2.10. Pengembangan Hipotesis
2.10.1. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang
Free cash flow yaitu cash flow perusahaan yang dihasilkan dalam sebuah periode akuntansi, setelah membayar biaya operasi dan pembiayaan yang
diperlukan oleh perusahaan. Cash flow ini mencerminkan keuntungan atau kembalian bagi para penyedia modal, termasuk utang atau equity. Cash flow ini
berperan penting dalam keputusan kebijakan hutang perusahaan. Keputusan yang diambil harus memperhatikan cash flow yang ada diperusahaan, sehingga tidak
terjadi penggunaan arus kas yang tidak dibutukan perusahaan. Dalam memutuskan kebijakan hutang harus memperhatikan keinginan dari pemegang
saham. Menurut Jensen 1986 menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong
manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham. Pemegang saham mengaharapkan dana tersebut dibagikan sebagai deviden
sehingga menambah kesejahteraan mereka. Di sisi lain, manajer lebih menginginkan dana ditahan sebagai persediaan dana internal yang digunakan
untuk membiayai investasi agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Menurut Jensen dan Meckling 1976 dalam teori keagenannya menyatakan
bahwa hal tersebut adalah konflik keagenan agency conflict yaitu terjadi perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajer.
Menurut Karinaputri 2012 menyatakan bahwa dalam teori keagenan, konflik keagenan dapat diminimalisir dengan mekanisme pengawasan yang
mensejajarkan kepentingan-kepentingan pihak terkait. Dengan adanya mekanisme
pengawasan ini menyebabkan munculnya biaya yang disebut dengan agency cost. Biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen
untuk bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual dengan kreditur dan pemegang saham Van Horne dan John dikutip dari Karinaputri, 2012.
Konflik yang terjadi karena perusahaan menghasilkan free cash flow, biasanya menggunakan hutang untuk mengurangi agency cost akibat timbulnya
konflik tersebut Wu, 2004. Penggunaan utang merupakan kebijakan yang efektif untuk membagikan deviden. Adanya deviden tersebut mengartikan bahwa cash
flow yang ada di perusahaan berkurang. Hal tersebut mendorong manajer menggunakan hutang untuk membelanjakan sesuai kebutuhan. Adanya hutang
tersebut dapat mengurangi agency cost pada free cash flow. Indahningrum dan Handayani 2009 menemukan bukti bahwa free cash
flow berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Artinya, semakin tinggi free cash flow yang ada di perusahaan maka perusahaan akan membagikan
cash flow tersebut kepada pemegang saham. Jika perusahaan telah membagikan kepada pemegang saham, maka perusahaan akan menggunakan hutang untuk
pembiayaan operasional perusahaan sesuai kebutuhan. Kebijakan hutang tersebut diambil agar dapat mengurangi konflik agensi antara manajemen dan pemegang
saham. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pertama yang diajukan untuk
penelitian ini adalah: H
1
Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di BEI
2.10.2. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang