FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BACA BUKU REFERENSI MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Kasus Siswa SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2008/2009).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT BACA BUKU REFERENSI MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI (Kasus Siswa SMA Negeri
1 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2008/2009)
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Nur Hayati 3501404023
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(2)
ii
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2009
Nur Hayati
(3)
iii
Keberhasilan seringkali tak tampak karena ia bersembunyi di balik kesulitan. cuma orang –orang yang mampu mendaki “tembok” itulah yang akan menemui
keberhasilan (Inspirasi Pagi)
Jangan biarkan rasa takut gagal menghalangimu untuk berhasil
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tersayang:
1. Ayah dan ibuku tercinta yang telah mendoakan, menemani dan memberi semangat kepada ananda sampai akhirnya skripsi ananda selesai
2. “Keropi groupkyu” (ika, li2s, w@one), warga gharini (combro, mimul, andri, mb’umi, mb’anti, miscall, ganez, lia, guru, aak uuk, niken, ciska, semuanya dech) luv u all...
3. Teman-teman seperjuangan Sos & Ant’04 4. Almamaterku
(4)
iv
Ajaran 2008/2009). Jurusan Sosiologi dan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci : Faktor Minat Baca, Buku Referensi
Membaca pada dasarnya merupakan dasar penguasaan dari suatu ilmu. Dengan membaca diharapkan penguasaan dari suatu ilmu tidak akan hilang. Namun pada kenyataannya membaca masih sangat sulit dilakukan sebagai suatu kebiasaan. Ternyata ketekunan siswa dalam membaca dipengaruhi oleh banyak faktor.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah minat terhadap mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo, (2) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo, (3) Apa kendala yang dihadapi dalam meningkatkan minat membaca. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui minat terhadap mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 1 Sukorejo, (3) Mengetahui kendala yang dihadapi dalam meningkatkan minat membaca.
Jenis dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif . Populasi penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Sukorejo yang mendapatkan mata pelajaran sosiologi dengan jumlah 480 siswa. Sedangkan untuk sampelnya sebanyak 83 siswa. Pengambilan sampel ini menggunakan teknik random sampling dengan ukuran dari pendapat Slovin. Ada satu variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu faktor-fakttor minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui angket dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor minat baca terhadap buku referensi mata pelajaran sosiologi yang terdiri dari 7 (tujuh) indikator yaitu alasan dan tujuan membaca sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (69 responden atau 83,13%), motivasi membaca termasuk dalam kategori sedang sebanyak 63 responden atau 75,90%, penyediaan waktu membaca termasuk dalam kategori sedang sebanyak 64 responden atau 77,11%, memilih bahan bacaan yang baik termasuk dalam kategori sedang (91,57%), teman sekelas sebanyak 70 responden atau 84,34% termasuk dalam kategori sedang, menunjukkan bahwa sebagian siswa memperoleh dorongan dari orang tua yang sedang sebanyak 69 responden atau 83,13% dan dorongan guru termasuk dalam kategori sedang yaitu 77 responden atau 92,77%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal tahun ajaran 2008/2009 termasuk dalam kategori
(5)
v
dan tidak terawat dengan baik, hal ini pula yang menimbulkan minat baca siswa menjadi rendah. Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah kurangnya dorongan dari guru mata pelajaran, yang harus selalu memotivasi muridnya agar senang membaca.
Disarankan bahwa para siswa ditempatkan di lingkungan kelas yang akan membuat rasa ingin membaca terus, seperti di perpustakaan. Guru dapat membantu dengan menunjukkan bacaan yang baik bagi siswa, baik itu bacaan dalam mata pelajaran maupun di luar pelajaran. Pada waktu yang penting bagi anak-anak seperti kenaikan kelas, hari ulang tahun, orang tua dapat memberi mereka buku-buku yang menarik hati mereka. Hal itu tentu akan menggembirakan dan membuat mereka lebih cinta kepada buku dan orang tuanya.
(6)
vi
Puji syukur hadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Buku Referensi Mata Pelajaran Sosiologi (Kasus Siswa SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2008/2009)”. Penulis menyadari adanya keterbatasan ilmu dan kemampuan dalam penyusunan skripsi. Meskipun telah mencurahkan segala pikiran dan tenaga, namun hasilnya masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak mungkin dapat dicapai tanpa bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi.
2. Drs. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang telah memberikan izin untuk menyusun skripsi. 3. Drs. M. S. Mustofa, M.A, Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS
UNNES yang telah memberi kesempatan untuk meneruskan penelitian ini sampai selesai.
4. Dra. Elly Kismini, M.Si, Dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberikan petunjuk yang bermanfaat bagi penulisan skripsi ini.
(7)
vii akhir penulisan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sukorejo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya. 7. Bapak dan Ibu dosen yang membagikan ilmunya kepada kita semua.
8. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.
Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, Januari 2009
(8)
viii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
SARI... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Penegasan Istilah ... 5
F. Sistematika Skripsi ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Minat ... 9
B. Tinjauan Tentang Membaca ... 13
C. Tinjauan Tentang Buku Referensi ... 29
(9)
ix
A. Jenis dan Desain penelitian... 37
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 37
C. Variabel Penelitian... 40
D. Metode Pengumpulan Data... 41
1. Kousioner (Angket)... 41
2. Dokumentasi ... 42
E. Validitas dan Reliabilitas ... 42
F. Metode Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 47
2. Analisis Uji Coba Angket ... 50
3. Analisis Deskriptif Presentase ... 51
B. Pembahasan... 74
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 79
B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA
(10)
x
Tabel 2.1. Hasil Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi ... 29
Tabel 3.1. Daftar Jumlah Populasi dan Sampel ... 39
Tabel 3.2. Kategori Deskriptif Presentase... 45
Tabel 4.1. Jumlah Koleksi Buku Bersasrkan Mata Pelajaran ... 50
Tabel 4.2. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Sukorejo ... 52
Tabel 4.3. Minat Terhadap Mata Pelajaran Sosiologi... 55
Tabel 4.4. Deskriptif Presentase Indikator Perasaan Senang... 57
Tabel 4.5. Deskriptif Presentase Indikator Perhatian... 58
Tabel 4.6. Minat Baca Terhadap Buku Referensi Mata Pelajaran Sosiologi... 59
Tabel 4.7. Deskriptif Presentase Indikator Alasan dan Tujuan Membaca ... 61
Tabel 4.8. Deskriptif Presentase Indikator Motivasi Membaca... 62
Tabel 4.9. Deskriptif Presentase Indikator Penyediaan Waktu Membaca ... 63
Tabel 4.10. Deskriptif Presentase Indikator Memilih Bahan Bacaan Yang Baik64 Tabel 4.11. Deskriptif Presentase Indikator Teman Sekelas... 65
Tabel 4.12. Deskriptif Presentase Indikator Dorongan Orang Tua... 66
Tabel 4.13. Deskriptif Presentase Indikator Dorongan Guru... 67
Tabel 4.14. Kendala Meningkatkan Minat Baca Buku Referensi Mata Pelajaran Sosiologi... 68
Tabel 4.15. Deskriptif Presentase Indikator Kelemahan Fisik... 70
Tabel 4.16. Deskriptif Presentase Indikator Intelegensi ... 71
(11)
xi
Tabel 4.20. Deskriptif Presentase Indikator Banyaknya Beban Belajar ... 75 Tabel 4.21. Deskriptif Presentase Kondisi Keluarga ... 76 Tabel 4.22. Deskriptif Presentase Lingkungan Masyarakat... 77
(12)
xii
Grafik 4.1. Minat Terhadap Pelajaran Sosiologi... 56 Grafik 4.2. Faktor Minat Baca Buku Referensi Mata Pelajaran Sosiologi ... 60 Grafik 4.3. Kendala Meningkatkan Minat Baca Buku Referensi Mata Pelajaran Sosiologi... 69
(13)
(14)
1
A.
Latar BelakangDi Indonesia bahkan di dunia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di berbagai bidang kehidupan menuntut manusia untuk selalu siap menerima perubahan. Salah satu bidang yang terkena imbas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bidang pendidikan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kenyataan ini menuntut semua unsur yang terlibat dalam dunia pendidikan, baik itu peserta didik maupun penentu kebijakan pendidikan di Indonesia untuk selalu belajar agar siap menghadapi perubahan jaman. Hal itu tentu tidak mudah untuk diwujudkan. Banyak kendala-kendala yang harus dihadapi untuk mewujudkan harapan tersebut dalam era globalisasi.
Untuk menghadapi era globalisasi ini semua masalah dan informasi dapat dengan cepat diketahui oleh seluruh dunia melalui berbagai media yang ada,
(15)
termasuk informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu kegiatan yang digunakan sebagai penyebaran informasi dalam belajar yaitu membaca menjadi salah satu kegiatan yang sangat penting. Informasi yang didapat hanya dari melihat dan mendengar, dimungkinkan akan cepat terlupakan dan hilang, tetapi jika didapat dari media cetak, informasi tersebut akan tersimpan dalam waktu yang relatif lama dan bisa dicari kembali jika diperlukan dalam kegiatan membaca. Pada era globalisasi ini, dimana kemajuan teknologi sudah berkembang pesat, minat baca pada generasi baru cenderung menurun dan tidak lebih baik dari generasi sebelumnya. Penyebabnya antara lain semakin canggihnya piranti audio visual yang menyebabkan generasi baru lebih senang memanjakan mata dan telinganya dari pada menumbuhkan semangat dan kebiasaan membaca serta ketiadaan mata pelajaran membaca yang seharusnya diajarkan sejak dini pada pendidikan dasar (Ginting, 2003:5).
Membaca dianggap sebagai kegiatan yang sangat penting, maka pemerintah berusaha meningkatkan minat baca masyarakat terutama siswa sekolah melalui berbagai kegiatan antara lain dengan diadakannya perpustakaan atau memperbanyak buku-buku pengetahuan dan juga buku cerita dengan tujuan untuk merangsang anak senang membaca.
