Tujuan Penelitian Pengembangan Prototipe Spatial Data Mining Untuk Karakterisasi Desa Miskin di Jawa Barat

Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas merupakan survei rumah tangga yang diselenggarakan setiap tahun. Susenas berfungsi sebagai wahana dalam menghimpun data sosial ekonomi penduduk. Keterangan yang dihimpun antara lain menyangkut aspek demografi, pendidikan, kesehatangizi, perumahanlingkungan, kriminalitas, kegiatan sosial budaya, konsumsipengeluaran rumah tangga, perjalanan wisata dan kesejahteraan rumah tangga. Peubah Susenas yang dikumpulkan dibagi menjadi dua kategori, yaitu peubah pokok kor dan peubah sasaran modul. Peubah kor dikumpulkan setiap tahun, sedangkan peubah modul dikumpulkan setiap tiga tahun. Setiap tahun salah satu dari kelompok peubah modul ditetapkan, yaitu 1 konsumsipengeluaran rumah tangga, 2 pendidikan, kesehatan, dan perumahan serta lingkungan, 3 sosial budaya, kriminalitas, dan wisata nusantara dikumpulkan dari rumah tangga. Pemilihan contoh Susenas umumnya dilakukan dalam 3 atau 4 tahap, yaitu 1 pemilihan sejumlah kecamatan, 2 pemilihan sejumlah desa pada setiap kecamatan terpilih, 3 pemilihan sejumlah wilayah pencacahan wilcah pada setiap desa terpilih, dan 4 pemilihan sejumlah rumah tangga pada setiap wilcah terpilih. Sejak tahun 1993 jumlah contoh Susenas sebanyak 202.000 rumah tangga. Sebanyak 65.000 rumah tangga diberikan daftar pertanyaan modul, sedangkan 137.000 rumah tangga diberikan pertanyaan modul saja. Santoso 2000 menggunakan data Susenas 1996 untuk menghasilkan daftar desa miskin di Jawa Barat.

2.3. Prototyping

Dalam pengembangan sebuah perangkat lunak, sering pengguna telah mendefinisikan tujuan umum dari perangkat lunak yang diinginkan, tetapi tidak melakukan identifikasi rinci dari kebutuhan masukan, pengolahan dan keluaran. Dalam kasus lain, pengembang mungkin tidak yakin tentang efisiensi algoritma yang digunakan, kemampuan adaptasi dari sistem operasi, atau bentuk interaksi antara manusia dengan komputer yang digunakan. Dalam kasus-kasus seperti di atas maka pendekatan pengembangan perangkat lunak yang paling sesuai adalah prototyping Pressman 1992. Prototyping adalah proses yang memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk membuat model dari perangkat lunak yang akan dibangun. Model tersebut dapat dinyatakan dalam tiga bentuk: 1 prototipe berbentuk kertas atau model berbasis PC yang menggambarkan bagaimana interaksi antara manusia dan mesin terjadi, 2 working prototype yang mengimplementasikan beberapa subset dari fungsionalitas yang diinginkan dari perangkat lunak, atau 3 program yang telah ada saat ini yang mengerjakan sebagian atau seluruh fungsionalitas yang diinginkan tetapi memiliki beberapa feature yang akan ditingkatkan dalam usaha pengembangan selanjutnya. Rangkaian kegiatan dalam prototyping digambarkan pada Gambar 1. Gambar 1. Proses Prototyping sumber: Laudon dan Laudon, 2005. Identifikasi Kebutuhan Dasar Langkah 1 Mengembangkan Working Prototype Langkah 2 Menggunakan Prototipe Langkah 3 Pengguna Puas? Prototipe Operasional Revisi dan Perbaikan Prototipe Langkah 4 TIDAK YA