Belajar mandiri sebagai proses metode mengandung makna bahwa belajar mandiri dijadikan sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan
dimana siswa diberikan kemandirian yang relatif lebih besar dalam menetukan tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran dan evaluasinya.
Belajar mandiri sebagai produk tujuan mengandung makna bahwa setelah mengikuti pembelajaran tertentu siswa diharapkan menjadi
seorang siswa mandiri independent learner. Dalam konteks yang kedua ini, belajar mandiri dianggap sebagai ketrampilan hidup yang harus
dikuasai oleh setiap orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dunia industri sangat mengharapkan lulusan sekolah yang memiliki kemampuan
dalam memecahkan masalah, beradaptasi dengan perubahan-perubahan belajar terus-menerus dan berkolaborasi dengan orang lain. Jadi jelas
bahwa belajar mandiri tidak hanya menjadi metode, tapi lebih jauh merupakan tujuan. Peserta belajar mandiri telah menjadi produk yang
diharapkan oleh setiap institusi pendidikan, karena peserta belajar mandiri juga merupakan kebutuhan dunia kerja.
3. Bahan Belajar Mandiri
Sesuai dengan pengertian belajar mandiri, bahan belajar mandiri adalah bahan belajar yang disusun sedemikian rupa sehingga relatif
mudah dipelajari siswa tanpa bantuan orang lain. Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran telah tersedia pada bahan
belajar mandiri. Namun siswa dapat mencari informasi di tempat lain jika
dirasa masih perlu. Bahan belajar mandiri termasuk bahan belajar terstruktur.
Di samping itu, peristiwa belajar terjadi apabila ditunjang oleh sumber belajar resource-based learning. Bentuk-bentuk sumber belajar
yang perlu dioptimalkan tersebut meliputi:
a. Sumber belajar berupa orang Human resources
Meliputi tutor, guru atau teman sejawat. Dalam penerapannya, peran guru tutor bergeser dari pemberi informasi menjadi fasilitator
dengan cara: 1 Menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan siswa.
2 Merangsang kemauan siswa untuk belajar. 3 Memberi peluang pada siswa untuk menguji mempraktekan
belajarnya. 4 Memberikan umpan balik tentang perkembangan belajarnya.
5 Membantu siswa bahwa apa yang dipelajarinya berguna dalam kehidupannya kontekstual.
Sementara itu, teman sejawat diberdayakan sebagai mitra belajar dengan cara memberikan peluang pada mereka untuk:
1 Belajar dari kesalahan satu sama lain. 2 Saling membantu menyamakan perspektif dari apa yang telah
dipelajari. 3 Membantu satu sama lain mencari bertukar memberi sumber
belajar yang menarik.
4 Mendiskusikan ide-ide atau konsep sulit bersama.
b. Sumber belajar berupa informasi Information-type resources
Secara hitoris, jenis sumber belajar berupa informasi biasanya ditulis disimpan pada kertas seperti buku, modul, jurnal, hand out,
buku panduan, buku tugas, dan sebagainya. Jenis sumber informasi lain, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
antara lain adalah paket belajar berbantuan komputer seperti CD – ROM interaktif dan hypermedia, media komunikasi berbasiskan
komputer seperti computer conferencing, e-mail, online database, dan internet, atau media belajar lain seperti program video, audio,
practical kits dan lain-lain.
Phill Race 1994, dalam Uwes A. Chaeruman, 2004 menyarankan beberapa hal mengenai cara mengoptimalkan kedua sumber belajar
tersebut, sebagai berikut: a. Sumber belajar harus dirancang direncanakan dan dikembangkan
sedemikian rupa sehingga benar-benar atraktif agar dapat merangsang gairah minat mereka untuk belajar mempelajarinya, karena motivasi
untuk belajar sangat penting bagi siswa sehingga mereka mempunyai tanggung jawab untuk belajar secara mandiri.
b. Jangan membiarkan siswa hanya mempelajari bahan belajar tanpa diberikan peluang untuk mempraktekannya. Karena belajar mandiri
tergantung pada belajar sambil melakukan learning by doing.
Sumber belajar yang efektif adalah sumber belajar yang memberikan peluang kepada siswa memilih dan menentukan sendiri tugasnya dan
mempraktekannya. c. Siswa memerlukan umpan balik tentang perkembangan belajarnya.
Sumber belajar harus memungkinkan adanya pemberian umpan balik sebagai respon terhadap kegiatan belajar yang telah mereka lakukan.
4. Konsekuensi Penerapan Sistem Belajar Mandiri