Membaca pada dasarnya merupakan awal dari penguasaan ilmu. Semua ilmu yang ada di bumi ini tidak akan pernah bisa dipelajari jika tidak didahului dengan kemampuan untuk membaca. Dengan membaca diharapkan mata rantai
(16)
dalam penguasaan sebuah ilmu tidak akan hilang. Mata rantai itu adalah mendengar, membaca dan melihat.
Sebagai salah satu mata rantai dalam penguasaan ilmu, membaca untuk dijadikan sebagai kebiasaan atau bahkan budaya dalam kehidupan sehari-hari masih sulit dilakukan. Hal ini mungkin berasal dari budaya Indonesia yang berlatar budaya tutur (oral culture), dimana legenda, dongeng, hikayat dan cerita-cerita rakyat yang berkembang sejak lama di Indonesia dan merupakan media pembelajaran yang paling mudah untuk dilaksanakan karena bisa dipelajari dari pada membaca sebuah buku untuk merubah pengetahuan relatif lebih lama padahal kebiasaan dan budaya membaca itu identik dengan budaya belajar yang justru amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang.
Sebagai mata rantai penguasaan ilmu pengetahuan, kegiatan membaca ini sangat dianjurkan di lingkungan sekolah demi berhasilnya kegiatan belajar mengajar. Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan banyak membaca adalah mata pelajaran sosiologi. Mata pelajaran Sosiologi ini adalah bagian dari mata pelajaran IPS yang ada di sekolah menengah atas dan di terapkan pertama di Kelas X,dan selanjutnya di kelas XI dan XII pada program IPS. Pada mata pelajaran Sosiologi disarankan banyak membaca, karena sebagai penunjang siswa dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman materi pelajaran. Kebanyakan para siswa sekarang ini tidak menggunakan fasilitas buku referensi, mereka lebih tertarik dengan hal yang lebih praktis misalnya Lembar Kerja Siswa (LKS) yang tidak menuntut mereka untuk terlalu banyak membaca.
(17)
Ketekunan membaca siswa masih banyak dipengaruhi oleh berbagai banyak faktor. Untuk itu upaya meningkatkan pengajaran lewat pemahaman minat baca murid itu juga harus disertai upaya peningkatan bahan bacaan, baik mutu maupun jumlahnya. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti memilih judul :
”
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Buku Referensi Mata Pelajaran Sosiologi (Kasus Siswa SMA 1 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2008/2009)”.B.
Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah minat terhadap mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo?
3. Apa kendala yang dihadapi dalam meningkatkan minat membaca?
C.
Tujuan PenelitianSesuai dengan permasalahan yang ada, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
(18)
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran Sosiologi SMA Negeri 1 Sukorejo.
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam meningkatkan minat membaca.
D.
Manfaat Penelitian1. Secara teoritis manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Sebagai informasi yang memberi gambaran atau deskripsi mengenai
factor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi 2. Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa agar mereka menyadari bahwa membaca itu penting guna menambah pengetahuan serta wawasan.
E.
Penegasan IstilahUntuk menghindari agar tidak terjadi salah pengertian dalam menafsirkan judul dalam proposal skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan yang mempelajari dan mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu :
1. Minat Baca
Menurut Winkel (1984:30), mengartikan minat sebagai suatu kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk tertarik pada bidang atau hal yang tertentu dan merasa senang pada bidang itu. Adapun minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi.
(19)
Menurut Moeliono, dkk (1996:72) membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, dengan melisankan atau hanya melafalkan dalam hati. Membaca yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kegiatan yang mewujudkan lahirnya komunikasi antara seseorang dan bahan-bahan bacaan sebagai salah satu bentuk upaya pemenuhan kebutuhan dan tujuan tertentu. Sehingga dalam hal ini yang dimaksud dengan minat baca adalah keinginan yang kuat yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan membaca sebagai bentuk upaya dalam pemenuhan kebutuhan dan tujuan tertentu.
2. Buku Referensi
Definisi buku referensi adalah sumber acuan (rujukan atau petunjuk), buku-buku yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca : buku wajib dan buku tersedia lengkap di perpustakaan, buku perpustakaan yang tidak boleh dibawa keluar, dan harus dibaca di tempat yang telah disediakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:939). Adapun buku referensi yang dimaksud adalah buku yang dipinjam atau dimiliki oleh para siswa bukan buku paket dari dinas pendidikan (buku paket dari para ahli sosiologi) atau pengarang dari luar dinas.
3. Mata Pelajaran Sosiologi
Mata pelajaran sosiologi merupakan salah satu bagian dari materi IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang ada di sekolah menengah atas (SMA), yang materinya berupa kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berfikir logis. Sosiologi
(20)
merupakan disiplin intelektual mengenai pengembangan pengetahuan yang sistematis dan terandalkan tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang produk hubungan tersebut (Depdiknas, 2003:2).
F.
Sistematika Penulisan SkripsiUntuk mengetahui dan mempermudah pemahaman mengenai keseluruhan isi penelitian ini perlu dikemukakan garis besar pembahasan melalui sistematika skripsi berikut :
Bagian awal : Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Halaman Pengesahan, Pernyataan, Halaman Motto dan Persembahan, Sari, Kata Pengantar, Daftar Isi. Bagian isi terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN, Pada bab pendahuluan ini menguraikan tentang, alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, penegasan istilah, sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI, Pada bab ini berisikan teori-teori yang mendukung pelaksanaan penelitian antara lain tinjauan tentang minat, tinjauan tentang membaca, tinjauan tentang buku referensi dan tinjauan tentang mata pelajaran sosiologi.
BAB III : METODE PENELITIAN, Diuraikan menjadi beberapa bahasan yaitu populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode
(21)
pengumpulan data (metode angket dan metode dokumentasi), validitas dan reliabilitas dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN, Bab ini menguraikan tentang laporan hasil penelitian, terdiri atas hal-hal yang menyangkut deskripsi obyek penelitian, penyajian dan analisis data, dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. BAB V : PENUTUP, Diuraikan mengenai kesimpulan yang didasarkan pada hasil penelitian kemudian dilanjutkan dengan saran-saran.
(22)
9 A. Tinjauan Tentang Minat
1. Pengertian Minat
Minat merupakan unsur penting yang ikut menentukan untuk menjalankan tugas atau pekerjaan. Dalam bahasa sehari-hari dikenal istilah kesukaan yang artinya lebih kurang sama dengan minat. Kelancaran dan keberhasilan orang dalam menjalankan tugas makin besar peluangnyakalau ia ada keterkaitan akan pekerjaan yang dilakukannya itu (Munandir, 1996: 145). Menurut Ginting (2003: 98) minat berarti kecenderungan hati (keinginan, kesukaan) terhadap sesuatu. Semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu perhatiannya lebih mudah tercurah pada hal tersebut.
Menurut Winkel, mengartikan minat sebagai suatu kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk tertarik pada bidang atau hal yang tertentu dan merasa senang pada bidang itu. Lain lagi dengan apa yang dikemukakan Slameto (1991: 182) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang (Santoso, 1988: 10).
Dari pengertian ini terdapat beberapa unsur yang terkandung dalam minat yaitu: (1) kecenderungan yang mantap dalam diri subjek, (2) rasa
(23)
tertarik, suka atau senang terhadap objek tertentu, dan (3) ketertarikan dan aktivitas tanpa paksaan.
Dengan demikian pengertian minat dapat dirumuskan sebagai suatu kecenderungan yang relatif mantap pada diri dan biasanya disertai dengan rasa ketertarikan untuk melakukan aktivitas dengan perasaan senang tanpa paksaan. Apabila individu sudah mempunyai minat terhadap suatu objek atau aktivitas tertentu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut suka terhadap objek atau aktivitas tersebut dan dalam dirinya timbul perhatian dan kesediaan untuk mengikuti secara aktif.
Menurut Keller dalam Wuryani (2002: 367) dalam proses pembelajaran, minat dan perhatian merupakan prasyarat untuk belajar oleh karena itu tugas pertama pengembang pembelajaran adalah menciptakan lingkungan belajar yang menarik, bermanfaat dan cukup menantang bagi siswa. Karakteristik” menarik, bermanfaat dan cukup menantang ”ini tidak hanya berasal dari materi pelajaran itu sendiri tetapi dapat juga berasal dari cara materi tersebut dibahas. Suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2003). Minat bersifat subjektif dimana minat di antara siswa adalah berbeda-beda. Demikian pula perbedaan minat terhadap
(24)
pelajaran di sekolah antara siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya berbeda pula.
Menurut Strong, yang mengembangkan ”tes” minat Strong
Vocational Interst Blank, minat itu bukan suatu satuan psikologis yang
berdiri sendiri melainkan hanyalah merupakan salah satu dari beberapa segi tingkah laku. Orang yang berminat pada sesuatu memberikan perhatian kepadanya, mencarinya, mengarahkan dirinya kepadanya atau berusaha mencapai atau memperoleh sesuatu yang bernilai baginya. Minat menunjukkan kemungkinan apa yang dilakukan orang, bukan bagaimana ia akan melakukan hal itu atau bagaimana baiknya ia melakukan hal itu. Kalau definisi tersebut diterapkan maka minat karier seorang siswa ialah kecenderungan umum siswa itu untuk tertarik terhadap kelompok kegiatan orang-orang dalam melakukan kegiatan kerja suatu bidang pekerjaan, misalnya saja pekerjaan kesekretariatan, pekerjaan ilmiah, atau pekerjaan bidang seni (Munandir, 1996: 147).
