Basisdata Spasial Pengembangan Prototipe Spatial Data Mining Untuk Karakterisasi Desa Miskin di Jawa Barat

2.5. Spatial Data Mining

Seperti berbagai bidang riset dan aplikasi lainnya, geografi telah berpindah dari lingkungan miskin-data dan miskin-komputasi ke lingkungan kaya-data dan kaya-komputasi. Bidang, cakupan, dan volume dataset geografik digital terus berkembang dengan cepat. Agen di sektor publik dan swasta mengadakan, memproses dan menyebarkan data digital tentang penggunaan lahan, peubah sosial-ekonomi dan infrastruktur dengan resolusi geografis yang rinci. Berbagai teknologi seperti penginderaan jarak jauh, global positioning sustem GPS, perangkat yang peka lokasi – position aware devices telepon selular, sistem navigasi kendaraan, wireless internet client menyebabkan jumlah data geografik akan meningkat secara eksponensial dalam pertengahan abad ke-21 mendatang. Metode analisis spasial tradisional dikembangkan pada saat biaya pengumpulan data sangat mahal serta tenaga komputasi yang tersedia masih lemah. Peningkatan jumlah data serta beragamnya sifat data geografik digital menyebabkan teknik analisis spasial tradisional kewalahan. Teknik analisis spasial tradisional berorientasi pada informasi sederhana yang berasal dari dataset yang kecil dan seragam. Metode statistik tradisional, khususnya statistik spasial, memiliki beban komputasi yang tinggi. Teknik-teknik tersebut memerlukan penegasan dari pakar corfirmatory dan mensyaratkan peneliti untuk mempunyai dugaan sebelumnya a priori hypotheses. Dengan demikian, teknik analisis spasial tradisional tidak dapat dengan mudah menemukan pola pattern, kecenderungan pattern dan hubungan relationship yang baru dan tidak terduga, yang mungkin tersembunyi jauh di dalam dataset geografik yang sangat besar dan beragam Miller dan Han 2001. Penjelasan mendalam tentang analisis spasial dapat ditemukan dalam Anselin 2004 dan ESRI 2005, sedangkan penjelasan tentang statistik spasial dapat ditemukan dalam Cressie 1993. Penggunaan sistem basisdata spasial yang makin meluas Güting 1994, Worboy 1995, Shekhar dan Chawla 2003 telah merintis peningkatan perhatian bagi spatial data mining. Spatial data mining merupakan the extraction of implicit knowledge, spatial relations, or other patterns not explicitly stored in spatial databases Koperski Han 1995, diacu dalam Koperski et al. 1996. Skema yang menggambarkan proses spatial data mining menurut Chawla et al. 2001 yang diilustrasikan pada Gambar 3. Gambar 3. Proses Spatial Data Mining sumber : Chawla et al. 2001.