2
yang semakin ringan maka akan lebih ringan pula dalam pengangkatan sehingga lebih cepat dalam proses pemasangannya.
Pembuatan batako styrofoam ini tidak lepas dari upaya dalam pemanfaatan limbah yang dalam hal ini akan diambil dari sekitar wilayah
Semarang. Styrofoam yang dimanfaatkan adalah limbah styrofoam yang diambil dari pabrik styrofoam yang ada di Kaligawe Semarang. Dengan
demikian maka penambahan limbah styrofoam tidak akan berdampak begitu buruk terhadap lingkungan karena keberadaannya dapat dimanfaatkan
menjadi batako ringan. Penelitian ini penting dilakukan agar dapat diketahui apakah batako
styrofoam yang nantinya direncakan dalam berbagai macam variasi campuran bisa memenuhi persyaratan sesuai dengan klasifikasi batako bata beton pejal
menurut SNI-03-0348-1989.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Berapa besar pengaruh penambahan styrofoam pada batako terhadap densitas, resapan air dan kuat tekan.
2. Bagaimana komposisi styrofoam dalam pembuatan batako sehingga densitas, resapan air dan kuat tekan dapat memenuhi spesifikasi sesuai
dengan klasifikasi batako bata beton pejal menurut SNI-03-0348-1989 sehingga dari masing-masing perencanaan campuran dapat dikategorikan
sesuai klasifikasi tersebut.
3
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah agar dalam pembuatan dan pengujian batako styrofoam dapat menghasikan kualitas
batako yang baik. Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut :
1. Limbah styrofoam yang digunakan dalam penelitian adalah styrofoam bekas yang diambil dari pabrik di Kaligawe Semarang.
2. Limbah styrofoam yang digunakan dihancurkan terlebih dahulu sehingga memiliki butiran 3mm-10mm dengan persentase 0, 10, 20, 30,
40, 50, 60, 70, 80 dan 90 terhadap volume pasir yang digunakan.
3. Pengujian kekuatan mekanik pada batako styrofoam yang meliputi densitas, daya serap air dan kuat tekan.
4. Pengepresan dalam pembuatan batako menggunakan alat tekan mekanis. 5. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Gresik dengan
kemasan isi 40 kg, tertutup rapat dan butirannya halus tidak menggumpal.
6. Pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir Muntilan. 7. Air yang digunakan dalam pembuatan batako ini adalah air yang berada
di tempat pembuatan yaitu di “UD. REJEKI LANCAR BAROKAH”
Ungaran.
4
8. Batako yang diteliti pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dengan jumlah benda uji densitas dan daya serap air adalah 2 buah sedangkan kuat tekan
berjumlah 3 buah.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini meliputi :
1. Untuk mengurangi limbah styrofoam dan memanfaatkan penggunaannya. 2. Untuk mengetahui densitas batako dari setiap variasi penambahan
styrofoam. 3. Untuk mengetahui persentase daya resap air batako dari setiap variasi
penambahan styrofoam. 4. Untuk mengetahui kuat tekan batako dari setiap variasi penambahan
styrofoam. 5. Untuk mengetahui bobot isi batako dari setiap variasi penambahan
styrofoam. 6. Untuk mengetahui seberapa besar persentase styrofoam yang tepat
sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan batako.
7. Untuk mengetahui kualitas batako tanpa bahan tambahan dan batako dengan penambahan styrofoam.
E. Manfaat Penelitian