2. Ciri Siswa yang Mempunyai Minat
Seseorang yang memiliki minat maka akan mendorong dirinya untuk memperhatikan orang lain, benda-benda, pekerjaan atau kegiatan-kegiatan tertentu. Minat juga menjadi penyebab dari suatu keaktifan dan hasil dari pada keikutsertaannya di dalam keaktifan itu. Adapun seseorang yang memiliki minat menurut Walgito (1981: 144) bercirikan sebagai berikut:
(25)
a. Adanya kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang diamati dan dipelajari
b. Adanya rasa antusias atau rasa tertarik dan perhatian terhadap sesuatu yang sedang diamati atau dihadapi
c. Adanya rasa puas dan senang atau suka terhadap apa yang sedang dihadapi
d. Adanya kebutuhan terhadap apa yang diamati dan dipelajari e. Adanya tujuan terhadap sesuatu yang diamati dan dipelajari 3. Macam-macam Minat
Super dan Crites dalam Sukardi (1988: 104) menyebutkan empat tipe minat sebagai berikut:
a. Minat yang dimanifestasikan ialah ekspresi verbal yang disenangi atau tidak disenangi. Ekspresi ini seringkali berkaitan dengan maturitas (kedewasaan) dan pengalaman
b. Minat yang dimanifestasikan akan nampak karena partisipasi individu dalam kegiatan yang diberikannya
c. Minat yang dites dapat diketahui dengan pasti dari pengukuran pengetahuan pembendaharaan kata atau informasi lain. Minat yang dites adalah didasarkan suatu asumsi bahwa hasil minat diakumulasikan ke dalam informasi yang relevan sebaliknya dengan pembendaharaan secara khusus.
d. Minat yang diinvestasikan biasanya ini ditetapkan dengan daftar cek minat.
(26)
Siswa Sekolah Menengah sebagai seoarang remaja menurut Ridwan (1998: 128) mempunyai beberapa minat antara lain sebagai berikut : a) Minat Pribadi, diantaranya adalah sebagai berikut: minat pada
penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi, minat pada kemandirian, minat pada uang.
b) Minat Pendidikan
Pada umunya remaja muda suka mengeluh tentang larangan-larangan sekolah, pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib, makanan di kantin dan cara pengelolaan sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru-guru dan cara mengajarnya. Meskipun demikian sebagian remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap pekerjaan. Biasanya remaja lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
B. Tinjauan Tentang Membaca 1. Pengertian Membaca
Menurut Moeliono, dkk (1996: 72) membaca yaitu melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, dengan melisankan atau hanya melafalkan dalam hati. Membaca adalah proses mendapatkan arti, proses berfikir mengartikan dan menafsirkan arti, menerapkan ide-ide dari lambang.
(27)
Suwaryono (1989: 1-2) mengemukakan berbagai pendapat tentang membaca antara lain sebagai berikut:
a. Membaca adalah proses mendapatkan arti, proses berfikir mengartikan dan menafsirkan arti, menerapkan ide-ide dari lambang
b. Membaca yang diartikan sebagai proses psikologi untuk menentukan arti kata-kata tertulis
c. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan dan pengetahuan mengenai kata.
d. Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah tindakan yang terpisah-pisah yang meliputi : orang yang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat, kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran kita. Pemahaman dan kecepatan efektif menjadi amat tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu (Tampubolon, 1990: 22) tergantung beberapa definisi membaca tersebut,secara singkat dapat diketahui bahwa hakekat membaca adalah aktivitas yang melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaran batin, ingatan mengenai kata-kata atau simbol-simbol bahasa.
Sementara Gie (1988: 116) menunjukkan ciri-ciri membaca yang efisien yaitu:
a) Mempunyai kebiasaan-kebiasaan baik dalam membaca b) Mengerti isi buku
(28)
d) Dapat membaca cepat
Keempat hal ini penting guna mencapai tujuan membaca yaitu untuk menyerap informasi dari bahan bacaan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa membaca yang dimaksudkan disini adalah kegiatan yang mewujudkan lahirnya komunikasi antara seseorang dan bahan-bahan bacaan sebagai salah satu bentuk upaya pemenuhan kebutuhan dan tujuan tertentu. Kebutuhan dan tujuan yang ingin diperoleh lewat bahan-bahan bacaan itu pada dasarnya berupa berbagai pengalaman yang dapat berfungsi sebagai informasi bagi kehidupan dan kepentingan yang lain atau pengalaman etis dan estetis sebagai alat atau sarana bagi pemenuhan kebutuhan efektif. Dengan memperoleh informasi, membaca dapat dijadikan sebagai a tool subject yang dapat dipandang sebagai suatu proses karena kegiatan membaca merupakan salah satu bagian dari pola perkembangan umum dan indikator proses perkembangan seseorang (Dawson dan Bamman dalam Rachman, 1985: 16-17).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Dawson dan Bamman dalam bukunya Rachman (1985: 6) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca yaitu sebagai berikut :
a. Tujuan dan manfaat yang diperoleh setelah membaca, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu, kepuasan afektif dan kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembanagan siswa, kebutuhan itu berpengaruh pada pilihan dan minat baca masing-masing individu.
(29)
b. Tersedianya sarana buku bacaan keluarga merupakan salah satu pendorong terhadap pilihan bacaan dan minat baca siswa dan kemungkinan bahwa minat baca juga didorong oleh status sosial ekonomi keluarga.
c. Faktor guru berperan dalam menumbuhkan minat baca setiap individu karena dengan informasi yang menarik tentang sebuah buku, maka siswa akan tertarik untuk membacanya dan sekaligus memperoleh sumber informasi.
d. Tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan, jumlah dan ragam bacaan yang disenangi akan meningkatkan minat baca.
e. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid.
f. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca murid.
Berdasarkan uraian tentang faktor-faktor tersebut di atas, maka indikator minat membaca adalah sebagai berikut:
a) Alasan dan tujuan seseorang dalam membaca
Pertanyaan mengapa siswa membaca atau tidak membaca hanya dapat diterangkan bila diketahui keperluan komunikasinya. Beberapa alasan yang biasanya mendorong seorang siswa mau membaca adalah :
(1) Membaca berguna bagi pembangunan, perluasan wawasan dan untuk mengenal orang lain
(30)
(2) Untuk mengenal dunia dan lingkungannya
(3) Untuk mencari pengetahuan tentang segala sesuatu (4) Untuk kepentingan belajar di sekolah
(5) Untuk ketenangan dan mengurangi ketegangan pikiran (6) Untuk mengusir kebosanan dan mngisi waktu luang
(S. Engelman dalam Kurt Franz/ bernhard Meier, 1986: 10)
Menurut Gierl (Franz, 1986: 8-9) alasan yang mendorong seseorang atau siswa untuk membaca ada tiga yaitu:
(1) Keinginan untuk menangkap dan menghayati yang dijumpai di dalamnya di dasari oleh hasrat berorientasi pada dunia sekitarnya dan untuk dapat menjelaskan adanya dunia dan sekelilingnya
(2) Adanya hasrat untuk mengatasi atau setidaknya melonggarkan ketertarikan manusia
(3) Untuk mencari keteraturan dan bentuk, mencari apa arti dan makna kehidupan manusia
Sedang tujuan seseorang atau siswa dalam membaca secara umum adalah sebagai berikut: untuk menagkap inti sari suatu bagian dalam buku ajar sehingga siswa berupaya membaca dengan cermat dan untuk menguasai materi bacaan.
b) Motivasi Membaca
Minat adalah perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi, karena itu membina motivasi membaca adalah tanggunga jawab bersama antara siswa dan pihak di luar siswa
(31)
yang meminta kesungguhan, karena tiap siswa membutuhkan seperangkat strategi yang berbeda untuk membnagkitkan keinginan membaca. Banyak siswa yang tidak termotivasi untuk membaca buku atau artikel untuk lulus tes. Menurut Wiryodijoto (1989: 198-200) pendekatan-pendekatan yang perlu digunakan untuk mengetahui tujuan itu adalah:
(a) Para siswa ditempatkan dilingkungan kelas yang akan membuat merasa ingin membaca terus
(b) Para guru perlu ingat bahwa sangat sedikit siswa yang ingin gagal. Sejak awal diselidiki mana siswa yang dapat membaca efisien dan mana yang tidak
(c) Para guru memberikan tugas membaca yang berhubungan langsung bagi siswa seperti membaca iklan mengenai pekerjaan, mengisi formulir lamaran kerja dan kelulusan tes mengemudi
(d) Guru-guru bidang studi hendaknya menyadari bahwa banyak kondisi dan situasi di lingkungan siswa yang dapat mengurangi tingkat motivasi membaca
(e) Para guru harus ingat bahwa mereka mungkin menjadi model lokasi yang paling berpengaruh bagi siswa-siswa mereka
(f) Umpan balik khusus bagi tiap siswa dan langsung pada tes dan tugas-tugas adalah satu unsur dalam motivasi.
Peningkatan minat baca siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berisi dari dalam diri siswa sendiri,
(32)
siswa dapat meningkatkan minat membaca dengan cara menyediakan waktu untuk membaca dan memilih bacaan yang baik. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar siswa antara lain dengan dorongan membaca dari orang tua dan guru.
c) Menyediakan waktu untuk membaca
Alasan yang umum untuk tidak membaca adalah kekurangan waktu. Memang sebagai pelajar siswa mempunyai banyak tugas yang memerlukan waktu yang banyak akan tetapi jika tidak dapat mengatur waktunya maka pasti bisa mengalokasikan waktu untuk membaca walau singkat, paling tidak lima belas menit atau tiga puluh menit. Jika kegiatan ini tetap dilakukan setiap hari maka tanpa terasa akan menjadi suatu kebiasaan. Jika membaca sudah menjadi kebiasaan maka siswa akan melakukan aktivitas ini di manapun dia berada (Tarigan, 1986: 102).
d) Memilih bahan bacaan yang baik
Menyediakan waktu untuk membaca sangat erat hubungannya dengan salah satu aspek yang paling penting dalam membaca kritis, yaitu mengetahui apa yang baik dan bermanfaat untuk dibaca. Memang tidak mungkin membaca segala sesuatu oleh karena itu setiap siswa harus memilih bacaan apa saja yang baik dan bermanfaat bagi dirinya. Maka guru dapat membantu dengan menunjukan bacaan apa saja yang baik bagi siswa baik itu bacaan dalam mata pelajaran maupun diluar pelajaran (Tarigan, 1986: 103-104).
