2.1.4.3. Hubungan Debt to Equity DER dan Return on Asset ROA
Terhadap Return Saham
Munawir 2001: 120 kenaikan debt dapat membawa isyarat positif karena keberanian manajer atau emiten meningkatkan leverage, mengekspresikan
keyakinan manajemen tentang prospek perusahaan dan ROA yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para
pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari deviden yang diterima semakin meningkat. Perusahaan memerlukan sumber modal eksternal melalui
pinjaman kredit, sehingga rasio hutang DER megalami peningkatan yang cukup signifikan dan ini berdampak terhadap penurunan tingkat keuntungan
ROA sehingga mengakibatkan perusahaan tidak mampu memberikan keuntungan Return kepada para pemegang saham.
2.1.5. Jurnal Dan Penelitian Terdahulu 1. Michell Suhardi 2005
rasio hutang debt to equity ratio dan tingkat risiko yang diukur dengan beta saham berdasarkan teori capital assest pricing model CAPM. Menunjukan
bahwa rasio hutang dan tingkat risiko tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini disebabkan karena penelitian ini berfokus pada
satu industri tertentu saja, yaitu food and beverages, sedangkan penelitian sebelumnya bersifat lebih umum.
2. Taufik 2007
EVA, ROE dan ROA mempengaruhi stock return sektor perbankan di PT Bursa Efek Jakarta tahun 2002
– 2005, namun dominasinya tidak terlalu besar.
EVA ternyata lebih superior mempengaruhi stock return sektor perbankan dibandingkan dengan ROE dan ROA. Perusahaan di sektor perbankan
sebaiknya melakukan efisiensi di biaya modal atau memilih struktur modal yang optimal dan menoptimalkan pengunaaan asset yang dimiliki, dengan
demikian biaya modal bisa ditekan seminimal mungkin yang akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap nilai EVA, ROE dan ROA perusahaan.
3. Ratna Prihantini 2009
Hasil penelitian bahwa dari kelima variable yaitu variabel inflasi, nilai tukar dan Debt toEquity Ratio DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return Saham. Sedangkan Return On Asset ROA dan Current Ratio CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham pada industri real
estate and property.
4. Santoso 1998
PER dan DER tidak Signifikan mempengaruhi return saham, sedangkan dividen signifikan.
5. I G. K. A. Ulupui 2007
Hubungan antara rasio keuangan pada tingkat individual terhadap return saham. Apabila hubungan antara rasio keuangan dengan return saham satu
tahun ke depan signifikan, dapat dikatakan bahwa rasio keuangan tersebut bermanfaat dalam memprediksi return saham satu tahun ke depan. Sebaliknya,
jika hubungan tersebut tidak signifikan, maka berarti rasio keuangan tidak bermanfaat dalam memprediksi return saham satu tahun ke depan.
2.2. Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dapat diperoleh melalui pemilik perusahaan,
pemegang saham, maupun dari dana pinjaman atau hutang. Keputusan dalam hal pendanaan perlu untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan agar penggunaan dana
tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Menurut Martono dan Agus Harjito 2008:17, berdasarkan sumbernya, dana berasal dari sumber
internal internal financing dan sumber eksternal external financing. Sumber dana eksternal external financing resource merupakan sumber dana yang berasal
dari luar perusahaan. Artinya, dana-dana tersebut tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak lain di luar perusahaan.
Sumber eksternal tersebut terdiri dari hutang pinjaman dan modal sendiri. Dana dari hutang berarti perusahaan meminjam uang atau dana dari pihak lain seperti
hutang kepada supplier, hutang kepada pegawai, hutang kepada perusahaan lain, hutang kepada perusahaan lain, hutang kepada bank dan hutang kepada investor
dalam bentuk obligasi. Dana yang berasal dari modal sendiri terdiri atas modal yang berasal dari pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun saham
preferen. Sumber dana internal internal financing resource merupakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dana internal tersebut terdiri
atas laba yang tidak dibagi laba ditahan dan depresiasi. Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang
memiliki tingkat pengembalian return tinggi. Ditinjau dari kompensasi, Tingkat Pengembalian Return Saham merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Harapan untuk memperoleh Tingkat Pengembalian Return Saham maksimal tersebut dapat diwujudkan
dengan mengadakan analisis dan upaya – upaya yang berkaitan dengan investasi
dalam sahamnya. Menurut Jogiyanto 2001:115 Return saham adalah keuntungan yang
diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gainloss.
Adapun rumus dari Return Saham adalah sebagai berikut :
Sumber:
Jogiyanto 2001:115
Menurut Michell Suharli 2005 Keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan
saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gainloss. Return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham
tersebut aktif diperdagangkan. Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja
keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan
.
proporsi besarnya sumber pendanaan jangka pendek atau panjang terhadap pemakaian aset perusahaan. Untuk
menunjukkan komposisi total hutang hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang semakin besar apabila
dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada keuntungan return saham. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan rasio
leverage DER. Untuk mengukur kemampuan perusahaan tersebut dapat diukur 100
dengan menggunakan rasio profitabilitas ROA. Jika perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal kemungkinan besar akan meningkatkan Keuntungan
return saham. Berdasarkan penjelasan diatas hal pertama yang harus dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan keuntungan return saham adalah dengan cara menunjukan komposisi total hutang. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
pembayaran dividen dapat menggunakan Debt to Equity
Menurut Syamsudin 2004:115 Debt to Equity adalah mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar
hutang. Adapun rumus dari Debt to equity adalah sebagai berikut :
Sumber: Syamsudi 2004:115
Menurut Munawir 2001:117 semakin tinggi Debt to Equity Ratio DER menunjukkan komposisi total hutang jangka pendek maupun jangka panjang
semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat dilihat dari tingkat pengembalian atas asset Return On Asset. Menurut Abdul
Halim 1995:83 Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa
efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan.
Rumus untuk Return On Asset ROA dibawah ini.
Sumber: Abdul Halim2003:83
Return On Asset ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh
kekayaannya. Tinggi rendahnya Return On Asset ROA tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi
dari operasional perusahaan. Teori di atas didukung oleh hasil penelitian Taufik 2007, dimana hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa Jika nilai ROA tinggi maka kemampuan manajemen perusahaan mengoptimalkan asset yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan semakin tinggi dan ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap return saham perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan pemikiran yang ada, maka dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Aktiva Total
Pajak Sesudah
Bersih Laba
ROA