tersebut dalam upaya pemanfaatan situs peninggalan sejarah yang terdapat di Magelang sebagai sumber belajar sontak membangkitkan semangat guru-guru
di kedua sekolah tersebut untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dengan metode inovatif yang salah satunya kembali memanfaatkan situs
sejarah sebagai sumber belajar. Namun lagi-lagi dalam upaya pemanfaatannya mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi guru dan siswa
dihadapkan oleh beberapa kendala yang merintangi. Kendala-kendala klasiklah yang menjadi penghambat guru di SMP Tarakanita Magelang dan
SMP N 3 Magelang dalam upayanya memanfaatkan situs sejarah di Magelang sebagai sumber belajar. Mulai dari kendala jarak, waktu, lokasi yang jauh dan
susah dijangkau hingga kendala finansial. Semua itu merupakan beberapa penghambat klasik yang kerap dijumpai dalam upayanya memanfaatkan situs
sejarah di Magelang sebagai sumber belajar. Kendala yang dihadapi guru- guru sejarah dalam masing-masing bentuk pelaksanaannya cukup variatif,
namun bukan menjadi alasan untuk berhenti memanfaatkan situs sejarah tersebut sebagai sumber belajar. Masing-masing guru memiliki upaya-upaya
tersendiri dalam mengatasi kendala yang mereka hadapi dalam pelaksanaan pemanfaatan situs sejarah sebagai sumber belajar.
5. Upaya Guru Sejarah dalam Mengatasi Kendala yang Dihadapi dalam
Memanfaatkan Situs-Situs Sejarah di Magelang sebagai Sumber Belajar untuk Pembelajaran Sejarah di SMP Tarakanita Magelang dan SMPN 3 Magelang
Pemanfaatann situs sejarah yang ada di Magelang dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung bagaimana kreatifitas guru dalam melaksanakan
pembelajarannya dengan menyesuaikan materi dan alokasi waktu. Memanfaatkan situs sejarah dapat dilakukan dengan lawatan sejarah, penelitian sejarah, melalui
media pembelajaran seperti video, film, gambar, transparansi, tape recorder, dan lain sebagainya. Masing-masing bentuk pemanfaatan memiliki kendala yang
berbeda-beda dalam melaksanakannya. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan situs sejarah melalui penelitian
sejarah tentunya akan sangat berbeda dengan guru yang menggunakan metode lawatan sejarah. Masing-masing cara memiliki kelebihan serta kekurangan yang
dalam pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan. Pemanfaatan situs sejarah yang dilakukan oleh guru SMP Tarakanita dengan
metode lawatan sejarah sudah baik. Namun karena ada beberapa kendala yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya seperti kendala waktu, kendala jarak, kendala
finansial, serta hanya beliau tenaga pengampu sejarah yang dia rangkap pula sebagai tentor di Candi tersebut, pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan situs
sejarah menggunakan metode lawatan sejarah hanya terjadi satu kali. Aluisius Agung Wibowo terpaksa mensiasatinya dengan memanfaatkan situs sejarah sebagai
media pembelajaran. Dalam pembelajaran Sejarah yang beliau ampun. Beberapa kali beliau menggunakan media yang Beliau miiki seperti gambar, foto, replika, dan
film. Meskipun tidak menggunakan metode lawatan sejarah, namun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan Aluisius Agung Wibowo tetap memberikan hal
yang positif dan memberikan kesan menarik bagi para siswanya.
Upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan situs sejarah sebagai sumber belajar juga dilakukan oleh Sri Sundari dengan kondisi yang
tidak jauh berbeda dengan Aluisius Agung Wibowo. Sri Sundari juga pernah memanfaatkan situs peninggalan sejarah yang terdapat di Magelang sebagai
sumber belajar. Obyek kajian Sri Sundari ialah pada Situs Candi Borobudur Magelang. Melihat obyek kajian yang jauh dengan sekolah dan disertai kendala-
kendala yang lain, membuat pemanfaatan situs sejarah sebagai sumber belajar sedikit terganggu kendala tersebut. Oleh karena itu Sri Sundari mensiasatinya
dengan menggunakan media gambar dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan media gambar, narasumber tetap bisa memanfaatkan situs Candi Borobudur
sebagai sumber belajar di kelasnya.
Saya perlihatkan gambar atau foto yang berkaitan dengan materi melalui media LCD. Kemudia setelah saya mempertontonkan
kemudian satu persatu saya jelaskan.” Wawancara dengan Sri Sundari pada 24 Juli 2013
Pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan situs sejarah di Magelang sebagai sumber belajar sejarah tidak dipungkiri akan berhadapan dengan
masalah-masalah teknis maupun non teknis yang akan menjadi kendala dalam upaya pemanfaatannya. Namun bagi guru SMP Tarakanita Magelang dan
SMP N 3 Magelang kendala-kendala tersebut tidak serta merta menyurutkan niat serta semangat mereka dalam upaya pemanfaatan situs peninggalan
sejarah di Magelang sebagai sumber belajar. Mereka mengantisipasi kendala- kendala tersebut dengan melakukan pemanfaatan situs peninggalan sejarah di
Magelang sebagai sumber belajar melalui media pembelajaran. SMP Tarakanita Magelang dengan dukungan yayasan dan inovasi pembelajaran
yang diterapkan sanggup menyelenggarakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media grafik dengan di tambah dengan media replika.
Sedangkan bagi SMP N 3 Magelang dengan guru pengampu sejarahnya melaksanakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media grafik.
6. Efektifitas Pemanfaatan Situs-Situs Sejarah di Magelang sebagai Sumber Belajar