(33)
e) Dorongan orang tua
Rumah dan suasana kehidupan keluarga menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk membaca motivasi membaca sekaligus meningkatkan minat bacaan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu :
(1) Aturlah ruangan belajar atau ruang baca dengan baik sehingga merupakan tempat yang menyenangkan untuk belajar da santai untuk membaca. Sudah barang tentu anak-anak dibiasakan mengatur dan menggunakan ruangan itu dengan tertib
(2) Surat kabar, majalah buku atau bahan-bahan bacaan yang baru akan dapat memelihara dan meningkatkan minat membaca anak-anak, oleh karena itu perlu disediakan ensiklopedia dan beberapa kamus yang praktis, yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk mengembangkan perbendaharaan katanya. Kalau di rumah kehabisan bahan bacaan yang baru, sekali-kali di ajak ke perpustakaan yang dekat untuk mencari, memilih dan meminjam bahan bacaan di sana
(3) Pada waktu yang penting bagi anak-anak seperti kanaikan kelas, hari ulang tahun, orang tua dapat memberi mereka buku-buku yang menarik hati mereka. Hal itu tentu akan menggembirakan dan membuat mereka lebih cinta kepada buku dan orang tuanya.
(34)
Kalau pendekatan-pendekatan itu dilakukan dengan cara yang menyenangkan dapat diterima oleh mereka, maka usaha tersebut dapat memperbesar minat baca anak-anak (Wiryodijoyo, 1989: 194-195). f) Dorongan guru
Ada beberapa strategi yang dapat dipergunakan oleh guru untuk memotivasi para siswa agar mau membaca dengan penuh perhatian dan kegiatan. Mereka yang gemar membaca bukanlah suatu pembawaan, melainkan karena dibentuk. Beberapa contoh petunjuk yang berguna untuk meningkatkan minat membaca pada siswa sebagai berikut:
1. Berikan tugas para siswa meringkas buku-buku yang bermutu dan juga buku-buku yang kurang bermutu
2. Ringkasan hendaknya meliputi berbagai tipe buku, seperti biografi, novel, kisah perjalanan, cerita dan sebagainya. Dengan membaca buku beda ragam dan gaya bahasanya ini akan membuat para siswa akan makin tertarik kepada buku, atau setidaknya menghilangkan kejenuhan membaca
3. Melarang para siswa membaca buku hasil karangan penulis tertentu karena akan berakibat buruk pada perkembangan jiwa siswa, terutama yang berbentuk pornografi. Demikian juga buk-buku yang isinya menyesatkan para siswa atau jelek bahasanya
(35)
4. Berikan anjuran kepada mereka untuk membaca buku-buku yang tebal (100 halaman ke atas). Buku seperti itu menggambarkan kekayaan fantasi pengarangnya
5. Berikan batas waktu yang layak, tetapi harus dilengkapi untuk menyelesaikan tugasnya membuat ringkasan. (Wiryodijoyo, 1989: 198)
Disamping itu guru juga masih harus melakukan berbagai tindakan praktis yang dapat merangsang para siswa agar mereka mungkin tertarik kepada buku dan lebih senang membaca, misalnya:
(1) Memperbaiki lingkungan kelas atau menyediakan ruangan khusus dengan mengatur letak meja, almari buku dengan rapi sehingga menimbulkan suasana yang menyenangkan bagi siapa yang membaca disitu , juga ruangan yang terjaga kebersihannya, dinding dihias dengan gambar penanggalan atau foto sehingga ruangan menjadi lebih semarak
(2) Tunjukkan kepada para pelajar judul-judul buku yang baik, kalau perlu ditunjukkan hiasannya dan sampul dan gambar-gambar atau dibacakan sebagian isinya atau resensi buku tersebut. Atau dapat juga memajang buku-buku baru yang bagus bagi para siswa di tempat strategis tanpa mengganggu keindahan ruangan (3) Mengundang tokoh masyarakat pecinta buku atau orang-orang di
(36)
3. Jenis Membaca
Dalam kajian membaca dikenal jenis membaca. Dasar pijakan dalam melakukan pembagian atau penggolongan jenis-jenis membaca tersebut tentunya bermacam-macam. Ditinjau dari terdengar tidaknya suara si pembaca kita dapat membagi membaca menjadi dua jenis yaitu membaca dalam hati (silent reading) serta membaca nyaring (oral reading). Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibacanya, membaca dapat digolongkan ke dalam membaca ekstensif (extensive reading), dan membaca intensif (intensive reading), membaca kritis (critical reading) dan membaca kreatif (creative reading) (Harras dalam Tarigan, 1994: 12).
4. Tujuan dan Manfaat Membaca
Menurut Wiryodijoyo (1989: 57-58) tujuan seorang siswa dalam membaca adalah:
1) Untuk kesenangan 2) Untuk penerapan praktis
3) Untuk mencari informasi khusus yang sedang dibutuhkan 4) Untuk mendapatkan gambaran umum tentang sesuatu 5) Untuk mencari buku secara praktis
6) Untuk menangkap butir-butir yang penting dan organisasi keseluruhan sebuah tulisan
7) Untuk mengetahui isi materi bacaan dengan cepat
8) Untuk memperkuat pemahaman dan membaca pikiran dengan menambah kecepatan
(37)
9) Mengerti dengan jelas untuk mengingat informasi dan menggunakannya
10)Mengembangkan kemampuan konsentrasi dan arti yang lebih dalam Heilman (1967: 316-322) mengemukakan beberapa manfaat dan tujuan membaca yang dimaksudkannya itu, antara lain sebagai berikut:
1) menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik yang menarik
2) memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri
3) membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat di dunia atau tempat yang dihuninya
4) memperluas cakrawala, wawasan atau pandangan dengan jalan memahami orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain 5) memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan
pribadi orang-orang besar atau pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya
6) menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisah percintaan orang-orang lain.
Atas dasar tujuan dan manfaat membaca yang dikemukakan oleh Hielman itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat membaca itu pada dasarnya terbagi (a) membaca untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan (b) membaca untuk memperoleh kepuasan dan kenikmatan emosional artistik.
(38)
5. Metode Membaca
Ada beberapa metode membaca yang ditawarkan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut:
1) Metode CATU (Cari, Tulis, Kembali, Uji) yang dilakukan dengan mencari butir-butir penting dari informasi fokus dalam bacaan, kemudian ditulis kembali dengan kata-kata sendiri dan akhirnya diuji dengan mencobakan ada masalah-masalah lain yang bersamaan. 2) Metode SURTABAKU (Survey, Tanya, Baca, Katakan, Ulang) yang
diawali dengan survei membaca sepintas lalu bagian-bagian penting dari bahan bacaan. Kemudian merumuskan pertanyaan sebagai informasi fokus yang dituju. Langkah selanjutnya adalah membaca secara aktif dan setelah satu bab selesai dibaca dicoba untuk menjawab pertanyaan dengan kata-kata sendiri. Dan terakhir lakukan pengulangan jawaban dengan memeriksa kembali jawaban (Tambunan, 1990: 170-172).
6. Membaca Sebagai Pengalaman
Untuk memahami dan menjelaskan membaca sebagai pengalaman, di manfaatkan prinsip-prinsip dasar tentang tujuan membaca yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Dawson dan Bamman (1960: 2-7) menyatakan bahwa membaca dapat dipandang sebagai pengalaman yang nyata dan sungguh-sungguh seperti halnya berenang dan mengetik. Selain itu, membaca dapat dipandang sebagai suatu pengalaman “semu” karena ikut merasakan pengalaman orang
(39)
lain seolah-olah mengalami sendiri (vicarous experiencing). Di samping itu, membaca dapat dipandang sebagai alat untuk kepentingan lain (a tool subject), antara lain, untuk memperoleh alat yang efektif bagi kelancaran dan peningkatan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa membaca dapat dilihat dari dua sisi keperluan, yaitu (1) memperoleh informasi dan (2) mencari kenikmatan atau kesenangan, (Heilman dalam Rachman,1985: 13). Dalam penelitian ini membaca diartikan sebagai perwujudan konkret minat murid sehingga informasi yang berkaitan dengan kegiatan membaca itu diangkat sebagai indikator minat murid.
7. Masalah Pokok dalam memahami Minat Baca
Pendapat Carnovsky yang dipaparkan kembali oleh Henry C Meckel menegaskan bahwa pada dasarnya dalam memahami minat baca ada beberapa masalah pokok yaitu (1) buku atau bacaan yang dibaca dan (2) alasan yang mendorong seseorang memilih atau membaca buku atau bahan bacaan tertentu (Gage, 1963: 992).
Berdasarkan pernyataan Carnovsky itu dapat dijelaskan bahwa minat baca menyangkut masalah-masalah sebagai berikut:
a.) Jumlah buku atau bahan bacaan yang telah dibaca murid b.) Buku atau bahan bacaan yang disenangi murid
c.) Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya jumlah buku bacaan yang dibaca murid
d.) Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya pilihan buku bacaan yang disenangi murid.
(40)
Smith juga mengemukakan prinsip-prinsip dasar tentang minat baca yang relevan dengan prinsip-prinsip yang pernah dikemukakan oleh Dawson dan Bamman. Beberapa prinsip Smith yang relevan dengan minat baca adalah sebaagi berikut:
a. Tidak pernah ada pembaca atau lebih yang memiliki minat baca yang sama mutlak karena masing-masing memiliki kemampuan alami yang berbeda-beda, baik dalam hal kemampuan membaca itu sendiri, latar belakang keluarga maupun tradisinya. Prinsip ini sejalan dengan prinsip Dawson dan Bamman yang menyatakan bahwa bahan bacaan dinyatakan bermanfaat jika sesuai dengan kenyataan individunya sendiri. Oleh Dawson dan Bamman dijelaskan bahwa perbedaan dan kenyataan setiap individu itu disebabkan oleh intensitas faktor pendorong, baik secara eksternal meupun internal yang dimiliki oleh masing-masing individu. b. Keragaman dan corak pengalaman yang diperoleh sejak kecil merupakan
faktor pendorong yang menyebabkan perbedaan pilihan bacaan dan minat baca siswa. Prinsip itu juga menegaskan bahwa setiap individu memiliki kenyataan minat baca masing-masing yang disebabkan oleh faktor internal ataupun eksternalnya.
