Konsepsi belajar mandiri Kesiapan Belajar Mandiri Siswa Kelas XII Ilmu Alam SMA Negeri 1 Boja Kendal Tahun Ajaran 20052006 Pada Pelajaran Matematika dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

D. Belajar Mandiri

1. Konsepsi belajar mandiri

Ada beberapa istilah yang mengacu pada pengertian yang sama tentang belajar mandiri. Istilah-istilah tersebut antara lain 1 independent learning, 2 self-directed learning, dan 3 autonomous learning. Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian belajar mandiri: a. Belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kemenangan yang lebih besar kepada siswa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya Wedemeyer, 1973 dalam Anung Haryono, 2004. b. Belajar mandiri oleh Knowless 1975 dikutip dari Cheryl Meredith Lowry Eric Digest No. 93, 2004 adalah suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk: 1 Mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri. 2 Menentukan tujuan belajarnya sendiri. 3 Mengidentifikasi sumber-sumber belajar. 4 Memilih dan melaksanakan strategi belajarnya. 5 Mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. c. Mezirow 1985, dalam Cheryl Meredith Lowry-Eric Digest No. 93, 2004 mengemukakan belajar mandiri sebagai kapasitas orang dewasa untuk mengungkapkan pencerminan dirinya dan untuk mengubah hidupnya. d. Candy 1975, dalam Uwes A. Chaeruman, 2004 menyatakan bahwa belajar mandiri dapat dipandang sebagai proses ataupun produk, artinya dapat dipandang sebagai metode atau tujuan. Belajar mandiri sebagai proses metode bermakna bahwa belajar mandiri dijadikan sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan dimana siswa diberikan kemandirian yang relatif besar dalam menentukan aspek derajat kemandirian. Sedangkan belajar mandiri sebagai produk tujuan bermakna bahwa setelah mengikuti pembelajaran tertentu siswa diharapkan menjadi seorang siswa mandiri independent learner. e. Wedemeyer 1973, dalam Uwes A. Chaeruman, 2004 menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar kepada siswa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. f. Rowntree 1992, dalam Uwes A. Chaeruman, 2004 mengutip pernyataan Lewis dan Spenser 1986 menjelaskan bahwa sistem belajar mandiri menerapkan adanya komitmen untuk membantu siswa memperoleh kemandirian dalam menentukan keputusan sendiri tentang: 1 Tujuan atau hasil belajar yang ingin dicapainya, 2 Mata ajar, tema, topik atau isu yang ia pelajari, 3 Sumber-sumber atau metode yang digunakan, dan 4 Kapan, bagaimana serta dalam hal apa keberhasilan belajarnya akan diuji dinilai. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri siswa diberikan kemandirian di segala aspek yaitu: tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Belajar mandiri mempunyai peranan sebagai pemandu perkembangan aktifitas kognitif, dimana perkembangan tersebut akan dipengaruhi oleh pola perilaku sesuai tingkat kematangan kedewasaan yang dicapai seseorang Biggs, 1987. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri Panen, 1997 dalam Anung Haryono, 2004. Belajar mandiri bukan merupakan usaha untuk mengasingkan siswa dari teman belajarnya dan dari instrukturnya. Hal yang terpenting dari proses belajar mandiri ialah peningkatan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada instruktur, pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar.

2. Karakteristik belajar mandiri