60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Batako styrofoam merupakan batako yang dibuat dengan tujuan untuk membuat batako ringan aerated concrete. Bahan penyusun dari batako sendiri
terdiri pasir, semen, air, dan ditambah dengan styrofoam. Dalam proses pembuatannya diperlukan waktu pengeringan ageing yang dilakukan selama 7,
14, 21 dan 28 hari. Setelah waktu pengeringan ageing selesai maka batako diuji sesuai dengan pengujian dalam penelitian yang meliputi densitas, kuat tekan, dan
daya serap air. Berikut adalah hasil pemeriksaan bahan penyusun batako dan pengujian batako.
A. Pemeriksaan Bahan Penyusun Batako
Pemeriksaan bahan penyusun batako dilakukan untuk menentukan layak atau tidaknya bahan-bahan penyusun batako tersebut digunakan dalam
pembuatan benda uji. Bahan-bahan yang diperiksa antara lain : air, semen, pasir dan styrofoam. Berdasarkan beberapa pemeriksaan terhadap bahan
penyusun batako diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Air
Menurut SK-SNI-S-04-1989-F, air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara
visual. Setelah dilakukan pengamatan secara visual yang dilakukan terhadap air di “UD. REJEKI LANCAR BAROKAH” Ungaran yang
digunakan dalam pembuatan batako menunjukkan sifat-sifat yang sesuai dengan SK-SNI-S-04-1989-F, antara lain air tidak berwarna, tidak
61
berbau, tidak mengandung minyak, lumpur dan benda terapung lainnya sehingga air tersebut dianggap memenuhi syarat sebagai bahan campuran
batako.
2. Semen
a. Keadaan Kemasan Semen
Pengujian secara visual mengenai keadaan kemasan semen yang digunakan masih baik, tidak terdapat cacat pada kemasan
robek kemasan, keadaan kemasan kering serta keadaan semen dalam kemasan masih gembur atau tidak memadat dilakukan
dengan cara memijat semen dalam kemasan. b. Keadaan Butiran Semen
Pengujian keadaan butiran semen dilakukan dengan membuka kantong semen kemudian dilihat secara visual mengenai keadaan
butiran semen. Dari hasil pengamatan terlihat semen yang digunakan masih dalam keadaan baik atau tidak ada butiran yang menggumpal.
c. Waktu Pengikatan Semen
Pemeriksaan waktu pengikatan semen sampai penurunan jarum berhenti. Hasil pemantauan penurunan jarum dapat dilihat pada tabel
4.1. Tabel 4.1 Penurunan Jarum
Waktu Menit Penurunan mm
41 30
41 45
41
62
60 40
75 39
90 38
105 31
120 20
135 13
150 11
165 6
180 3
195 2
210 1
225 1
240
Pengikatan awal semen terjadi saat penetrasi jarum vicat sedalam 25 mm. Dari praktikum di atas pada penetrasi sedalam 25
mm terjadi pada antara waktu menit ke-105 sampai menit ke-120. Selanjutnya dilakukan interpolasi untuk mendapatkan waktu
pengikatan awal semen. Grafik waktu pengerasan semen dapat dilihat pada Gambar 4.1.
63
Gambar 4.1 Grafik Waktu Pengerasan Semen Hasil perhitungan didapatkan hasil bahwa penetrasi jarum
vicat sedalam 25 mm terjadi pada menit ke-113,182 113 menit 10,9 detik sehingga dapat diambil dengan ketentuan bahwa waktu ikatan
awal initial time semen tidak boleh kurang dari 60 menit. Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 1.
3. Agregat Halus Pasir Muntilan