8. Hubungan Minat dengan Membaca
Berdasarkan uraian tentang minat dan membaca, dapatlah disimpulkan definisi dari minat membaca atau minat baca siswa, minat baca adalah kecenderungan tingkah laku siswa terhadap kegiatan membaca.
(41)
Sedangkan tinggi rendahnya minat baca siswa dapat diukur dari hal-hal sebagai berikut:
1) Perhatian terhadap kegiatan membaca yang ditujukan dengan perhatian terhadap buku bacaan, fasilitas membaca seperti perpustakaan dan berbagai kegiatan yang membutuhkan kegiatan membaca.
2) Intensitas membaca dilihat dari sering tidaknya siswa melakukan kegiatan membaca
3) Konsentrasi, semakin tinggi minat siswa semakin lama dia bisa berkonsentrasi dalam membaca
4) Pernyataan rasa suka tanpa rasa terpaksa, rasa membutuhkan, rasa puas, rasa gembira dan rasa memperoleh manfaat dari kegiatan membaca.
Berkaitan dengan judul skripsi yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi, maka menambah bahan dengan cara memcari data penunjang tentang minat membaca yaitu dari hasil penelitian sebelumnya yang berjudul Pengaruh minat membaca dan Pemanfaatan Sumber belajar Ekonomi di Perpustakaan Terhadap Hasil belajar Ekonomi Siswa kelas XI IPS SMA N 3 Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2006/2007 (Inayah, 2007: 80). Hasil penelitian itu adalah sebagai berikut:
(42)
Tabel.2.1
Hasil Koefisien determinasi dan koefisien korelasi
Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .337a .113 .108 3.67966
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa minat membaca dan pemanfaatan sumber belajar ekonomi di perpustakaan berpengaruh secara signifikan dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA N 3 Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2006/2007.
C. Tinjauan Tentang Buku Referensi 1. Pengertian Buku Referensi
Pada dasarnya usaha untuk mengembangakan program instruksional memerlukan fasilitas, alat dan bahan (sumber belajar) yang sesuai dengan situasi peserta didik, serta sesuai dengan keadaan yang dihadapinya tidak menyimpang dari konsep yang akan dicapai. Secara mendasar bahwa sumber belajar sangat mempengaruhi kualitas proses dan hasil belajar siswa, dengan kata lain dapat mempengaruhi kualitas pengajaran. Program instruksional akan lebih tercapai secara efektif dan efisien jika melibatkan komponen-komponen sumber belajar secara terencana. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mendiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku referensi/buku teks, kamus, ensiklopedi, dan lain-lain.
(43)
Buku pelajaran memang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan belajar dan dunia pendidikan. Buku dapat dikatakan adalah jendela dunia. Eksistensi buku pelajaran menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses belajar. Bahkan buku pelajaran diyakini ikut mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam menempuh studinya. Studi-studi terdahulu juga mengungkapkan bahwa buku pelajaran merupakan penentu signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa.
Definisi buku referensi itu sendiri adalah sumber acuan (rujukan atau petunjuk), buku-buku yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca: buku wajib dan buku tersedia lengkap di perpustakaan, buku perpustakaan yang tidak boleh dibawa keluar,dan harus dibaca di tempat yang telah disediakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 939). Dan menurut kamus besar bahasa indonesia (1989: 133) buku referensi adalah buku acuan, buku rujukan, buku yang berisi informasi yang singkat dan padat tentang berbagai hal. Dan dalam penelitian ini yang dimaksud dengan buku referensi mata pelajaran sosiologi adalah buku acuan atau buku rujukan yang berisi informasi yang singkat dan padat tentang materi mata pelajaran Sosiologi.
Buku-buku referensi ini tidak hanya buku pelajaran yang disediakan oleh Diknas saja tetapi buku-buku penunjang yang lain yaitu buku-buku yang yang diterbitkan oleh pihak lain (swasta). Buku-buku referensi ini dapat diperoleh misalnya di perpustakaan sekolah atau dengan membeli sendiri. Buku referensi pada mata pelajaran Sosiologi ini sangat
(44)
beraneka ragam. Tapi tidak semua siswa ada yang mempunyai buku tersebut. Buku referensi Sosiologi ini sangat berguna bagi siswa untuk membantu siswa dalam membantu belajarnya dan membantu dalam hal memperoleh informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru.
2. Manfaat Buku
Buku memiliki peran penting dalam sistem pendidikan (nasional). Baik itu buku pelajaran ataupun buku penunjang (buku referensi) mata pelajaran seperti sosiologi. Buku merupakan salah satu komponen dalam proses kegiatan belajar mengajar. Manfaat buku tersebut antara lain sebagai berikut:
1) menambah pengetahuan, misalnya untuk mengetahui perkembangan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi. Meskipun demikian, tampaknya tidak semua pengetahuannya tercakup dalam buku pelajaran
2) untuk menambah ilmu, dalam pengertian dari tidak tau menjadi tau, agar mendapat nilai bagus ketika ulangan, dan dapat menjawab pertanyaan
3) buku menjadi patokan orang tua untuk mempelajari membantu belajar, atau mengukur tingkat keberhasilan belajar anaknya
Keberadaan buku referensi ini sangat membantu siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar. Tidak dapat disangkal lagi bahwa baik oleh siswa maupun orang tua siswa, buku pelajaran masih dijadikan patokan, begitu juga dengan guru. Ukuran untuk guru-guru di Indonesia
(45)
masih berpatokan dengan buku teks. Keberadaan buku teks sangat membantu, tetapi jangan sampai terjadi guru hanya berpatokan pada buku tersebut. Guru dapat mencari bahan rujukan (buku-buku referensi) dari sumber aslinya, yaitu dengan melihat daftar pustaka pada buku teks. Nantinya, guru akan mendapatkan ilmu-ilmu baru yang tidak didapatkan dalam buku pelajaran.
D. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Sosiologi 1. Pengertian Sosiologi
Secara harfiah atau etimologis (definisi nominal) Sosiologi berasal dari bahasa latin: Socius= teman, kawan, sahabat, dan Logos= ilmu pengetahuan. Jadi Sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman/berkawan/bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat (Gunawan, 2000: 3). Pada dasarnya Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berfikir logis. Sosiologi adalah cara berfikir untuk mengungkapkan realitas sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Materi Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhan serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok dan pengaruhnya. Tema-tema esensial dalam Sosiologi dipilih
(46)
dan bersumber serta merupakan kajian tentang masyarakat dan perilaku manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut meliputi keluarga, suku bangsa, komunitas dan pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis dan organisasi lainnya.
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Sosiologi
Pengajaran Sosiologi di Sekolah Menengah berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa mengaktualisasikan potensi-potensi diri mereka dalam mengambil dan mengungkapkan status dan peran masing-masing dalam kehidupan sosial dan budaya yang terus mengalami perubahan.
Sedangkan untuk tujuan pengajaran Sosiologi di Sekolah Menengah pada dasarnya mencakup dua sasaran yang bersifat kognitif dan bersifat praktis. Secara kognitif pengajaran Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dasar Sosiologi agar siswa mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis dimaksudkan untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial serta menghadapi masalah sosial yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Struktur Keilmuan Mata Pelajaran Sosiologi
(47)
1) Sosiologi dan antropologi sebagai ilmu tentang perilaku sosial dalam masyarakat
2) Interaksi sosial dalam dinamika sosial budaya 3) Sosialisasi dan pembentukan kepribadian 4) Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial 5) Konflik dan intehrasi sosial
6) Diferensiasi dan stratifikasi sosial
7) Konsekuensi bentuk-bentuk struktur sosial terhadap konflik dan integrasi sosial
8) Dinamika kebudayaan
9) Kehidupan masyarakat multikultural 10)Mobilitas sosial
11)Perubahan sosial budaya
E. KERANGKA BERFIKIR
Membaca merupakan suatu keinginan belajar siswa yang paling banyak memakan waktu dan memerlukan pikiran sepenuhnya. Setiap siswa mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam membaca. Ketika siswa mendapatkan sesuatu yang berguna bagi dirinya setelah membaca dan merasa puas maka akan timbul minat pada dirinya. Minat membaca tidak timbul begitu saja, namun harus dipupuk dan dikembnagkan melalui berbagai cara baik dari diri siswa atau faktor intern dan dari luar siswa seperti dari orang tua atau guru atau bisa disebut dengan faktor ekstern.
(48)
Faktor intern ada dua yaitu selalu menyediakan waktu untuk membaca dan memilih bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan diri siswa. Sedangkan faktor ektern adalah berupa dorongan dari orang tua dan guru, namun karena perbedaan kompetensi, tanggung jawab dan kesempatan maka apa yang dilakukan guru tidak dapat sama dengan yang dilakukan oleh orang tua (Wiryodijiyo, 1989: 194).
Berdasarkan landasan teori di atas dibuat kerangka berfikir yang merupakan aspek yang akan diteliti. Aspek minat baca buku referensi yang ditinjau dari beberapa teori terbagi menjadi tiga aspek yaitu:
KERANGKA BERFIKIR FAKTOR-FAKTOR MINAT BACA BUKU REFERENSI MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Gambar.2.1. kerangka berfikir Faktor
Minat Baca Minat belajar mata pelajaran
sosiologi
Kendala meningkatkan minat baca
• Alasaan dan tujua membaca • Motivasi membaca
• Penyediaan waktu membaca • Memilih bahan bacaan yang
baik
• Teman sekelas • Dorongan orang tua • Dorongan guru
(49)
37 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain penelitian
Jenis dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mengungkap masalah-masalah dengan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa serta menginterpretasikan data berupa angka atau skor. Sedangkan desainnya adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode angket untuk menggali data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi dan metode dokumentasi untuk menggali data tentang data jumlah siswa, data kondisi fisik bangunan, jumlah staf pengajar, data buku referensi.
2. Menganalisis data yang telah terkumpul menggunakan metode deskriptif persentase.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMA Negeri 1 Sukorejo tahun ajaran 2008/2009 yang menerima mata pelajaran sosiologi dengan jumlah 480 siswa.
