29
2.5 Kajian Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kajian beberapa penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya.
Suharti, Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Sumatera Barat, 2012. Jurnal yang berjudul: “Komposisi Musik Kasang Bajundai”.
Kehadiran teknologi dan industri dan perkembangan musik-musik populer sangat memberikan pengaruh terhadap perkembangan musik-
musik tradisi, sehingga pesatnya desakan musik populer telah dapat memarjinalkan eksistensi kesenian tradisi khususnya kesenian tari
Benten yang seyogyanya merupakan jati diri kebudayaan masyarakat Pesisir Selatan Minangkabau Sumatera Barat yang sangat pantas
dilestarikan hingga sekarang. Berdasarkan fenomena yang terjadi pada kesenian tersebut di atas, maka menarik untuk ditulis ke dalam sebuah
jurnal dengan rumusan penciptaan sebagai berikut: 1 bagaimana bentuk komposisi musik Kasang Bajundai setelah digarap melodi, ritem, dan
syairnya, 2 bagaimana karakteristik komposisi Kasang Bajundai sebagai sebuah komposisi baru yang berangkat dari Dendang Kasang
iringan Tari Benten dengan fokus pendekatan konsep re-interpretasi tradisi. Adapun teknik garap yang digunakan di dalam komposisi Kasang
Bajundai ini yakni seperti kanon, harmonisasi, call and respons, dinamik, pengolahan tempo dan pengembangan melodi ritme adok.
Komposisi Kasang Bajundai ini didukung oleh beberapa instrumen
30 musik seperti: adok, seruling, vokal, gitar elektrik, tabla, bass elektrik,
drum. Jarmani, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, 2012. Jurnal yang
berjudul: “Tinjauan Instrumen Becak Musik dan Komposisi Musik pada Penyajian Karya Musik Gamang
”. Tujuan kajian ini adalah meminjam hasil penciptaan instrumen becak musik dan bentuk komposisi musik
“Gamang”. Karya musik Gamang tercipta dengan format gamelan orkestra yang dikolaborasikan dari instrumen gamelan Jawa, instrumen
musik barat dan instrumen becak musik. Keunikan karya musik ini terletak pada instrumen becak musik dan bentuk-bentuk komposisi yang
menggambarkan keberadaan becak di kota besar. Instrumen becak musik merupakan hasil eksplorasi komposer pencipta suatu karya musik, yang
memanfaatkan bagian kendaraan becak yang dijadikan instrumen musik yang dibagi menjadi becak gesek, becak tiup, becak petik, becak kayuh
dan becak perkusi. Penciptaan instrumen ini dilakukan dengan pendekatan ilmu akustik organologi. Pengolahan melodi-melodi baru
sebagai kesatuan komposisi yang utuh dilakukan dengan pengolahan melodi dari gamelan pelog yang mempunyai bagian nada 1-2-3-5-6-7,
atau dalam tangga nada diatonis adalah D-Es-F-Gis-A-Bes, yang setelah itu dipadukan digabung dengan instrumen musik barat. Hal ini
dimaksudkan untuk mencipta karya musik yang inovatif dengan memunculkan ide-ide musikal yang kreatif yang dapat dikaji secara
akademis.
31
2.6 Kerangka Berpikir