66
4.2.3 Ciri Karakteristik Musik dalam Kesenian Opak Abang
Menurut Bapak Itos Budi Santoso wawancara 8 Maret 2013 selaku Ketua Umum Dewan Kesenian Kendal, menerangkan bahwa ciri
iringan musik yang dipakai dalam Kesenian Opak Abang adalah pengaruh Islam yang kuat pada lirik yang mengandung unsur sholawatan
dan karena penggunaan alat musik rebana sebagai iringan, dengan tidak menutup kemungkinan adanya beberapa pengaruh lain seperti unsur
Cina, Portugis, dan Melayu. Menurut Bapak Aris Salamun wawancara 8 Maret 2013 selaku
Kepala Desa Pasigitan sekaligus Ketua grup Langen Sri Budoyo Bumi, menerangkan bahwa Kesenian Opak Abang merupakan satu-satunya
Kesenian Ketoprak di Kendal yang menggunakan iringan musik rebana terbang, yang menjadikan Kesenian Opak Abang berbeda dibandingkan
kesenian-kesenian yang lain yang ada di Kendal. Berdasarkan video pertunjukan Kesenian Opak Abang yang
berjudul Pandansari Pahlawan Kalpataru di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta pada tanggal 6 Juni 2004, musik yang dipakai dalam Kesenian
Opak Abang berperan sebagai iringan dalam suatu Kesenian Ketoprak. Pada awal acara sebelum acara inti pertunjukan dimulai, iringan musik
sudah mulai dimainkan, lalu ada penambahan dinamik dan waranggana mulai bernyanyi ketika penari gambyong masuk ke panggung sebagai
sambutan ucapan selamat datang bagi para tamu yang hadir. Iringan musik masih berlanjut ketika pemain drama ketoprak mulai masuk ke
67 panggung dengan beberapa adegan tari, lalu iringan musik mulai berhenti
ketika pemain ketoprak mulai berhenti menari dan memulai prolog ataupun dialog. Iringan musik mulai dimainkan lagi ketika ada tokoh
baru yang masuk ke dalam cerita dan juga ketika ada pergantian bagian cerita satu terhadap bagian cerita yang lain, dan iringan musik berhenti
lagi ketika tokoh dalam cerita sudah mulai melakukan percakapan seperti layaknya iringan musik yang digunakan untuk mengiringi kesenian-
kesenian ketoprak lainnya. Iringan musik juga dimainkan lagi ketika terjadi konflik dalam cerita tersebut dengan penambahan tempo dan
dinamik dibandingkan dengan iringan musik ketika masuknya beberapa tokoh dalam panggung. Secara garis besar, urutan ataupun bagian dimana
musik iringan mulai dimainkan ataupun dihentikan masih sama dengan iringan musik kesenian ketoprak pada umumnya.
Ciri ataupun karakteristik bentuk musik yang membedakan Kesenian Opak Abang dibandingkan kesenian ketoprak lainnya adalah
penggunaan alat musik rebana terbang yang sangat dominan pada Kesenian Opak Abang, dan penggunaan lirik yang dinyanyikan
waranggana menggunakan campuran bahasa seperti seperti bahasa Jawa, bahasa Indonesia, maupun sedikit bahasa Arab tergantung pada cerita
dan lagu yang dipakai. Beberapa lagu yang dipakai dalam pertunjukan juga menggunakan lagu asli yang hanya terdapat dalam Kesenian Opak
Abang, dan penciptanya tidak diketahui. Secara umum, bentuk musik yang dipakai terdengar seperti Karawitan, akan tetapi karena dominasi
68 alat musik rebana terbang, menjadikan iringan musik dalam Kesenian
Opak Abang terdengar berbeda dibandingkan dengan kesenian-kesenian ketoprak lain.
Fungsi musik dalam Kesenian Opak Abang pada dasaranya bersifat sebagai pengiring, maka lagu-lagu yang terdapat dalam Kesenian Opak
Abang adalah lagu-lagu pendek dengan durasi waktu yang singkat. Dalam satu pertunjukan, bentuk musik yang dimainkan merupakan
susunan dari lagu-lagu Kesenian Opak Abang, atau dengan bahasa lain lagu-lagu tersebut dimainkan secara medley. Dalam memainkannya, ada
satu bagian tetap yang berperan sebagai pembuka, penutup, dan penghubung antara lagu yang satu dengan yang lainnya.
Gambar 4.7 Adegan Drama Ketoprak dalam Kesenian Opak Abang Sumber: Video Pertunjukan Kesenian Opak Abang di TMII, 6 Juni 2004
69
4.3 Komposisi Musik dalam Kesenian Opak Abang