(50)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi (Sudjana, 1992:6). Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik ”random sampling” dengan menentukan sampel berdasarkan hasil kocokan terhadap nomor urut absen siswa di kelas yang akan diambil sampelnya. Alasan menggunakan teknik random sampling ini karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama.
Dalam sampel penelitian ini ukuran yang digunakan adalah menurut pendapat dari Slovin, dengan pertimbangan bahwa pendapat Slovin sudah dapat menutupi kekurangan pendapat para ahli yang lain. Adapun rumus dari pendapat Slovin adalah sebagai berikut:
e
N Nn 2
1+ =
Dimana : n = ukuran sampel N= ukuran populasi
e= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan (Umar, 1998:78)
Dari rumus di atas maka dapat dihitung jumlah sampel yang di ambil yaitu:
(51)
e= 10%
maka dapat dicari jumlah sampel yaitu:
( )
0
,
1
2480 1 480 + = n 8 , 4 1 480 + = n 8 , 5 480 =
n =82,758=83
Berikut tabel kelas yang diambil sampelnya dalam penelitian ini: Tabel. 3.1.
Daftar Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian No Kelas Jumlah
Siswa
Proporsi Sampel Jumlah Sampel 1 XA 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 2 XB 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 3 XC 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 4 XD 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 5 XE 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 6 XF 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 7 XI IPS1 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 8 XI IPS2 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 9 XI IPS3 40 40/480×100%=8,3%
8%×83 =6,67
7 10 XII IPS1 41 41/480×100% =8,5%
9%× 83 =7,47
7 11 XII IPS2 38 38/480× 100%=7,9%
8%× 83 =6,6
6 12 XII IPS3 41 41/480×100% =8,5%
9%× 83 =7,47
7 12 kelas 480 siswa 83 siswa
(52)
C. Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa uang menjadi titik perhatian sustu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent variable) atau variabel penyebab. Variabel tersebut yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo, dengan indikator sebagai berikut:
1. Alasan dan tujuan membaca 2. Motivasi membaca
3. Penyediaan waktu membaca 4. Memilih bahan bacaan yang baik 5. Teman sekelas
6. Dorongan orang tua 7. Dorongan guru
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian, metode pengumpulan data yang diinginkan adalah:
1. Metode Kuesioner (Angket)
Dalam penelitian ini menggunakan metode angket. Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Dengan angket ini responden mudah memberikan jawaban
(53)
karena alternatif jawaban sudah disediakan dan membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya.
Angket yang digunakan adalah angket jenis tertutup artinya angket diberikan langsung kepada responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Alternatif jawaban yang disediakan tiap pertanyaan meliputi 4 kategori skor, masing-masing sebagai berikut:
a. Apabila dijawab A diberi skor 4 b. Apabila dijawab B diberi skor 3 c. Apabila dijawab C diberi skor 2 d. Apabila dijawab D diberi skor 1 2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mengutip sumber catatan yang sudah ada. Dalam melaksanakan metode dokumentasi diselidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, surat-surat, catatan harian dan sebagainya. Metode dokumentasi digunakan untuk:
a. Data jumlah siswa
b. Data kondisi fisik bangunan c. Jumlah staf pengajar
(54)
E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
Validitas butir soal atau item adalah validitas dimana suatu soal atau item mempunyai kedudukan yang besar terhadap skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus teknik korelasi product moment pearson:
Keterangan: N: Data Siswa
rxy: Koefisien korelasi x: Skor tiap butir soal y: Skor total
Nilai koefisien korelasi r antara 0,8-1,10 adalah tinggi, r = 0,4-0,6 adalah cukup, r = 0,2-0,4 adalah rendah (Arikunto, 2003:75)
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat pengumpul data atau instrument itu sudah baik. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah rumus Alpha. Rumusnya adalah sebagai berikut:
(
)(
)
(
)
{
2 2}
{
2(
)
2}
xy r ΣΥ − ΝΣΥ ΣΧ − ΝΣΧ ΣΥ ΣΧ − ΝΣΧΥ = ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Σ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 2 2 11 1 1 k k t b r σ σ(55)
Keterangan:
r11= reliabilitas instrument k = banyaknya butir soal
=
∑
σ
2b jumlah varian butir
=
σ
12 varian total(Arikunto,2003: 101) F. Metode Analisis Data
1. Deskriptif Persentase
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Metode ini digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu berusaha mendeskripsikan data secara apa adanya. Metode analisis deskriptif ini bersifat eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara menjumlahkan, membandingkan dengan jumlah yang diharapkan oleh presentasi. Pancaran persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipersentasikan lalu ditafsirkan dengan kalimat.
Deskriptif persentase ini digunakan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan faktor-faktor yang tampak atau sebagaimana adanya.
Teknik awal deskriptif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi. Untuk mengetahui hal tersebut ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
(56)
(a) Membuat tabulasi jawaban angket dari responden
(b) Membuat skor jawaban dengan ketentuan yang telah ditetapkan (c) Menentukan skor yang telah diperoleh dari tiap-tiap responden
(d) Mencari persentase skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus:
DP = ×
N n
100% Keterangan :
DP = Deskriptif Persentase n = nilai yang diperoleh
N = jumlah seluruh nilai yang diharapkan (Arikunto, 1998: 245) (e) Hasil kuantitatif dari penghitungan dari rumus di atas, selanjutnya
dengan analisis yang bersifat kualitatif. Dalam hal ini mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi.
Untuk menentukan kategori deskriptif persentase yang diperoleh maka dibuat tabel kategori yang disusun dalam perhitungan sebagai berikut: a. Persentase maksimun : (4/4) x 100% = 100%
b. Persentase minimum : (1/4) x 100% = 25% c. Rentang persentase : 100% - 25% = 75% d. Interval kelas persentase : 75% /4 = 18,75%
(57)
Tabel 3.2.
Kategori Deskriptif Persentase
Persentase Kategori
81,28% -100% Sangat tinggi
62,52% - 81,27% Tinggi
43,76% - 62,51% Sedang
25,00% - 43,75% Rendah
Untuk menentukan kategori interval skor yang diperoleh maka dibuat tabel kategori yang disusun dalam perhitungan sebagai berikut:
a. Skor maksimun : jumlah item soal x skor maksimum b. Skor minimum : jumlah item soal x skor minimum c. Rentang skor : skor maksimum – skor minimum d. Interval kelas skor : rentang skor /skor maksimum
(58)
47 A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sebagai gambaran awal terlebih dahulu disajikan secara global dalam penelitian sebagai berikut berdasarkan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi resmi dari pihak sekolah, diperoleh mengenai profil dari SMA yang diteliti yakni SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal.
SMA Negeri 1 Sukorejo terletak di jalan Banaran No.5 Sukorejo. Tepatnya di desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa tengah. SMA Negeri 1 Sukorejo di buka sejak tahun 1984, dan sudah berumur sekitar 24 tahun.
a) Visi SMA Negeri 1 Sukorejo adalah Unggul dalam prestasi santun dalam perilaku. Sedangkan Misi sekolah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki
2) Menumbuhkan semangat dan daya saing yang kompetitif dalam bidang akademik maupun non akademik
3) Meningkatkan pemberdayaan dan potensi guru, karyawan, siswa dan sumber daya yang dimiliki
(59)
4) Seluruh warga sekolah merasa memiliki dan bertanggung jawab atas kemajuan sekolah
5) Mengembangkan budaya sopan santun dan budi pekerti luhur b) Kondisi fisik SMA Negeri 1 Sukorejo
1) Luas Tanah Sekolah
SMA Negeri 1 Sukorejo yang dibuka tahun 1984 memeiliki lahan yang cukup luas. Luas tanah 27.900 meter persegi dengan rincian yaitu luas bangunan 5.350 M2, luas pekarangan 22.550 M2, dan kebun sekolah.
2) Ruang Kelas
Ruang kelas atau ruang belajar teori sejumlah 18 buah, dan kondisinya relatif masih baik, dan satu ruang multimedia. Di ruang kelas ini yang perlu dibenahi adalah isi ruangan seperti meja dan kursi serta perawatan ruangan kelas agar terjaga kebersihannya. Kondisi ruang kelas sudah cukup nyaman dengan adanya hiasan dan aksesoris kelas.
3) Ruang Laboratorium
Laboratorium ada 1 yaitu laboratorium IPA, secara fisik ruang ini cukup menunjang sekali, namun dari sisi kebersihan dan perawatan tampaknya masih perlu dibenahi. Selain itu juga masih minimnya alat peraga praktik menjadikan laboratorium ini terkesan kosong, sehingga perlu penambahan alat peraga praktik.
(60)
4) Ruang Lab. Komputer
Ruang ini cukup baik dan lengkap dengan unit komputer yang memadai dan digunakan setiap harinya, baik pada saat pelajaran komputer maupun digunakan siswa atau guru untuk mencari data. Karena selain digunakan untuk pembelajaran, laboratorium ini juga digunakan untuk fasilitas internet.
5) Ruang Perpustakaan
Sebagai pendukung PBM, buku yang tersedia relatif cukup lengkap utamanya buku paket dari dinas pendidikan. Selain buku paket, perpustakaan juga menyediakan buku referensi yang akan mendukung siswa maupun guru dalam PBM diantaranya adalah buku referensi mata pelajaran sosiologi. Perpustakaan juga berlangganan koran harian yang menunjang akses informasi guru maupun siswa.
c) Jumlah Koleksi Buku Berdasarkan Mata Pelajaran
Jumlah koleksi buku berdasarkan mata pelajaran di SMA N 1 Sukorejo Kendal sebanyak 19 mata pelajaran yang terdiri dari:
(61)
Tabel. 4.1.
