Suharsimi (2006:168) mengutarakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.


(55)

Uji validitas terhadap instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas untuk instrumen menggunakan uji validitas dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk dengan program SPSS for windows release 15.

Suharsimi (2006:170) menuliskan rumus digunakan untuk mengukur validitas sebagai berikut:

� = � −

� 2 2 � 2 2

Keterangan:

� = Validitas instrumen = Jumlah skor tiap butir soal = Skor total


(1)

Total Variance Explained

Compo nent

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

Total

% of Variance

Cumulative

% Total

% of Variance

Cumulative

% Total

% of Variance

Cumulative %

1 2,838 21,834 21,834 2,838 21,834 21,834 1,756 13,509 13,509

2 1,628 12,526 34,360 1,628 12,526 34,360 1,643 12,636 26,145

3 1,421 10,927 45,287 1,421 10,927 45,287 1,637 12,593 38,738

4 1,264 9,722 55,009 1,264 9,722 55,009 1,498 11,524 50,262

5 1,126 8,663 63,672 1,126 8,663 63,672 1,451 11,162 61,424

6 1,010 7,767 71,439 1,010 7,767 71,439 1,302 10,015 71,439

7 ,722 5,550 76,989

8 ,699 5,377 82,366

9 ,604 4,645 87,011

10 ,570 4,383 91,394

11 ,424 3,265 94,660

12 ,355 2,730 97,390

13 ,339 2,610 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrix

Component

1 2 3 4 5 6

VAR00008 ,630 -,024 -,015 -,363 -,038 -,241

VAR00009 ,579 ,109 ,021 -,186 ,402 -,024

VAR00004 ,539 -,513 -,030 ,298 -,146 -,253

VAR00005 ,539 -,267 -,478 ,226 ,272 ,304

VAR00019 ,532 -,031 ,049 -,472 -,410 -,220

VAR00020 ,493 -,387 ,263 ,068 -,347 -,082

VAR00017 ,386 ,602 ,226 ,102 -,348 ,275

VAR00022 ,319 -,513 ,435 ,262 ,259 ,244

VAR00032 ,478 ,086 -,703 -,062 -,015 ,169

VAR00014 ,276 ,338 ,335 ,528 ,185 -,386

VAR00027 ,358 ,414 -,172 ,521 -,338 ,141

VAR00025 ,384 ,437 -,021 -,079 ,470 -,346

VAR00018 ,410 ,146 ,493 -,303 ,147 ,536

Extraction Method: Principal Component Analysis. a 6 components extracted.


(2)

Component

1 2 3 4 5 6

VAR00004 ,746 ,222 ,260 ,030 ,059 -,224

VAR00022 ,722 ,023 -,191 -,146 ,038 ,411

VAR00020 ,626 -,035 ,410 ,126 -,110 ,068

VAR00005 ,325 ,825 -,077 ,014 ,093 ,086

VAR00032 -,125 ,805 ,243 ,175 ,041 -,085

VAR00019 ,090 ,017 ,840 ,080 ,000 ,071

VAR00008 ,142 ,189 ,659 -,028 ,294 ,112

VAR00027 ,081 ,238 -,044 ,808 ,057 -,113

VAR00017 -,110 -,056 ,186 ,771 ,076 ,345

VAR00025 -,159 ,108 ,139 ,033 ,791 ,048

VAR00014 ,289 -,257 -,157 ,396 ,649 -,113

VAR00009 ,085 ,300 ,240 -,059 ,525 ,332

VAR00018 ,051 -,011 ,150 ,114 ,078 ,888

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 8 iterations.

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4 5 6

1 ,447 ,448 ,523 ,307 ,392 ,280

2 -,667 -,130 -,028 ,600 ,410 ,093

3 ,337 -,780 -,009 ,046 ,117 ,511

4 ,480 ,041 -,633 ,496 ,101 -,334

5 -,053 ,218 -,460 -,511 ,641 ,259

6 -,090 ,353 -,336 ,192 -,494 ,688

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.


(3)

Lampiran 14

ANALISIS FAKTOR TAHAP 7

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. ,629

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 177,416

df 66

Sig. ,000

Communalities

Initial Extraction

VAR00004 1,000 ,624

VAR00005 1,000 ,799

VAR00008 1,000 ,620

VAR00009 1,000 ,520

VAR00014 1,000 ,679

VAR00017 1,000 ,671

VAR00019 1,000 ,714

VAR00020 1,000 ,584

VAR00022 1,000 ,646

VAR00025 1,000 ,666

VAR00027 1,000 ,722

VAR00032 1,000 ,773

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Compo nent

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

Total

% of Variance

Cumulative

% Total

% of Variance

Cumulative

% Total

% of Variance

Cumula tive %

1 2,728 22,732 22,732 2,728 22,732 22,732 1,768 14,736 14,736

2 1,621 13,510 36,242 1,621 13,510 36,242 1,615 13,460 28,197

3 1,343 11,192 47,434 1,343 11,192 47,434 1,605 13,377 41,574

4 1,208 10,071 57,504 1,208 10,071 57,504 1,534 12,787 54,361

5 1,117 9,310 66,814 1,117 9,310 66,814 1,494 12,453 66,814

6 ,782 6,519 73,333

7 ,719 5,992 79,325

8 ,620 5,165 84,490

9 ,571 4,756 89,246

10 ,523 4,360 93,606

11 ,424 3,534 97,140

12 ,343 2,860 100,000


(4)

Component

1 2 3 4 5

VAR00008 ,637 -,011 -,100 -,441 ,097

VAR00004 ,586 -,473 ,164 ,131 -,110

VAR00005 ,570 -,207 -,372 ,532 ,099

VAR00009 ,557 ,106 -,066 -,104 ,429

VAR00020 ,489 -,398 ,283 -,143 -,294

VAR00017 ,342 ,578 ,282 -,044 -,373

VAR00022 ,292 -,552 ,416 ,213 ,193

VAR00027 ,384 ,458 ,163 ,401 -,422

VAR00032 ,515 ,165 -,636 ,247 -,122

VAR00014 ,274 ,331 ,624 ,198 ,255

VAR00019 ,522 -,032 -,098 -,604 -,257

VAR00025 ,377 ,446 ,013 -,101 ,561

Extraction Method: Principal Component Analysis. a 5 components extracted.

Rotated Component Matrix

Component

1 2 3 4 5

VAR00022 ,777 -,049 -,111 -,125 ,111

VAR00004 ,711 ,247 ,232 ,054 -,003

VAR00020 ,607 -,012 ,424 ,140 -,126

VAR00032 -,134 ,828 ,209 ,143 ,081

VAR00005 ,350 ,804 -,074 -,003 ,154

VAR00019 ,067 ,033 ,836 ,087 ,042

VAR00008 ,148 ,146 ,662 -,003 ,371

VAR00027 ,051 ,270 -,055 ,802 -,010

VAR00017 -,099 -,065 ,230 ,770 ,108

VAR00025 -,139 ,064 ,076 ,094 ,792

VAR00009 ,133 ,227 ,246 -,024 ,624

VAR00014 ,274 -,254 -,223 ,472 ,517

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 6 iterations.

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4 5

1 ,470 ,470 ,512 ,330 ,432

2 -,676 -,039 -,067 ,627 ,379

3 ,511 -,725 -,178 ,405 ,135

4 ,246 ,498 -,785 ,262 -,081

5 ,005 -,063 -,293 -,515 ,803

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.


(5)

(6)