Jumlah Buku Berdasarkan Mata Pelajaran Kelas
No Mata Pelajaran
X XI XII
1 Bhs.Inggris 340 260 220
2 Ekonomi 220 102 80
3 Bhs.Jawa 100 - -
4 Geografi 261 150 -
5 Kimia 170 120 50
6 Bhs.Tionghoa (latihan) 167 - -
Bhs.Tionghoa (teks) 166 - -
7 Biologi a 175 144 233
b 250 124 246
8 Fisika a 175 238 226
b 250 120 226
9 Kwarganegaraan 96 214 120
10 Sosiologi 250 150 100
11 Matematika 222 150 90
12 Sejarah 175 - -
13 Kesenian - - -
14 Agama 40 40 45
15 Bhs.Perancis 20 20 20
16 TIK - - -
17 Bhs.Indonesia - 120 220
18 Antropologi - - 110
19 Tata Negara - - 150
Sumber. Arsip Data Siswa SMA Negeri 1 Sukorejo bulan Juli 2008 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah koleksi buku berdasarkan mata pelajaran sebanyak 7165 buah. Posisi buku mata
(62)
pelajaran sosiologi sebanyak 500 buah dengan rincian 250 buku untuk kelas X, 150 buah buku untuk kelas XI dan 100 buah buku untuk kelas XII. Buku-buku mata pelajaran sosiologi tersebut belum termasuk buku referensi yang ada di perpustakaan. Jumlah buku referensi mata pelajaran sosiologi ternyata masih sedikit yaitu sebanyak 17 buah yang dapat dilihat dalam lampiran.
d) Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Sukorejo
Jumlah siswa dan sebarannya tiap kelas di SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal sebanyak 708 orang terdiri dari:
Tabel 4.2.
Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Sukorejo JENIS
NO KELAS
L P
JUMLAH
1 XA 15 25 40
2 XB 14 26 40
3 XC 17 23 40
4 XD 16 24 40
5 XE 15 26 41
6 XF 17 23 40
JUMLAH 94 147 241
7 XI IPA 1 12 27 39
8 XI IPA 2 10 28 38
9 XI IPS 1 18 22 40
10 XI IPS 2 17 23 40
11 XI IPS 3 17 23 40
12 XI BHS 6 29 35
JUMLAH 80 152 39
13 XII IPA 1 10 30 40
14 XII IPA 2 10 30 40
15 XIIIPS 1 18 23 41
16 XIIIPS 2 16 22 38
17 XII IPS 3 19 22 41
18 XII BHS 10 25 35
JUMLAH 83 152 235
JUMLAH TOTAL 257 451 708
(63)
e) Kegiatan Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Sokurejo
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukorejo meliputi pramuka, PMR, KIR, Bola Voli, Sepak Bola, Menjahit, Conversation, Basket, Band, pencak silat, Taekwondo, dan lain sebagainya.
Kegiatan Pramuka wajib dilaksanakan oleh siswa kelas X, sedangkan kegiatan lain sedikitnya 2 macam kegiatan yang sifatya bebas. Untuk siswa kelas XI diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sedikitnya 2 kegiatan dengan cara memilih kegiatan yang disukai berdasarkan bakat dan minat masing-masing siswa. Sedang untuk kelas XII sendiri dibebaskan untuk mengikuti kegiatan ekstra, karena kelas mereka akan melaksanakan ujian akhir.
2. Analisis Uji coba Angket
Untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik yaitu bahwa instrumen tersebut valid dan reliabel, terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen pada responden yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan uji coba angket. Sebelum instrumen digunakan untuk pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan ujicoba di lapangan untuk mengetahui apakah soal tersebut layak digunakan yaitu valid dan reliable.
Angket faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal
(64)
tahun ajaran 2008/2009 terdiri dari 58 item, setelah diuji cobakan pada 20 siswa dan dianalisis menggunakan uji validitas product moment dari 58 soal tersebut, ternyata soal valid sebanyak 58 soal, sedangkan yang tidak valid tidak ada, sehingga secara keseluruhan sebanyak 58 soal tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data.
b. Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus alpha, pada uji angket faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal tahun ajaran 2008/2009 diperoleh nilai r11= 0,961 koefisien reliabilitas sebesar 0,961 dan pada taraf kesalahan 5% dengan n = 20 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Karena koefisien relibilitas lebih besar dari nilai kritik, maka soal ujicoba tersebut reliabel. Koefisien reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi, sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.
3. Analisis Deskripsi Persentase
a. Minat Terhadap Pelajaran Sosiologi
Minat terhadap pelajaran sosiologi terdiri dari indikator perasaan senang dan perhatian. Secara keseluruhan tercakup dalam 6 item pernyataan yakni angket nomor 1 sampai dengan nomor 6. Dari keseluruhan angket pernyataan tersebut dapat kita lihat jawaban responden dapat diuraikan sebagai berikut:
(65)
Tabel 4.3.
Minat Terhadap Pelajaran Sosiologi
Interval Jumlah
Skor % Kriteria f %
1 19,53 – 24,00 81,28 - 100,00 Sangat Tinggi 0 0,00
2 15,02 – 19,52 62,52 - 81,27 Tinggi 4 4,82
3 10,52 – 15,01 43,76 - 62,51 Sedang 76 91,57
4 6,00 – 10,51 25,00 - 43,75 Rendah 3 3,61
Jumlah 83 100,00
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh gambaran tentang minat terhadap pelajaran sosiologi, siswa memiliki minat yang sedang pada pelajaran sosiologi lebih banyak yaitu 76 responden (91,57%) dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat yang tinggi yaitu 4 responden (4,82%) dan minat yang rendah yaitu 3 responden atau 3,61%. Dengan demikian rata-rata minat siswa dalam terhadap pelajaran sosiologi termasuk dalam kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Grafik 4.1.
Grafik 4.1.
(66)
Minat terhadap pelajaran sosiologi terdiri dari indikator perasaan senang dan perhatian secara terperinci dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Perasaan Senang
Indikator perasan senang terhadap pelajaran sosiologi terdiri dari 2 pertanyaan yang mengungkap tentang perasaan senang dan materi sosiologi yang menarik. Berdasarkan hasil penelitian jawaban responden tentang indikator perasaan senang dapat terangkum dalam Tabel 4.4. berikut ini.
Tabel 4.4.
Deskripsi Persentase Indikator Perasaan Senang
Interval Jumlah
Skor %
Kriteria
f %
1 6,53– 8,00 81,28 - 100,00 Sangat Tinggi 0 0,00
2 5,02 – 6,52 62,52 - 81,27 Tinggi 49 59,04
3 3,51 – 5,01 43,76 - 62,51 Sedang 33 39,76
4 2,00 – 3,50 25,00 - 43,75 Rendah 1 1,20
Jumlah 83 100,00
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian siswa menunjukkan parasaan senang yang tinggi terhadap pelajaran sosiologi (49 responden atau 59,04%) dibandingkan dengan siswa yang memiliki perasaan senang yang sedang (33 responden atau 39,76%) dan perasaan senang yang rendah terhadap pelajaran sosiologi (1 responden atau 1,20%).
(67)
2) Perhatian Terhadap Pelajaran Sosiologi
Indikator perhartian terhadap pelajaran sosiologi terdiri dari 4 pertanyaan yang mengungkap tentang memperhatikan ketika guru mengajar, mempelajari kembali, mengingat-ingat materi dan merasa mudah terhadap pelajaran sosiologi. Berdasarkan hasil penelitian jawaban responden tentang indikator perhatian ini dapat terangkum dalam Tabel 4.5 berikut ini.
Table. 4.5.
Deskripsi Persentase Indikator Perhatian
Interval Jumlah
Skor %
Kriteria
f %
1 13,03 – 16,00 81,28 - 100,00 Sangat Tinggi 0 0,00
2 10,02 – 13,02 62,52 - 81,27 Tinggi 6 7,23
3 7,01 – 10,01 43,76 - 62,51 Sedang 74 89,16
4 4,00 – 7,00 25,00 - 43,75 Rendah 3 3,61
Jumlah 83 100
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki perhatian sedang (74 responden atau 89,16%) lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki perhatian yang tinggi 6 responden atau 7,23%) dan perhatian yang rendah (3 responden atau 3,61%) didalam perlajaran sosiologi.
(68)
b. Faktor Minat Baca Buku Referensi Mata Pelajaran Sosiologi
Faktor minat baca terhadap buku referensi mata pelajaran sosiologi terdiri dari 7 indikator yaitu alasan dan tujuan membaca, motivasi membaca, penyediaan waktu membaca, memilih bahan bacaan yang baik, teman sekelas, dorongan orang tua dan dorongan guru. Secara keseluruhan tercakup dalam 28 item pernyataan yakni angket nomor 1 sampai dengan nomor 28. Dari keseluruhan angket pernyataan tersebut dapat kita lihat jawaban responden dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.6.
Minat Baca Terhadap Buku Referensi Mata Pelajaran Sosiologi
Interval Jumlah
Skor % Kriteria
f %
1 91,03 – 112,00 81,28 - 100,00 Sangat Tinggi 0 0,00
2 70,02 – 91,02 62,52 - 81,27 Tinggi 0 0,00
3 49,01– 70,01 43,76 - 62,51 Sedang 83 100,0
4 28,00 – 49,00 25,00 - 43,75 Rendah 0 0,00
Jumlah 83 100,00
Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh gambaran tentang minat baca terhadap buku referensi mata pelajaran sosiologi secara keseluruhan termasuk dalam kategori sedang (83 responden atau 100%). Dengan demikian rata-rata minat baca terhadap buku mata pelajaran sosiologi termasuk dalam kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Grafik 4.2.
(69)
Grafik 4.2.
Faktor Minat Baca Buku Referensi Mata Terhadap Pelajaran Sosiologi
Faktor-faktor minat baca terhadap buku referensi mata pelajaran sosiologi terdiri dari 7 indikator yaitu alasan dan tujuan membaca, motivasi membaca, penyediaan waktu membaca, memilih bahan bacaan yang baik, teman sekelas, dorongan orang tua dan dorongan guru secara terperinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Alasan dan Tujuan Membaca
Indikator alasan dan tujuan membaca buku pelajaran sosiologi terdiri dari 3 pertanyaan yang mengungkap tentang alasan membaca buku, tujuan yang ingin dicapai dan seberapa pentingkah membaca buku pelajaran sosiologi. Berdasarkan hasil penelitian jawaban responden tentang indikator alasan dan tujuan membaca dapat terangkum dalam Tabel 4.7 berikut ini.
(70)
Tabel 4.7.
Deskripsi Persentase Indikator Alasan dan Tujuan membaca
Interval Jumlah
Skor %
Kriteria
f %
1 9,78 – 12,00 81,28 - 100,00 Sangat Tinggi 0 0,00
2 7,52 – 9,77 62,52 - 81,27 Tinggi 6 7,23 3 5,26 – 7,51 43,76 - 62,51 Sedang 69 83,13 4 3,00 – 5,25 25,00 - 43,75 Rendah 8 9,64
Jumlah 83 100,00
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian siswa menunjukkan alasan dan tujuan membaca buku referensi mata pelajaran sosiologi sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (69 responden atau 83,13%) sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah seabnyak 8 responden atau 9,64% sedangkan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 6 responden atau 7,23%.
2) Motivasi membaca
Indikator motivasi membaca buku pelajaran sisiologi terdiri dari 2 pertanyaan yang mengungkap tentang motivasi utama membaca buku dan membaca buku ketika akan ada ulangan. Berdasarkan hasil penelitian jawaban responden tentang indikator motivasi membaca dapat terangkum dalam Tabel 4.8 berikut ini.
(71)
Table. 4.8.
Deskripsi Persentase Indikator Motivasi Membaca
Interval Jumlah
Skor %
Kriteria
f %
1 6,53– 8,00 81,28 - 100,00 Sangat Tinggi 0 0,00
2 5,02 – 6,52 62,52 - 81,27 Tinggi 15 18,07 3 3,51 – 5,01 43,76 - 62,51 Sedang 63 75,90 4 2,00 – 3,50 25,00 - 43,75 Rendah 5 6,02
Jumlah 83 100,00
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa siswa membaca buku ketika akan menghadapi ulangan atau yang memiliki motivasi membaca buku referensi sosiologi yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 63 responden atau 75,90% sedangkan yang memiliki motivasi yang rendah sebanyak 5 responden atau 6,02%.
3) Penyediaan Waktu Membaca
Indikator penyedian waktu membaca terdiri dari 4 pertanyaan yang mengungkap tentang waktu mempelajari sosiologi, kebiasan membaca sosiologi, tindakan jika belum paham dan frekuensi membaca buku sosiologi. Berdasarkan hasil penelitian jawaban responden tentang indikator penyediaan waktu membaca ini dapat terangkum dalam Tabel 4.9 berikut ini.
(72)
Tabel 4.9.
Deskripsi Persentase Indikator Penyediaan Waktu Membaca
Interval Jumlah
Skor %
Kriteria
f %
1 13,03 – 16,00 81,28 - 100,00 Sangat Tinggi 0 0,00
2 10,02 – 13,02 62,52 - 81,27 Tinggi 9 10,84 3 7,01 – 10,01 43,76 - 62,51 Sedang 64 77,11 4 4,00 – 7,00 25,00 - 43,75 Rendah 10 12,05
Jumlah 40 100,00
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa siswa yang menyediakan waktu untuk membaca buku referensi mata pelajaran sosologi sebagian besar termasuk dalam kategori sedang sebanyak 64 responden atau 77,11%, sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 10 responden atau 12,05% dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 9 responden atau 10,84%.
4) Memilih Bahan Bacaan yang Baik
Indikator memilih bahan bacaan terdiri dari 6 item pertanyaan yang mengungkap buku yang dibaca, jumlah buku, cara memperluas wawasan sosiologi. Berdasarkan hasil penelitian indikator memilih bahan bacaan yang baik terangkum dalam Tabel 4.10 berikut ini.
(73)
Tabel 4.10.
Deskripsi Persentase Indikator Memilih Bacaan yang Baik
Interval Jumlah Skor %
Kriteria
f %
1 19,53 – 24,00 81,28 - 100,00 Sangat Tinggi 0 0,00
2 15,02 – 19,52 62,52 - 81,27 Tinggi 0 0,00
3 10,51 – 15,01 43,76 - 62,51 Sedang 76 91,57
4 6,00 – 10,50 25,00 - 43,75 Rendah 7 8,43
Jumlah 83 100,00
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa siswa yang memilih buku bacaan yang baik sebanyak 76 responden atau 91,57% termasuk dalam kategori sedang dan sebagian kecil yang termasuk dalam kategori rendah yaitu 7 responden atau 8,43%.
5) Teman Sekelas
Indikator teman sekelas terdiri dari 2 item pertanyaan yang mengungkap jalinan kerja sama antara teman dan bentuk kerja sama dalam kelas. Berdasarkan hasil penelitian indikator teman sekelas dalam dapat dirangkum dalam Tabel 4.11 berikut ini.
(1)
minat baca siswa menjadi rendah. Penataan yang baik dan koleksi buku yang lengkap disertai dengan fasilitas internet yang dapat mengakses semua informasi yang berhubungan dengan pelajaran sosiologi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca siswa. Dengan meningkatkan minat baca siswa yang akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar sosiologi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar sosiologi adalah guru. Guru yang dapat menerangkan pelajaran dengan jelas, dengan menggunakan variasi mengajar yang bervariasi, yang selalu hadir tepat waktu dan dapat menerangkan pelajaran dengan kecapatan yang sedang akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Dalam hal minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi, peran guru juga sangat penting. Dorongan dari guru sangat dibutuhkan karena dapat meningkatkan motivasi siswa dalam membaca
3. Kendala meningkatkan minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi Sedangkan kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal tahun ajaran 2008/2009 sebagian besar termasuk dalam kategori sedang. Hal ini memberikan gambaran bahwa adanya kelemahan-kelemahan baik fisik maupun non fisik yang menghambat proses pemahan isi buku pelajaran sosiologi. Rasa suka terhadap buku-buku pelajaran sosiologi yang sebagian besar masih belum dapat menyukai dengan baik, hal itulah yang menjadikan masalah kenapa pelajaran sosiologi belum memperoleh prestasi belajar yang baik. Disamping dipengaruhi oleh beban siswa untuk menguasai semua
(2)
79
materi pelajaran di sekolah, juga dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam kegiatan-kegiatan esktrakurikuler maupun keikutsertaan dalam bimbingan-bimbingan belajar atau les untuk meningkatkan pelajaran lain misalnya bahasa inggris, ekonomi akuntansi dan lain-lain.
Keluarga yang harmonis merupakan dambaan setiap manusia. Keluarga yang harmonis selalu tercipta komunikasi dua arah antara anak dan orang tua. Antara anak dengan anak dan antara ayah dan ibu. Keluarga yang harmonis akan selalu memberikan masukan-masukan kepada anggota keluarga, jika dalam anggota keluarga menemui suatu kesulitan misalnya dalam kebutuhan bahan bacaan yang diinginkan oleh anaknya. Jika keluarga memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh anaknya, maka akan meningkatkan minat membaca mereka pada buku sosiologi tersebut. Dengan demikian akan tercipta suasana yang menyenangkan dalam keluarga tersebut, sehingga prestasi belajar yang diperoleh pun juga akan semakin baik pula.
Disamping sebagai mahkluk individu, manusia juga termasuk dalam makluk sosial, lingkungan tetangga tidak bisa diabaikan begitu saja. Lingkungan tetangga yang baik akan dapat mendukung suasana membaca siswa pada saat belajar dirumah. Lingkungan yang selalu terjadi keributan atau kericuhan akan dapat mengganggu membaca siswa. Lingkungan yang bising juga dapat mengganggu suasana membaca sehingga mereka tidak konsentrasi terhadap bacaan.
(3)
82 A. Simpulan
Berdasarkan hasil bab-bab pendahulunya yaitu bab I, bab II, bab III, dan bab IV, skripsi dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi (kasus siswa SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2008/2009) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Minat siswa pada mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2008/2009 termasuk dalam kategori sedang.
2. Faktor-faktor minat baca buku referensi mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2008/2009 termasuk dalam kategori sedang.
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan minat membaca siswa pada SMA Negeri 1 Sukorejo Kendal Tahun Ajaran 2008/2009 yaitu dalam kategori sedang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1. Para siswa ditempatkan di lingkungan kelas yang akan membuat merasa ingin membaca terus,seperti di perpustakaan.
(4)
83
2. Guru dapat membantu dengan menunjukkan bacaan apa saja yang baik bagi siswa, baik itu bacaan dalam mata pelajaran maupun di luar pelajaran. 3. Pada waktu yang penting bagi anak-anak seperti kenaikan kelas, hari ulang tahun, orang tua dapat memberi mereka buku-buku yang menarik hati mereka. Hal itu tentu akan menggembirakan dan membuat mereka lebih cinta kepada buku dan orang tuanya.
(5)
84
Arikunto, Suharsimi. 1996. Proses Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta
--- 1998. Proses Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
Dan Penilaian. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
--- 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi SMA & MA. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas
Gie, T. L. 1988. Cara Belajar Yang Efektif. Yogyakarta : Pusat Kemajuan Studi Ginting, Cipta. 2003. Kiat Belajar Di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo
Gunawan, Ary. H. 2000. Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi Tentang Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Husein, Umar. 1998. Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Inayah, 2007. Pengaruh minat membaca dan Pemanfaatan Sumber belajar Ekonomi di Perpustakaan Terhadap Hasil belajar Ekonomi Siswa kelas XI IPS SMA N 3 Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2006/2007. Semarang: UNNES
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Jakarta : Balai Pustaka --- 2002. Jakarta : Balai Pustaka
Munib, Achmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES
Poerwadarminto. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud Rachman, abd. dkk. 1985. Minat Baca Murid SD Di Jawa Timur. Jakarta : Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud
(6)
85
Santoso, Totok. 1988. Layanan Bimbingan Belajar Di Sekolah Menengah. Salatiga : Satyawacana
Slameto. 1991. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1996. CBSA dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algresindo
Tampobolon.D,P. 1990. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif Dan Efisien. Bandung : Angkasa
Tarigan, H. G, dkk. 1986. Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
Walgito, Bimo. 1981. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM
Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia
Wiryodijoyo. Suwaryono. 1989. Membaca : Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta : Depdikbud & Dirjendikti
Wuryani. Sri Esti. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo